Internasional

PaRD di Berlin, Kemenag Jelaskan Program Masjid Ramah Lingkungan untuk Pencapaian SDGs

Peserta Annual Forum PaRD (International Partnership on Religion and Sustainable Development) di Berlin. (foto: PaRD/GIZ, Maurice Weiss)

Peserta Annual Forum PaRD (International Partnership on Religion and Sustainable Development) di Berlin. (foto: PaRD/GIZ, Maurice Weiss)

Berlin (Kemenag) --- Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menegaskan bahwa di Indonesia sedang dikembangkan konsep Masjid Ramah Lingkungan. Langkah ini menjadi salah satu wujud pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Hal itu disampaikan Kamaruddin saat menyampaikan keynote speech dalam Annual Forum PaRD (International Partnership on Religion and Sustainable Development) di Berlin, Jerman (18/10).

TPB/SDGs bertujuan menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

“Tokoh agama di Indonesia mencoba mengelaborasi teks-teks agama yang mendukung pola hidup bersih dan sehat, termasuk di rumah ibadat,” terang Kamaruddin Amin.

Direktur Urusan Agama Islam Adib menambahkan, Kementerian Agama dalam beberapa tahun terakhir telah mengembangkan program nasional Masjid Ramah. Menurut Adib, pihaknya sedang mendorong masjid-masjid semakin ramah, mulai dari ramah anak, ramah difabel, dan termasuk ramah lingkungan.

“Masjid Ramah Lingkungan meniscayakan adanya cara pandang dan sikap ekosistem masjid yang menjaga kebersihan, hemat air bersih, pengaturan sanitasi air, anti plastik, manajemen sampah, dan lainnya,” ujar Adib.

Merujuk pada Sasaran dan Strategi SDGs 6 (Air Bersih dan Sanitasi), upaya tersebut perlu diawali dengan edukasi dan menumbuhkan kesadaran publik. Karenanya, penggunaan bahasa dan aktor agama akan dapat memperkuat promosi dan upaya pencapaian sasaran tersebut.

"Bagi masyarakat Indonesia yang agamis, kalau tokoh agamanya sudah menyerukan zero waste dengan annadhofatu minal iman, misalnya, maka gerakan masjid bersih bisa tereskalasi," imbuhnya.

Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim, mengaku banyak belajar dari pengalaman peserta lain ihwal rumah ibadat ramah lingkungan ini. Misalnya, ada konsep Eco-Synagogue di UK, yang mengampanyekan zero emisi karbon di ekosistem rumah ibadahnya.

Ada juga komunitas di Eropa dan Afrika yang menekankan penguatan kesadaran perubahan iklim dengan penelitian dan publikasi jurnal. Hal ini searah dengan paparan Kamaruddin bahwa, "di Indonesia, masjid-masjid tidak hanya menjadi sumber ajaran keagamaan tetapi juga soal isu kesadaran lingkungan."

Ikhtiar pencapaian sasaran SDGs sejatinya merupakan tugas bersama. SDGs sendiri adalah kebutuhan setiap bangsa. Karenanya, merujuk pada SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Sasaran), maka kerjasama kemitraan global perlu terus digalang dan dikembangkan. Satu diantaranya melalui gerakan bersama dalam PaRD (partner-religion-development.org) ini. [asr]


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua