Buddha

Aktualisasi Moderasi dalam Perayaan Trisuci Waisak 

Infografis: Mega Halimah

Infografis: Mega Halimah

“Yāvakīnca, ānanda,

vajjī samaggā sannipatissanti,

samagga vutthahissanti samaggā vajjīkaranīyani karissanti,

vuddhiyeva, ānanda, vajjīnam pāțikańkhā, no parihāni,”

Ananda, selama para Vajji bertemu dengan rukun,

berpisah dengan rukun, dan melaksanakan tugas dengan rukun,

maka kemakmuranlah yang diperoleh,

bukan kemundurannya.

(Mahāparinibbāna Sutta, Digha Nikaya 16)

Hari Raya Trisuci Waisak merupakan salah satu perayaan terpenting dalam agama Buddha. Hari Raya Trisuci Waisak dimaknai untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam ajaran agama Buddha, yaitu: (1) kelahiran Siddharta Gautama, (2) pencapaian pencerahan oleh Petapa Siddharta, dan (3) parinibbana Sang Buddha Gautama. Pada tahun 2023, perayaan Hari Trisuci Waisak kembali menawarkan kesempatan bagi umat Buddha untuk memahami dan mengaktualisasikan konsep moderasi dalam praktek keagamaan.

Moderasi merupakan konsep sentral dalam ajaran Buddha, yakni Jalan Tengah. Buddha mengajarkan agar umatnya menghindari ekstremisme dan menemukan keseimbangan dalam segala hal. Moderasi melibatkan penghindaran terhadap kelebihan dan kekurangan, serta mengembangkan sikap tengah yang bijaksana untuk berbagai hal.

Dalam konteks perayaan Trisuci Waisak, aktualisasi moderasi memainkan peran penting dalam menghormati ajaran Buddha, sehingga mampu mencapai keseimbangan spiritual. Perayaan Trisuci Waisak, merupakan momentum bagi umat Buddha untuk mengaktualisasikan prinsip moderasi dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tampak pada kegiatan-kegiatan keagamaan yang melibatkan berbagai majelis atau organisasi keagamaan Buddha yang berbeda-beda namun memiliki satu prinsip yanag sama yaitu kebersamaan dan persatuan.

Merujuk pada hal tersebut, perayaan Hari Trisuci Waisak menjadi salah satu cara untuk mengaktualisasikan kehidupan yang moderat di lingkungan intern umat Buddha. Aktualisasi dapat diwujudkan dengan melakukan kegiatan bersama, seperti kerja bakti di lingkungan vihara, bersih makam, syukuran Hari Raya Trisuci Waisak, saling berkunjung dan memberi ucapan pada Hari Raya Trisuci Waisak atau dengan mengenakan pakaian sederhana dalam momen Hari Raya Trisuci Waisak sehingga tidak menunjukkan identitas organisasi yang menaunginya. Melalui aktualisasi yang dikemas dalam berbagai kegiatan tersebut, dapat mencerminkan sikap saling menghormati, toleransi, dan kerukunan di antara umat Buddha dan lintas agama sebagai implementasi moderasi.

Umat Buddha dapat mempraktikkan kegiatan spiritual yakni dengan melaksanakan meditasi dan introspeksi yang mendalam, menemukan keseimbangan emosi dan pikiran, serta mengembangkan kesadaran penuh terhadap pengalaman kehidupan, mengambil bagian dalam puja (penghormatan) dan khotbah-khotbah Dhamma, memperdalam pemahaman tentang ajaran Buddha yang nantinya dapat mendukung penerapan prinsip-prinsip moderasi dalam praktek keagamaan Buddha.

Aktualisasi moderasi dapat membawa keseimbangan dalam hubungan antara individu dan lingkungan, menemukan kedamaian batin, dan mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh ketamakan serta keinginan tak terkendali. Melalui pemahaman dan praktik moderasi, umat Buddha dapat mewujudkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Aktualisasi moderasi dalam perayaan Trisuci Waisak Tahun 2023 bukan hanya sebatas tindakan seremonial, tetapi juga merupakan suatu kesempatan untuk mengaplikasikan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan di masyarakat sering dipenuhi dengan keinginan yang tak terbatas, moderasi membantu individu untuk mengembangkan disiplin diri, mengendalikan hawa nafsu, dan menghormati keseimbangan alam.

Perayaan Hari Trisuci Waisak Tahun 2023 membangun hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan sesama manusia. Melalui hal tersebut, momen Hari Trisuci Waisak akan dapat menciptakan dunia yang lebih rukun, damai, dan sejahtera.

Selamat merayakan Tri Suci Waisak 2567 TB/ Tahun 2023.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Semoga semua makhluk berbahagia

Sadhu sadhu sadhu

Penulis: Jumiah, S. Ag (Penyuluh Agama Buddha PNS Kabupaten Pati)


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua