Khonghucu

Alam Semesta sebagai Sarana Kehidupan

Ws. Drs. Tan Minggayani, M.Ag

Ws. Drs. Tan Minggayani, M.Ag

Salam Kebajikan. Wei De Dong Tian. Kehidupan manusia sangat bergantung kepada alam sekitarnya. Alam sekitar manusia yang dimaksud, adalah seperti air, udara, tanah, energi. Sumber energi tersebut ada yang tergantikan ada yang tidak dapat digantikan; alias akan habis terpakai. Bila alam kita terganggu atau energi yang kita perlukan menjadi kurang atau sulit didapat, apa yang akan kita lakukan?

Di dunia ini, manusia adalah satu-satunya komunitas yang dapat aktif berperan dalam menjaga dan merawat alam semesta agar dapat tetap tersedia bagi anak cucu kita.

Dalam dunia ini, semua unsur komponen dan komunitas sebenarnya saling terhubung dan memengaruhi satu dengan lainnya. Bila sesuatu atau seseorang sakit, rusak, atau terkena bencana, sebenarnya seluruh isi dunia akan merasakan (menanggung akibatnya). Sebab, seisi dunia ini adalah sesama makhluk Tuhan dalam suatu siklus waktu yang sama. Maka, seyogyanya sebagai makhluk beriman dan berkebajikan, kita berusaha untuk menjaga, merawat, bahkan melestarikan alam kita bersama.

Permasalahan yang timbul saat ini adalah kurang tersedianya sumber sebagai berikut: sumber air yang bersih dan sehat, sumber udara yang bersih dan sehat, tanah yang bersih dan nyaman, energi yang tersedia, sampah yang teratur rapi, dan sikap masing-masing manusia untuk menjaga alam semesta. Hal-hal tersebut memang saling berhubungan dan saling memengaruhi.

Jadi dari mana kita akan mulai memperbaiki alam semesta yang menjadi sarana hidup kita ini? Marilah kita memperhatikan pandangan dari perspektif agama Khonghucu.

Ajaran Khonghucu

Ajaran agama bertujuan untuk membimbing manusia agar dapat memuliakan hubungan dengan Tuhan, alam manusia, dan alam semesta. Dalam ajaran San cai (Sam cai) seperti terdapat dalam Kitab Yi Jing, dijelaskan: Tian Dao hakekat hukum Tuhan, Qian (Khalik) adalah Maha Pencipta, Tian Dao bersifat Yin Yang.

Di Dao yang membentuk unsur alam semesta, dan Di alam semesta pada Di Dao berwujud sifat keras dan lunak (Gang Rou). Ren Dao mensifatkan nilai kebajikan dalam diri manusia, dan Ren manusia, merupakan ciptaanNya, bersifat Ren Yi, cinta kasih dan kebenaran.

Pada manusia, Ren Dao bersifat nilai kebajikan Ren Yi cintakasih dan kebenaran. Menurut Xs Buanajaya, pola hidup seimbang yang mengaplikasikan ajaran San Cai, yaitu dengan melakukan ritual agama (upacara, korban suci) kepada Tian Yang Maha Esa, selalu menciptakan rasa aman, toleransi, dan pengabdian yang tulus antar sesama manusia, serta menjaga keberadaan alam baik itu flora dan fauna sebagai sarana hidup manusia dengan cinta kasih.

Kepada Tian, adalah Tuhan Yang Maha Esa, menyimbolkan sifat positif, ayah, Maha Pencipta, Maha Pelindung, Maha Penjalin, Maha Abadi Hukum Nya. Kepada Di, (bumi), sifat negatif, ibu, alam, penerima sekaligus pemberi berkah. Kepada Ren, (manusia), aktivis, yang difirmankan oleh Tian, sebagai pengguna sekaligus pemelihara alam beserta isinya.

Tiga hal utama ini disebut: Tian (Tuhan); Di (alam bumi); dan Ren (alam manusia berjalan sejajar, namun saling berkaitan dan mempengaruhi). Begini hubungannya: Tian (sebagai “bapak”) mencurahkan berkahnya diterima oleh Bumi (ibu) dan dipergunakan oleh manusia (anak). Maksudnya, Tian sebagai pencipta alam semesta beserta isinya mempunyai otoritas yang mutlak, tidak dapat dipengaruhi oleh apapun. Tian selalu mencurahkan berkat, membuat alam semesta selalu tertib teratur untuk menghidupi bumi beserta isinya, makhluk hidup termasuk manusia didalamnya.

Bila kita disiplin dalam melaksanakan upacara dan tepat pada waktunya, niscaya alam pun akan menjadi lebih teratur dan mendatangkan kedamaian. Karena dengan melakukan sembahyang apalagi dilakukan bersama-sama akan membuat nilai kerukunan dalam keluarga maupun bermasyarakat lebih dekat dan akrab. Bila hubungan antar manusia dekat, maka akan menciptakan rasa tenggang rasa, tepa selira lebih diutamakan.

Hubungan antara Tuhan (Tian) dan manusia bergantung pada iman yang dimiliki manusia. Ajaran Tian Dao, ajaran Jalan Suci Tian adalah ajaran untuk mengenal dan mengetahui tata susila manusia, adalah ajaran Ren Dao (jalan suci manusia), dan untuk mengetahui dan mengenal hukum bumi, adalah Di Dao (jalan suci bumi).

Di dalam kitab Yi Jing diuraikan bahwa Di (bumi) mempunyai sifat menanggapi atau menerima, dan patuh mengikuti Tian. Bumi mendukung segenap benda dan luas sehingga segenap makhluk hidup dan benda tumbuh dan berkembang darinya. Berikut akan penulis jelaskan hubungan antara Tian- Bumi dan manusia, semoga dapat memperjelas peran manusia dalam dunia ini.

Tian (Yuan, Heng Li, Zhen)

Di (menanggapi, menerima, patuh)

Ren "Watak Sejati" (Ren, Yi, Li, Zhi)

Sifat-sifat Tuhan (Tian) --- Maha Pencipta (Yuan) Maha Menjalin (Heng), Maha Pemberkah (Li) dan Maha Abadi hukumnya (Zhen) --- diturunkan menjadi Watak Sejati pada manusia berupa Cinta Kasih (Ren), Kebenaran (Yi), Kesusilaan (Li), Kebijaksanaan (Zhi). Dengan watak sejati manusia yang baik, seharusnya tanah (Di) ini akan terjaga dan lestari.

Apa yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian alam?

Di lingkungan rumah tangga, sebagai diri yang terbina baik kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup, kita dapat mulai membiasakan sejak usia dini melakukan sejumlah hal berikut: mematikan listrik bila tidak digunakan; selalu memeriksa ruangan dan lampu, AC, TV yang tidak lagi diperlukan untuk dimatikan; mematikan kran air dan menggunakan air seperlunya; memilih gayung yang berukuran sedang, mencuci pakaian sekaligus, membuang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman juga. Atau air digunakan untuk membersihkan teras, membersihkan kamar mandi (tidak dibuang begitu saja).

Di lingkungan masyarakat, kita dapat membersihkan sampah, selokan, dan membuang sampah pada tempatnya; menanam dan merawat pohon, tanaman sebagai sumber oksigen; menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat energi; menggunakan sepeda, motor atau mobil sumber tenaga baterai; serta bersama-sama menggunakan kendaraan umum.

Sikap lainnya adalah membentuk gerakan peduli lingkungan hidup bersama komunitas lain; serta gerakan sungai dan sumber airbersih, taman dan tanaman asri, jalan dan trotoar rapi dan teduh.

Di lingkungan industri, kita misalnya membuat peraturan – undang-undang menjaga kebersihan lingkungan; membuat undang-undang menanam kembali sumber bahan pokok industri; menjaga dan membersihkan pantai dan laut, bila kita tinggal di dekat pantai atau bahkan keluarga mencari nafkah dari pantai.

Tindakan lainnya, membuat produk dari benda daur ulang; membuat pupuk atau produk lain dari sampah; mengurangi pengeluaran karbondioksida skala besar; memanfaatkan energy angin, air, matahari semaksimal mungkin; memanfaatkan lahan semaksimal mungkin agar dapat berdaya hasil; serta menghentikan penggundulan hutan dan penebangan pohon illegal.

Marilah kita saling mengingatkan, memberi contoh agar kehidupan kita semakin baik, sehat, dan makmur. Di samping memohon ke hadirat-Nya, tentu semua itu hanya dapat kita capai bila kita bergotong-royong berusaha bersama-sama. Hanya kebajikan berkenan kepada Tuhan, Shanzai!!

Ws. Dra.Tan Minggayani, M.Ag (Rohaniwan Khonghucu)


Editor: Moh Khoeron

Khonghucu Lainnya Lihat Semua

Js Jenny Sudjiono (Rohaniwan Khonghucu)
Berkah di Jalan Tian

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan