Buddha

SAMĀDHI BALA

Buddha Wacana

Buddha Wacana

Mā pamādaṁ anuyuñjetha, Mā kāmaratisanthavaṁ. Appamatto hi jhāyanto, Pappoti vipulaṁ sukhaṁ.

Jangan terlena dalam kelengahan, jangan terikat pada kesenangan-kesenangan indria. Orang yang waspada dan rajin bersamadhi, akan memperoleh kebahagiaan sejati.(Dhammapada, Syair 27)

Kebahagiaan hidup secara duniawi dan spiritual menjadi idaman setiap orang. Untuk mencapainya, berbagai usaha akan dilakukan. Setelah berjuang, ada sebagian orang yang berhasil meraih kehidupan yang bahagia. Namun, sebagian besar orang masih terus berjuang untuk dapat mewujudkan harapan tersebut.

Umumnya, masyarakat berpandangan bahwa kebahagiaan hidup berasal dari faktor eksternal di luar dirinya. Padahal sebenarnya, hal itu dipengaruhi oleh faktor internal dalam dirinya sendiri. Kebahagiaan dan ketidakbahagiaan hidup seseorang akan sangat ditentukan oleh diri masing-masing.

Dalam Anguttara Nikaya III.10, faktor internal dalam diri ini dikenal sebagai lima kekuatan Dhamma (Pañcabala). Terdiri dari: kekuatan keyakinan (saddhā bala), kekuatan semangat (viriya bala), kekuatan perhatian (sati bala), kekuatan konsentrasi / keteguhan pikiran (samādhi bala), dan kekuatan kebijaksanaan (pañña bala). Lima kekuatan Dhamma ini saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan lainnya.

Siapapun yang ingin hidup bahagia seyogianya memanfaatkan dan mengembangkan lima kekuatan Dhamma ini untuk mencapai kebahagiaan. Karena pada dasarnya, setiap orang memiliki Pañcabala dalam dirinya.

Samādhi bala adalah salah satu kekuatan yang patut dimiliki setiap orang. Kekuatan konsentrasi / keteguhan pikiran memiliki keterkaitan dengan meditasi (samādhi).

Di tengah sangat liarnya pikiran yang sedemikian cepatnya berproses tanpa dapat disadari oleh pemikiran biasa, maka pengamatan terhadap pikiran menjadi bagian penting dalam ajaran Buddha. Jika selama ini pikiran yang mengendalikan kehidupan kita, maka sudah saatnya kita dapat mengendalikan pikiran. Hanya dengan melatih konsentrasi melalui meditasi, kita dapat mengendalikan pikiran sendiri.

Ada dua macam meditasi dalam agama Buddha, yaitu: meditasi ketenangan (samatha-bhāvanā) dan meditasi pandangan terang (vipassanā-bhāvanā). Vipassanā-bhāvanā merupakan sari dari ajaran Guru Agung Buddha.

Meditasi adalah metode latihan pemusatan pikiran pada sebuah obyek; sebagai pendekatan psikologis untuk pengembangan dan pemurnian pikiran. Meditasi merupakan sarana pelatihan mental dan pengembangan spiritual yang memberikan manfaat yang sangat besar untuk mencapai ketenangan (jhana) dan pencerahan.

Dengan melatih meditasi secara rutin dan berkesinambungan dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan memiliki kesadaran penuh akan apa yang dilakukannya; baik ketika berpikir, berucap dan berperilaku.

Pengendalian diri diawali dengan pengendalian pikiran dalam meditasi, yang juga nantinya akan berpengaruh pada tingkah lakunya dalam kehidupan. Meditasi menjadi sarana untuk pemusatan pikiran yang memberikan manfaat untuk mencapai ketenangan di tengah sangat liarnya pikiran manusia.

Seseorang yang tekun melatih meditasi akan memiliki konsentrasi pikiran yang penuh kesadaran. Dengan menyadari pentingnya konsentrasi pikiran, seseorang akan dapat memiliki perhatian yang terpusat pada suatu obyek. Sehingga mengkondisikan untuk mencapai ketenangan.

Melalui meditasi, pikiran akan terkonsentrasi dengan memiliki perhatian penuh pada suatu obyek dan pikiran pun mencapai ketenangan. Seseorang yang secara tekun dan konsisten melatih meditasi akan memiliki konsentrasi / keteguhan pikiran dalam berbagai aktifitas yang dilakukannya.

Samādhi bala hendaknya dikembangkan pada segala aspek dalam kehidupan sehari-hari. Samādhi bala membuat seseorang akan dapat memusatkan pikiran secara teguh. Pikirannya pun akan menjadi lebih terarah, lebih terkontrol dan memiliki pikiran yang mantap serta kemantapan batin terhadap hal yang dilakukan.

Dengan kemantapan pikiran dan kemantapan batin, pikiran akan berkonsentrasi penuh pada hal yang sedang dilaksanakan. Sehingga akan mendapatkan hasil yang terbaik.

Marilah menumbuhkembangkan Pañcabala, termasuk samādhi bala secara sempurna dalam batin masing-masing. Agar kebahagiaan hidup secara duniawi dan spiritual dapat kita peroleh.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua