Buddha

Bermimpi dalam Hidup

Ilustrasi Buddha Wacana

Ilustrasi Buddha Wacana

Tatrābhiratimiccheyya, hitvā kāme akiñcano, pariyodapeyya attānaṁ, cittaklesehi paṇḍito. Dengan meninggalkan semua kesenangan indria dan kemelekatan, demikianlah hendaknya orang bijaksana membersihkan dirinya dari noda-noda pikiran. (Dhammapada, Syair 88)

Setiap orang tentu pernah bermimpi, entah mimpi buruk atau mimpi baik. Dalam arti umum, mimpi merupakan sesuatu yang dialami atau dilihat dalam tidur. Tidak semua orang dapat mengingat dengan baik mimpi yang dialaminya. Namun tidak sedikit pula orang yang memiliki kesan mendalam atas mimpinya yang dramatis seperti sesuatu yang mencekam.

Begitu menariknya persoalan mimpi selama ini, sampai akhirnya dicatat dan dibukukan, yang disebut primbon. Melalui primbon tersebut kemudian orang yang mengalami mimpi mencari padanan atas mimpi dan arti mimpi yang memengaruhi hidupnya.

Dalam pandangan agama Buddha, ketika menjelang tidur, seseorang dapat masuk dalam kondisi mimpi. Mimpi dapat timbul di saat kondisi mengantuk, di mana pikiran masih aktif sebelum masuk ke dalam kondisi pikiran yang tidak aktif (tidur nyenyak). Sebagaimana dijelaskan dalam kitab komentar Vibhanga, bahwa mimpi tidak timbul dalam kondisi tidur, karena dalam kondisi tidur pikiran tidak aktif.

Apa yang dimimpikan seseorang timbul dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan sebelumnya. Aktifitas tersebut dapat bersumber dari ucapan, perbuatan maupun pikiran. Jika pikiran diliputi pengalaman yang tidak menyenangkan, maka mimpi yang tidak menyenangkan atau mimpi buruklah yang akan dialaminya. Jika pikiran diliputi dengan pengalaman yang menyenangkan, maka mimpi indah yang akan dialaminya.

Untuk itu, sebagai umat Buddha, hendaknya selalu mengembangkan cinta kasih agar hidupnya diliputi dengan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Sehingga, jika dalam hidupnya mengalami mimpi, maka mimpi indah yang muncul.

Dalam kehidupan saat ini, mimpi indah menjadi perhatian bagi setiap orang yang ingin sukses. Mimpi indah dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk meraih sukses. Mimpi buruk yang menghambat pencapaian kesuksesan hidup ditinggalkan. Hal yang perlu dilakukan hanyalah segera melakukan upaya untuk mewujudkan mimpi indah. Jangan hanya puas dengan mimpi indah yang dialaminya. Demikian pula, segera melakukan upaya memperbaiki perbuatannya ketika mimpi buruk datang.

Guru Agung Buddha menjelaskan dalam Kitab Anguttara Nikaya bahwa untuk mewujudkan mimpi indah (impian), dapat dilakukan dengan mengembangkan lima kekuatan (Pancabala), yaitu:

Pertama, memiliki keyakinan (Saddha) yang kokoh terhadap kebenaran Dhamma. Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya. Jika keyakinan itu dipraktikkan dengan benar akan membawa pada kemajuan secara duniawi maupun batin.

Kedua, memiliki semangat (Viriya) yang kokoh dan kuat. Dengan memiliki semangat yang selalu terjaga baik maka ketika terjadi permasalahan akan memiliki ketahanan untuk menyelesaikannya.

Ketiga, memiliki perhatian (Sati) yang baik terhadap impian yang ingin dicapai. Sikap fokus pada hal yang sedang dikerjakan serta tidak terganggu pada kondisi-kondisi lain, menjadi penunjang tercapainya impian dengan hasil yang maksimal.

Keempat, melatih diri dalam Samadhi penting untuk terus dilakukan. Samadhi melatih pikiran untuk berkonsentrasi, selain itu juga mengkondisikan seseorang untuk melihat ke dalam diri sendiri.

Kelima, tidak semua tujuan bisa dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Maka, dalam menghadapi kondisi tersebut, sikap bijaksana (Panna) perlu untuk dikembangkan. Tidak kecewa berlebihan ketika impian tidak tercapai, tetapi pada saat yang sama mengembangkan kebijaksanaan dengan cara terus berusaha.

Jangan pernah takut bermimpi dalam hidup, karena mimpi merupakan fenomena yang diciptakan pikiran dan juga merupakan aktifitas pikiran.

Ketika seseorang tidak ingin mengalami mimpi, maka harus dapat tidur dengan nyenyak. Ketika seseorang telah dapat tidur nyenyak, disitu kondisi pikiran tidak aktif sehingga mimpi tidak muncul. Agar seseorang dapat tidur dengan nyenyak, hal yang dapat dilakukan adalah membebaskan pikiran dari kebodohan, keserakahan, kemarahan, dan kebencian.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Ilustrasi
Kasih Sayang Ibu
Buddha Wacana
Keyakinan Benar

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan