Kisah Inspiratif

Nenek Hadiah, dan Keluarga Barunya di Tanah Suci

Hadiah saat berada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah di kawasan Aziziyah Janubiyah, Makkah, Arab Saudi. (Foto: MCH Kemenag)

Hadiah saat berada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah di kawasan Aziziyah Janubiyah, Makkah, Arab Saudi. (Foto: MCH Kemenag)

"Astaghfirullahal 'adhim... Astaghfirullahal 'adhim...," teriak Siti Hadiah yang mengagetkan sebagian orang-orang di sekitarnya. Jemaah haji asal Tangerang, Banten, ini merasakan perutnya sakit melilit di sela menjalani ritual Sa'i.

Hadiah tak kuat dengan laju kursi roda yang terlalu kencang, terutama di area tanjakan-turunan di ujung Shafa dan Marwa.

Saat itu Hadiah sedang menggunakan jasa dorong kursi roda. Pendorongnya adalah orang Arab. Entah karena tak mengerti atau pura-pura tidak tahu, si pendorong tidak menangkap teriakan istighfar si nenek sebagai keluhan rasa sakit.

Setelah diperiksa tim medis, Hadiah dinyatakan menderita hemoroid atau wasir gara-gara itu. Ia dilarikan ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah di kawasan Aziziyah Janubiyah, Makkah, Arab Saudi, tiga hari kemudian karena tak kunjung sembuh.

"Padahal ketika di Indonesia, enggak ada penyakit ini. Sebelumnya riwayat darah tinggi saja," tutur nenek berdarah Makassar yang kini tinggal di Tangerang, Banten, ini.

Ketika menceritakan hal itu kepada jurnalis MCH Kemenag, Rabu (8/6/2023), Hadiah sudah tampak segar dan bersemangat. Ruang rawat inap ber-AC di KKHI Makkah seolah melupakan suhu Makkah siang itu yang mencapai 42 derajat celcius. Ada belasan jamaah lain yang mengisi ranjang pasien.

Petugas haji adalah keluarga
Hadiah mendaftar haji bersama anak dan menantunya. Namun, karena ada kebijakan prioritas kuota lansia, ia berangkat haji lebih dulu tahun ini. Artinya, ia mesti rela melaksanakan ibadah fisik ini tanpa pendamping dari unsur keluarga.

Kementerian Agama memang sengaja tidak memberikan kuota khusus bagi pendamping lansia dari unsur keluarga tahun ini. Sebab, itu berarti akan memakan porsi kuota orang lain dan kian memperpanjang masa tunggu mereka dari jadwal semestinya. Prinsip keadilan menjadi alasannya.

"Tadinya mau batalin. Nangis-nangis," kata Hadiah. Ia dihantui kekhawatiran tersesat di Arab Saudi, mengingat pengalamannya melaksanakan umrah di tahun 2014. Ia banyak bergantung pada anaknya.

Namun, saat tiba di Arab Saudi kecemasan itu sirna. Hadiah hampir selalu mendapat bantuan dari petugas, mulai dari urusan kedatangan di bandara Madinah, transportasi, pemondokan, konsumsi, bimbingan ibadah, hingga kesehatan. Kemenag tahun ini memang mengusung jargon "Haji Ramah Lansia".

"Saya merasa terbantu sekali dengan petugas," kata Hadiah yang baru saja mendapat bimbingan tayamum dari petugas Pembimbing Ibadah Jamaah Uzur (Piju) untuk menunaikan shalat Dhuhur.

Sesaat kemudian dokter Ihsan Ali Muharram juga datang menanyakan kondisi, memotivasi, dan menyampaikan sejumlah saran untuk mempercepat kesembuhan.

"Jangan mengangkat yang berat-berat dulu, ya Nek. Minum yang cukup. Pola makan yang bagus, yang tinggi serat. Sayurnya yang banyak," tutur dr Ihsan.

Hadiah merasa punya keluarga baru. Bahkan, sesaat sebelum petugas pamit, Hadiah merogoh tas hendak memberi uang kepada petugas.

"Tidak, Nek. Semua layanan petugas haji itu gratis. Sehat-sehat, ya Nek," kata si petugas sembari tersenyum.

Layaknya layani orang tua sendiri
Ada lebih dari 4.200 petugas haji yang dikerahkan pada musim haji tahun ini. PPIH Arab Saudi dibagi menjadi sejumlah seksi, di antaranya layanan transportasi, konsumsi, akomodasi, perlindungan jamaah, bimbingan ibadah, kesehatan, dan media. ​​​​​​​

Para petugas haji telah melalui bimbingan teknis selama 10 hari. Mereka didorong untuk memberi pelayanan maksimal kepada jamaha haji, terlebih lansia dan penyandang disabilitas.

"Kita tidak boleh main-main dalam melayani jamaah. Apalagi 30 persen adalah lansia. Jamaah lansia harus terlayani tanpa komplain. Ikuti semua aturan yang telah ditetapkan," pesan Stafsus Menag RI Wibowo Prasetyo saat memberikan sambutan pada pelepasan PPIH Arab Saudi di Jakarta, awal Juni 2023.

Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief juga mendorong para petugas dapat menjaga kepercayaan jamaah haji dan keluarganya.

"Caranya, dengan melaksanakan tugas sepenuh hati dan memperlakukan jamaah dengan penuh kasih sayang," ujarnya.

Hilman menekankan, saat menghadapi jamaah haji lansia, para petugas untuk memperlakukan jamaah seperti orang tua sendiri. (Mahbib Khoiron)

Kisah Inspiratif Lainnya Lihat Semua

Artikel Lainnya Lihat Semua

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
30 Juz atau Juz 30?
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Filosofi Tiga Ujung
Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin)
Jejaring dan Mobil Mogok