Kristen

Kekuatan Doa

Pendeta Yoshua Chendana (Sinode Gereja Duta Injil)

Pendeta Yoshua Chendana (Sinode Gereja Duta Injil)

Mimbar Kristen Kemeterian Agama hari ini membahas Firman Tuhan dalam 1 Timotius 2:1-4 yang berbunyi: “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.”

Penting bagi kita untuk sungguh-sungguh mengerti kehendak Tuhan. Mengerti kehendak Tuhan menuntun setiap langkah hidup kita. Sehinngga kita berjalan bukan tanpa arah, tetapi berjalan dengan arah yang pasti. Sebab, kita tahu apa yang Tuhan mau di dalam hidup kita, baik itu pribadi maupun kita sebagai umat Tuhan di negeri ini.

Ada banyak orang bertanya, apa sebenarnya kehendak Tuhan dalam hidupnya? Bahkan ada orang bertanya, apa sebenarnya yang Tuhan mau dari gerejanya dan umatnya? Dari Firman Tuhan yang baru kita baca dan dengar bersama-sama, kita menemukan satu petunjuk dan tuntunan yang paling sederhana, yang sebetulnya semua orang percaya bisa lakukan dalam hidupnya, yaitu doa.

Kita ingat satu kisah yang ekstrim di dalam Alkitab, yaitu kisah Bileam pada Perjanjian Lama. Dia bertanya kepada Tuhan, apa kehendak Tuhan ketika dia mendapat tawaran untuk mengutuki bangsa Israel. Dia bertanya Tuhan apa yang Tuhan mau untuk saya lakukan? Padahal dia tahu bahwa bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan. Ketika utusan raja Balak datang kepada dia dan meminta untuk mengutuki bangsa Israel, dia sudah berkata tidak mungkin itu bangsa yang diberkati Tuhan.

Artinya, secara teoritis dia sudah tahu, tetapi dia masih berdalih-dalih dan masih mencoba bertanya apa yang menjadi kehendak Tuhan. Dan Tuhan sudah berbicara kepada Dia, tidak boleh kau kutuki bangsa itu. Tetapi dia bertanya lagi, Tuhan betulkah demikian? Beritahukan kepadaku apa yang Tuhan mau. Padahal Tuhan sudah katakan apa yang Tuhan mau. Sampai klimaksnya keledai yang ia tunggangi berbicara dalam bahasa manusia kepada Bileam. Tuhan berusaha menyadarkan Bileam. Dari kisah itu, kita belajar bahwa sebetulnya berbagai petunjuk yang mudah ada di sekeliling hidup kita untuk dapat mengetahui kehendak Tuhan.

Yesus memberi suatu perumpamaan tentang seorang yang kaya dan Lazarus yang miskin. Ketika orang kaya yang hidup fasik itu mati dan masuk ke dalam tempat yang penuh siksa, orang ini berkata dan berdoa serta memohon agar Lazarus bangkit kembali untuk memperingatkan keluarganya dan saudara-saudaranya. Tetapi Tuhan berkata, ada orang hidup yang memperingatkan mereka, kalau orang hidup saja tidak didengar apalagi orang mati. Arti sebetulnya, ada banyak sekali petunjuk dalam hidup kita yang memberitahukan kepada kita apa yang menjadi kehendak Tuhan. Saat ini kita baca salah satu kehendak Tuhan yang paling sederhana yang Tuhan berikan kepada kita orang yang percaya adalah berdoa.

Dari ayat-ayat yang kita baca, kita temukan dua hal. Pertama, doa itu penting sehingga Paulus memberi nasehat kepada Timotius yang waktu itu ia tinggalkan untuk menjadi gembala dan penatua jemaat di kota Efesus. Paulus berkata: Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar. Berdoa bagi bangsa-bangsa, berdoa bagi pemerintah, berdoa bagi pejabat-pejabat negara. Berdoa untuk semua orang, berdoa untuk semua individu, berdoa untuk semua komunitas, berdoa untuk setiap agama, berdoa untuk setiap kelompok. Supaya anugerah Tuhan, kasih sayang Tuhan, turun atas semua. Dikatakan agar kita dapat hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan kehormatan.

Yang kedua, kita temukan dalam bacaan ini adalah prinsip Paulus menyuruh, menasehatkan Timotius agar Timotius naikkan doa syafaat untuk semua orang. Karena doa itu mengandung kuasa. Kita ingat Yakobus 5 berkata, Doa orang benar besar kuasanya. Doa orang benar jika dengan yakin didoakan besar kuasanya.

Yakobus memberi contoh seorang nabi di Perjanjian Lama, yaitu Elia. Elia adalah manusia biasa sebagaimana dijelaskan dalam Yakobus 5:15-18. Yang membedakan Elia dengan yang lain adalah dia telah sungguh-sungguh berdoa. Itulah faktor pembeda antara Elia dengan orang kebanyakan. Dia manusia biasa, tetapi faktor pembedaannya adalah dia berdoa dengan sungguh-sungguh. Sehingga ketika dia berdoa dengan sungguh-sungguh, Tuhan tutup langit tiga setengah tahun tidak turun hujan, setetes airpun tidak turun di Israel pada waktu itu. Sesudah tiga setengah tahun dikatakan lagi bahwa Elia berdoa dengan sungguh-sungguh lalu Tuhan membuka langit dan hujan pun turun kembali.

Gereja berdoa untuk pemerintah, Kementerian Agama Republik Indonesia secara khusus Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen menjadi pengayom, memberkati gereja-gereja, kita orang Kristen diberkati, diayomi, dilayani dalam aktivitas kita semua sebagai orang percaya di negeri ini, berbagai kebijakan, berbagai pelayanan diberikan, gereja perlu berdoa untuk pemerintah, gereja perlu berdoa untuk para pejabat negara, khususnya bagi saudara-saudara seiman agar Tuhan berkati, Tuhan lindungi, Tuhan menjaga. Sekali lagi doa mengubah segala sesuatu. Elia dia berdoa, saya ajak kita untuk membaca nats ini Yakobus 5:17

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.

Dikatakan Elia bersungguh-sungguh berdoa supaya jangan turun hujan. Saudara, secara logika manusia, ini adalah sesuatu yang mustahil. Bagaimana mungkin kita bisa meminta supaya hujan jangan turun, bukan hanya sehari atau dua hari, tetapi tiga setengah tahun. Bahkan jika kita baca langsung dalam kitab Raja-raja, ada yang mengatakan Elia berdoa, Elia meminta, bahkan dalam bahasa yang ekstrim dia memerintahkan langit tidak boleh turun hujan sampai aku mengatakannya. Luar biasa, dia berani mengeluarkan pernyataan biarlah langit tidak turunkan hujan sampai aku mengatakannya. Artinya langit tidak akan menurunkan hujan sampai Elia mengatakannya. Dan ternyata tiga setengah tahun Elia mengunci langit dengan otoritas yang berasal dari Tuhan.

Betapa luar biasa kuasa doa. Sekali lagi, Elia adalah orang yang istimewa, yang berbeda dengan orang lain dan memiliki urapan khusus yang tidak dimiliki manusia biasa sehingga Tuhan begitu mendengar doanya. Tetapi Yakobus dengan begitu indah mengungkapkan kepada kita bahwa sebenarnya Elia adalah manusia biasa, yang membuat doanya menjadi penuh kuasa adalah karena dia berdoa dengan sungguh-sungguh.

Bapak, ibu yang dikasihi Tuhan. Kita ada dalam suatu masa di mana doa sangat dibutuhkan di dalam kehidupan kita. Ini adalah suatu masa di mana kita perlu memperbanyak doa kita. Program yang baik itu penting, perencanaan yang baik itu bagus, kerja sama yang utuh juga sangat baik, tetapi semua itu menjadi tidak berguna, menjadi kecil khasiatnya, jika tidak ada doa. Kuasa doa adalah kekuatan yang membuat perencanaan, pelaksanaan dan semua kerja sama kita menjadi berguna. Sekali lagi dikatakan, Elia bersungguh-sungguh berdoa supaya hujan tidak turun dan hujan pun tidak turun di bumi. Bukan hanya di Israel ternyata dan saya percaya dengan teks Alkitab ini lalu di dalam Yakobus 5:18 berkata, Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

Doa membuat apa yang mustahil menjadi tidak mustahil. Doa membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Doa mengubah banyak jalan hidup manusia. Doa mengubah sejarah bangsa-bangsa.

Bapak, ibu, saudara-saudara, saya mengajak hari ini, mari tingkatkan doa-doa kita, mari bersungguh-sungguh di dalam doa-doa kita. Karena Alkitab menjanjikan doa orang benar jika dengan yakin didoakan akan sangat besar kuasanya. Siapa orang benar? Kita orang benar. Bukan karena kita berhasil membenarkan diri kita sendiri, tetapi karena Tuhan membenarkan kita dalam kesalahan kita. Karena Tuhan melayakkan kita dalam ketidaklayakan kita. Karena Tuhan menguduskan kita dalam kehinaan dan kecelaan kita. Karena Tuhan membasuh kita dengan darah-Nya yang mulia, membersihkan hidup kita sehingga kita menjadi orang-orang yang berharga di hadapan Tuhan, menjadikan kita pribadi-pribadi yang baru, sehingga kita menjadi orang-orang kudusnya Tuhan.

Alkitab mengatakan, doa yang dipanjatkan dengan sugguh-sungguh besar kuasanya. Ini adalah waktunya, ini adalah masanya. Kita anak-anak Tuhan di negeri ini, kita warga Kristen di Indonesia berdoa lebih sungguh lagi, berdoa dengan yakin, untuk siapa? Untuk raja-raja, untuk semua pembesar, untuk semua orang. Ini waktunya gereja bersyafaat. Ini waktunya gereja dengan pemerintah bergandengan tangan, kita bersama-sama berdoa untuk negeri yang luas ini, untuk bangsa yang besar ini yang terbentang dari Timur ke Barat, Utara ke Selatan.

Ini waktunya kita bersama-sama bersekutu, bukan hanya bersekutu dalam program, bersekutu dalam perencanaan, bersekutu dalam perkataan dan diskusi, tetapi kita berdiskusi dalam doa-doa kita. Satukan doa-doa kita supaya bangsa ini diurapi Tuhan, dan Tuhan menghendaki agar semua orang diselamatkan. Kita berdoa agar Tuhan selamatkan Indonesia, Tuhan menghendaki. Ini bukan cita-cita sebuah gereja, ini bukan cita-cita seorang pendeta, tetapi Alkitab mengatakan agar semua orang diselamatkan. Tuhan menghendaki Indonesia diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Amin

Pendeta Yoshua Chendana (Sinode Gereja Duta Injil)


Fotografer: Istimewa

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan