Kolom

Metode Baca Al-Qur’an Al-Ma’arif

Mahrus eL-Mawa

Mahrus eL-Mawa

Sebagaimana metode An-Nahdliyah, Al-Ma’arif ini juga muncul atas inisiatif dari LP Ma’arif NU. Secara teknis, inisitif itu lahir dari anggota FUSPAQ (Forum Ukhuwah Silaturrahim Pendidikan Al-Qur’an) Kabupaten Kendal untuk membuat panduan cara membaca Al-Qur’an. Kreasi ini berangkat dari terbatasnya pasokan buku Qiro’ati di Kabupaten Kendal.

Menurut Muhammad Hizbullah dalam Ensiklopedia Baca Al-Qur’an di Indonesia (2022: 133-134) pada tahun 2002 atas prakarsa Kyai Qomarudin al-Hafidz dan Kyai M Irfan Shodiq al-Hafidz, mulai dirintis pembuatan buku cara mudah belajar mambaca Al-Qur’an “Al Ma’arif”. Buku ini selesai disusun setahun kemudian, 2003. Penamaan “Al-Ma’arif”, selain bermakna ilmu pengetahuan, metode ini juga menjadi wadah tempat menaungi FUSPAQ Kendal, yaitu LP Ma’arif NU.

Adapun penulisan metode Al-Ma’rif ini hasil karya Kyai Qomarudin Al-Hafidz dan Kyai Irfan Shodiq. Keduanya lahir, tumbuh, dan dibesarkan di lingkungan NU. Hasil kreasi itu ditashih oleh sesepuh dan tokoh-tokoh yang berafiliasi kepada Nahdlatul Ulama, antara lain KH Wildan Abdul Hamid Kendal, KH. Hasyim Masyduqi Al-Hafidz Boja, KH Baduhun Badawi Kaliwungu.

Hizbullah mencatat bahwa ciri khas metode Al-Ma’arif yaitu sistem pembelajaran yang tanpa putus. Selain itu, kekhasan metode ini terdapat pada jilid pra TK, sebagai langkah awal dalam pembelajaran Al-Qur’an. Pada jilid tersebut diperkenalkan huruf hijaiyah A-BA dengan makhroj yang benar tanpa dieja (Alif Fathah A, Ba Fathah Ba) sekaligus diberikan contoh cara membacanya, kemudian para santri disuruh membaca hurud A-BA bersama-bersama, dan begtiu seterusnya. Pada tahap tersebut, para santri atau guru tidak diperkenankan melanjutkan ke jenjang berikutnya jika belum menguasainya.

Secara umum materi metode Al-Ma’arif meliputi pengenalan huruf hijaiyah berkaharakat (Fathah, Dhommah, Kasrah), pelajaran ilmu tajwid dan ghoib. Selanjutnya, materi terkait pengenalan angka/bilangan Arab, pelajaran bacaan fawatih as-suar, dan dilengkapi dengan latihan-latihan dari potongan-potongan ayat Al-Qur’an.

Adapun pada jilid Gharib, materi ajarnya ilmu Gharib dengan penjelasan serta contoh ayat yang terdapat pada Al-Qur’an. Sedangkan pada jilid tajwid materi ajarnya meliputi hukum pelajaran tajwid dengan penjelasan dan contoh pelajarannya.

Untuk Sebaran metode ini masih terbatas masih digunakan pada TKQ-TPQ FUSPAQ Kabupaten Kendal Jawa Tengah, khususnya dan LP Ma’arif NU Kabupaten Kendal pada umumnya. []

Mahrus eL-Mawa (alumni jurusan Tafsir Hadits IAIN Sunan Kalijaga, nyantri di pesantren Al-Munawir Krapyak dan Salafiyah Pemalang, Kasubdit Pendidikan Al-Qur’an)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Kolom Lainnya Lihat Semua

Lainnya Lihat Semua