Hindu

Moksartam Jagathita Ya Ca Iti Dharma

Ir Ketut Gitra (Rohaniwan Hindu)

Ir Ketut Gitra (Rohaniwan Hindu)

Om Swastyastu. Moksartam adalah tujuan tertinggi dalam agama Hindu. Sedangkan Jagathita adalah kesejahteraan, kemakmuran, dan kebahagiaan setiap orang.

Moksartam Jagathita Ya Ci Iti Dharma adalah tujuan hidup untuk mencapai kesejahteraan di dunia ini maupun mencapai moksa, yaitu kebahagiaan di akhirat kelak, atau “jalan untuk mencapai Moksa”.

Untuk mencapai Moksartam Jagathita Ya Ci Iti Dharma ini diawali dengan Wiwaha Samskara yang suci dan benar, yaitu dengan tr saksi. Pertama, Butha Saksi, bersaksi kepada alam semesta, proses Pekalan-kalan yang pelaksanaannya di bawah, untuk mensucikan bibik laki-laki yang disebut dengan Sukla dan bibit wanita yang disebut Swanita.

Kedua, Dewa Saksi, bersaksi kepada para Dewa yang merupakan manifestasi dari Tuhan “Hyang Widhi” pelaksanaan di atas disebut dengan nama “Widhi Widana”. Ketiga, Manusa Saksi, bersaksi kepada manusia, bahwa betul telah disaksikan oleh keluarga dan tetangga.

Dengan proses tri saksi ini, perkawainan menjadi sah secara Agama Hindu, diharapkan akan menghasilkan keturunan yang Suputra. Su = baik, Putra = anak, Suputra adalah anak yang baik, menurut apa yang diperintahkan oleh orang tuanya.

Anak yang suputra ini bisa untuk mencapai Moksartam Jagathita Ya Ci Iti Dharma melalui jalan “Catur Purusa Artha”, yaitu: dharma (kebenaran yang absolut yang kekal dan abadi), artha (kekayaan untuk melanjutkan kehidupan), kama (nafsu sifat alamiah dari manusia), dan moksa (kebebasan dari ikatan keduniawian.

Tubuh atau badan adalah alat untuk mencapai moksa, tanpa badan tidak aakn bisa untuk mencapai moksa. Para Dewa pun bila ingin untuk mencapai Moksa maka harus lahir ke dunia dengan mengambil ujud badan manusia.

Moksa pada umumnya bisa dicapai setelah meninggal, baik ada jasad atau tidak, tetapi yang pasti bila mencapai Moksa tidak akan lahir kembali atau berreinkarnasi.

Ada juga Moksa semasa hidup yang disebut dengan “Jiwan Mukti”, di mana kondisi Jiwa betul-betul bebas dari daya tarik duniawi, semasa hidup di dunia.

Keadaan demikian bukan mustahil bisa dicapai semasih hidup di dunia. Salah satu contoh adalah “Maha Raja Jenaka” dan “Maha Rsi Sukha”.

Maha Rsi Sukha adalah putra dari Baghawan Abyasa. Sebagaimana diketahui, Baghawan Abyasa mengumpulkan kitab suci Weda menjadi Catur Weda dengan empat muruidnya yang kita warisi sampai sekarang.

Baghawan Abyasa menyuruh anaknya, “Maha Rsi Sukha” untuk berguru ke “Maha Raja Jenaka”, untuk mencapai Jiwan Mukti.

Disamping hal tersebut diatas perlu kita lakukan setiap hari adalah “Berdoa” dengan menyebut Nama Tuhan (Nama Smaranam), Kirtanam – Kirtanam suci, Sewanam dan yang lainnya.

Untuk “Berdoa” lakukan setiap hari, setiap saat mulai dari bangun tidur pada pagi hari sampai kita tidur pada malam harinya, di mana pun kita berada, baik di rumah, di kantor, maupun di jalan bahkan saat menyetir mobil.

Doa yang baik dimulai pada saat “Brahma Muhurta”, “Trisandya” tiga kali sehari, pagi menjelang matahari terbit, siang menjelang matahari condong ke barat, dan sore menjelang matahari terbenam, dan “Doa – Doa” lainnya.

Kesimpulannya, untuk mencapai “Moksartam Jagathita Ya Ca Iti Dharma” mari kita awali dengan berubah, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, dan mulai saat ini juga.

Di samping juga apa yang sudah disampaikan di atas, melalui Wiwaha Samskara yang benar, berdoa setiap hari, berprilaku yang baik dan lain sebagainya.

Demikian, semoga bermanfaat. Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Ir Ketut Gitra (Rohaniwan Hindu)


Fotografer: Istimewa

Hindu Lainnya Lihat Semua

I Gusti Agung Istri Purwati, S.Sos, M.Fil.H (Penyuluh Agama Hindu Kankemenag Badung, Bali)
Mengatasi Stres

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua