Kristen

Berharga dalam Tuhan

​​​​​​​Pdt. Halasan Aprianto Rajagukguk (Sekretaris Umum Sinode Gereja Pantekosta Haleluya Indonesia atau GPHI)

​​​​​​​Pdt. Halasan Aprianto Rajagukguk (Sekretaris Umum Sinode Gereja Pantekosta Haleluya Indonesia atau GPHI)

Kajian pekan ini mengangkat tema “Berharga dalam Tuhan”. Kajian ini terambil dari Yesaya 43:4 yang berbunyi sebagai berikut: “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.”

Ayat ini dengan jelas berkata bahwa kita berharga di mata Tuhan, kita berharga bagi Tuhan. Untuk Tuhan, kita bukanlah hanya sekedar manusia. Ada ayat yang berkata manusia itu sekedar debu dan tanah. Tetapi bagi Tuhan, kita ini berharga dan bahkan mulia.

Jika kita pernah merasa tidak ada artinya, karena persoalan dan pergumulan yang begitu besar di dalam hidup, tetapi hari ini Yesus dengan jelas berkata bahwa engkau berharga di mata Tuhan. Walau di mata dunia dianggap tidak berharga, tetapi di mata Tuhan kita berharga.

Ada suatu kisah seorang anak sedang memandang ikan arwana pemberian ayahnya. Ikan ini ditempatkan dalam satu akuarium yang sangat besar. Kemudian anak ini berkata kepada ayahnya, sebenarnya berapa harga ikan ini? Ayahnya tersenyum, terbersit dalam dirinya untuk mengajarkan nilai pada sang anak.

Sang ayah berkata, “Begini nak, bawalah ikan ini dalam plastik berisi air ke tetangga sebelah, kemudian tanya berapa harganya. Setelah ditanya ke tetangganya yang tertarik, dia menawar satu juta rupiah. Lalu dia melaporkan tawaran tetangga itu kepada ayahnya.

Ayahnya kemudian menyuruh anak itu ke pasar dengan membawa ikan tersebut dalam tempat yang berisi air. Setelah ditanyakan kepada orang di pasar, mereka menawar satu juta.

Setelah itu, sang ayah kembali menyuruh anaknya membawa ikan itu ke penjual ikan hias untuk ditanyakan harganya dengan membawa sertifikatnya dan deretan prestasi lomba keindahan ikan. Setelah melihat, ditawarlah ikan tersebut seharga 100 juta. Besarnya tawaran tersebut membuat anak tersebut bergegas melaporkannya kepada sang ayah.

Sang anak sadar bahwa hidup kita berharga pada orang yang tepat, hidup kita berharga pada pribadi yang tepat. Mungkin manusia bisa menghargai kita berbeda-beda, tetapi satu hal yang pasti manusia berharga di mata Tuhan. Sama seperti ikan itu, Tuhan tahu seberapa berharganya engkau sampai Dia rela mati bagi engkau.

Karena begitu berharganya kita, Allah memberikan anak-Nya Yesus untuk menggantikan saudara dan saya. Bukankah itu sangat berharga? Kita ditebus bukan dengan barang yang fana. Kita ditebus bukan dengan emas dan perak. Kita ditebus bukan dengan hitungan materi yang ada di dunia ini. Kita ditebus dengan hitungan darah Kristus yang sangat mahal.

Hari ini, jangan sampai kita merasa diri tidak berharga. Persoalan dan pergumulan apapun yang dihadapi saat ini, jangan sampai kita merasa tidak berharga. Datang pada Tuhan, engkau akan melihat seberapa berharganya dirimu. Matius 10:30-31 berkata demikian: “Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”

Saudara bisa membayangkan rambut kepala kita saja terhitung semuanya, yang kita anggap tidak berharga ini. Bukankah jika rambut hilang sehelai, kita tidak pernah pusing? Tapi ternyata Tuhan menghitung semuanya. Bahkan apa yang kita anggap tidak berharga, Tuhan tetap menganggapnya berharga. Diri kita, kita anggap tidak berharga tetapi bagi Tuhan semuanya berharga.

Seberapa berharganya kita, begitu berharga seperti Ia menjaga biji mata-Nya. Ulangan 32:10 berkata demikian: “Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.”

Ayat ini berbicara tentang Yakub. Yakub dikasihi oleh Tuhan, dikeliling-Nya dia, diawasi-Nya dia sebagai biji mataNya. Saudara dan saya dijaganya sebagai biji mataNya. Mungkin kita merasa hidup kita saat ini sedang berada di padang gurun, banyak persoalan dan banyak pergumulan, seolah-olah kita berada di hutan belantara, tidak tahu kemana arahnya, tidak tahu masa depan kita. Namun, hari ini Firman Tuhan berkata engkau berharga di mata Tuhan. Engkau dikelilingiNya, engkau diawasiNya, engkau dijaga sebagai biji mataNya. Dijaga sebagai biji matanya tentu diperlakukan dengan sangat berharga, ibarat jika ada debu, jika ada gangguan tentulah biji mata itu dijaga dengan benar-benar.

Kemarin mertua saya di matanya ada bintik-bintik, buru-buru langsung menjalani operasi. Apalagi Tuhan Yesus , dijaga-Nya dengan sempurna karena kita berharga di mataNya, jangan engkau merasa kecil. Mengapa kita begini-begini terus dan mengapa kita begitu-begitu terus. Tenang saja selama kita bergantung kepada Tuhan. kita diawasinya, kita dikelilinginya dan kita dijaganya sebagai biji mataNya.

Oleh karena kita telah dijaga-Nya sebagai biji mataNya, maka yang pertama kita tidak menjadi lemah. Jangan saudara menjadi lemah atas badai pergumulan yang datang. Ada banyak masalah yang datang, ada banyak pergumulan yang datang, tetapi Firman Tuhan hari ini jangan menjadi lemah karena Kejadian 1:26 berkata demikian:

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Allah menjadikan kita menurut gambar dan rupaNya. Jangan kita menjadi lemah karena kita dijadikan menurut gambar dan rupa Allah. Supaya kita berkuasa atas bumi ini, kita dijadikan seturut gambar dan rupa Allah. Sebegitu berharganya kita. Jadi hari ini jangan menjadi lemah, pasti ada jalan keluar, pasti ada jawaban atas kehidupanmu, pasti ada jawaban atas persoalanmu, karena Allah membuat kita seturut dengan gambarNya.

Seperti apa gambar Allah? Salah satu natur Allah adalah Allah dapat berkreasi. Ingat pada waktu penciptaan, Allah melihat semuanya baik. Karena Allah berkreativitas maka kita pun harus berkreativitas. Kita ada di tanah tandus sekalipun, karena kita memiliki Allah yang kreatif maka kita pun kreatif.

Thomas Alfa Edison pun saat mencoba membuat lampu harus berkali-kali gagal sebelum akhirnya berhasil. Artinya, akan ada banyak kegagalan sebelum akhirnya berhasil. Jika kita tidak menjadi lemah, maka kita akan menerima upahnya. Mulailah bergerak dan mulailah berbuat sesuatu untuk memperoleh keberhasilan.

Yang kedua, tetaplah hidup benar. “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”

Ketika Allah ada di dalam kita maka Allah akan mengasihi kita, kasihNya akan memenuhi kita, hal ini dapat kita peroleh dengan cara hidup benar. Kita tetap hidup benar, kita tetap menjaga hidup benar. Allah tidak akan berdiam di dalam orang yang hidupnya tidak benar, Allah tidak akan ada di dalam orang yang hidupnya asal-asalan, dengan menjaga hidup tetap benar, kasih Allah akan melimpah di dalam kehidupan kita.

Yang ketiga adalah berbuat baik, karena kita berharga kita perlu berbuat baik. Efesus 2:10 berkata demikian: Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, karena kita ini berharga, maka Tuhan pasti memberi sesuatu kepada kita. Perumpamaan tentang talenta, apakah ada yang tidak mendapat talenta? Tidak ada, semua mendapat talenta. Maka tugas kita adalah berbagi kebaikan kepada sesama orang. Karena kita ini berharga di mata Tuhan, karena kita ini diciptakan d dalam Kristus Yesus, maka pasti Tuhan memberi sesuatu kepada kita. Maka hari ini berbuat baiklan dan mulailah memberkati orang lain, tidak ada alasan lain kita harus berbuat baik. Oleh karena itu, mulai hari ini bangkitlah, karena engkau berharga di mata Tuhan. Amin

Pdt. Halasan Aprianto Rajagukguk (Sekretaris Umum Sinode Gereja Pantekosta Haleluya Indonesia atau GPHI)


Fotografer: Istimewa

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan