Kristen

Tenang Dalam Situasi Sulit

Pdt. Hardi Budiyana (Sinode Gereja Kristen Alkitab Indonesia)

Pdt. Hardi Budiyana (Sinode Gereja Kristen Alkitab Indonesia)

Shalom bapak, ibu yang dikasihi Tuhan, salam damai sejahtera dalam Yesus Kristus. Dr. Hendrick, seorang tokoh pemimpin Kristen, dalam bukunya The Leadership in Christian Education, pernah mengatakan bahwa orang yang berpikiran positif menghasilkan hidup yang tertib dan tenang. Orang yang berpikir positif menghasilkan sikap hidup yang tertib dan tenang.

Demikian juga dengan Rick Warren, seorang tokoh pertumbuhan gereja, dalam bukunya yang sangat terkenal The Purpose Driven of Live, dia mengatakan bahwa orang yang dekat dengan Tuhan memiliki pikiran yang positif dan pikiran yang tenang dalam hidupnya.

Sebagai orang yang percaya, kita sebagai hamba Tuhan, mestinya memang tetap tenang, tidak takut karena kita punya Yesus. Kita harus hidup dalam ketenangan. Mari kita baca di dalam Firman Tuhan bagaimana murid-murid Tuhan ketakutan luar biasa, tetapi bersama dengan Yesus ada ketenangan. Kita buka Firman Tuhan dalam Markus 6:45-52, demikian Firman Tuhan:

“Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam, perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.”

Bapak, ibu yang dikasihi Tuhan, tema mimbar Minggu ini adalah tenang dalam situasi sulit. Banyak orang yang mengira kalau jadi anak Tuhan itu tidak ada masalah, kalau jadi Hamba Tuhan tidak ada lagi kesulitan, kalau sudah percaya Yesus sudah pasti lancar. Tetapi, bapak ibu yang dikasihi Tuhan, dalam teks ini jelas sekali bagaimana murid-murid Tuhan, sudah melayani, sudah ikut Tuhan, namun ada masalah yang besar. Yaitu, para muridnya mendapat tantangan ketika menyebrang dari Galilea, Kapernaum kemudian ke seberang ke Betsaida.

Ada angin sakal! Mereka sangat payah dalam menghadapi angin sakal ini. Di sana dikatakan bahwa ketika hari sudah malam, perahu itu sudah di tengah danau sedang Yesus tinggal sendirian di darat, ketika mereka melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal. Baru saja murid-murid Tuhan melayani, apakah Tuhan tidak tahu kalau mereka itu duluan? Namun ada angin sakal yang tidak seperti badai atau topan. Angin sakal ini nampak sederhana tetapi datang dari depan dan menekan perahu yang ditumpangi murid-murid Tuhan, sehingga saat itu mendayung akan sangat berat dan payah. Mengapa Tuhan mengizinkan hal seperti itu. Kalau Tuhan tahu, seharusnya Tuhan tidak mengizinkan pergi. Tetapi melalui kejadian ini, apara muridnya sadar bahwa mereka tidak mampu mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan supaya bergantung pada Tuhan.

Bapak ibu yang dikasihi Tuhan. Kita bisa melihat bagaimana murid-murid diberi pelajaran setelah mereka melihat, mendengar dan mengikuti Yesus. Yesus melakukan banyak mujizat, orang sakit disembuhkan, orang lumpuh bisa berjalan, orang tuli bisa mendengar, orang buta bisa melihat, bahkan memberi makan lima ribu orang. Namun, ketika ada masalah, mereka ketakutan luar biasa.

Kita seringkali demikian. Di tahun 2022 misalnya, banyak ramalan yang mengatakan akan terjadi ini dan itu. Seringkali kita juga khawatir dengan kehidupan kita, biaya sekolah anak, biaya pengobatan, pandemi belum selesai, muncul lagi varian Omicron. Ada lagi kasus-kasus Covid yang membuat kita takut. Tetapi, mari kita Bersama, sebagaimana topik hari ini, tenang dalam situasi yang sulit.

Tenang dalam situasi yang sulit, kalau murid-murid Tuhan diizinkan untuk menghadapi persoalan, kita mau belajar melalui Firman Tuhan pada hari ini, kita bisa saja mengalami masalah, mengalami kesulitan, tetapi Tuhan tidak tinggal diam, Tuhan akan menolong. Bacaan Firman Tuhan ini mengajarkan kita tentang bagaimana tetap tenang dalam situasi yang sulit? Kita bisa belajar dari nats Firman Tuhan di atas. Pertama, kita bisa melihat dan menyadari bahwa Tuhan mengizinkan situasi sulit itu terjadi dalam kehidupan kita.

Pada ayat 45, disebutkan sebagai berikut: “Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.”

Bapak, ibu yang dikasihi Tuhan. Di tengah perjalanan, murid-murid Tuhan dari pelayanan bersama dengan Yesus, kemudian Yesus memerintahkan murid-muridnya untuk naik ke perahu dan berangkat lebih dulu, dan Yesus berdoa. Ini artinya jika Yesus sudah tahu akan ada angin sakal, mengapa Yesus menyuruh duluan? Jika nanti akan ada halangan, tantangan dan rintangan mengapa Tuhan memerintahkan?

Di tengah-tengah kita sedang menjalani kehidupan, seringkali kita tidak sadar bahwa kita diizinkan Tuhan untuk menghadapi masalah. Tujuannya adalah agar kita bergantung pada Dia. Pada ayat ke 48, dikatakan “…betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal.” Betapa payahnya, begitu masalah yang luar biasa, kenapa Tuhan izinkan? Agar mereka bergantung kepada Tuhan. Sebab mereka itu kepayahan semalam-malaman melewati danau Galilea, seharusnya perjalanan dapat ditempuh lebih cepat, tetapi ini semalaman, sampai pukul tiga malam. Itu artinya ada angin sakal yang menekan dia, terus menekan sehingga perahunya tidak kunjung melaju. Bukan berarti Tuhan itu cuek dan diam saja, tetapi dengan peristiwa ini Tuhan mengajari agar murid-muridnya belajar untuk bergantung padaNya.

Jadi, jika di tahun 2022 ini ada kesulitan, tantangan, kita berpikir bahwa Tuhan seringkali mengizinkan masalah terjadi dalam kehidupan kita. Ini yang pertama agar kita tenang. Tuhan mengizinkan masalah itu terjadi dalam kehidupan kita, seperti murid-murid Tuhan agar kita bergantung pada Dia, agar kita bersandar pada Dia, agar kita berharap pada Dia. Di saat-saat kesulitan, kita ingat Yesus. Ini penting sekali agar kita tenang di dalam situasi sulit.

Kedua, di ayat yang ke 48: “Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"

Bapak, ibu, saudara-saudara. Pelajaran kedua agar tetap tenang dalam situasi yang sulit adalah percaya bahwa Tuhan mengerti persoalan kita dan pasti Tuhan Yesus datang menolong kita. Itu harus kita sadari. Sekalipun kita merasa tidak melihat Yesus, seakan-akan murid Tuhan sendirian di dalam perahu itu, tetapi Tuhan tahu, Tuhan mengerti, Tuhan peduli apa yang sedang dihadapi dan dialami oleh murid-murid Tuhan di tengah-tengah danau itu. Mereka sedang ketakutan, mereka sedang payah karena medayung ada angin sakal. Dikatakan di sini, Ia datang kepada mereka dan menolong mereka. Jadi Tuhan tahu persoalan kita, Tuhan mengerti masalah kita dan Dia akan datang menolong kita.

Bapak ibu yang dikasihi Tuhan, jangan berpikir ketika kita ada masalah seakan-akan Tuhan tidak ada. Ketika kita ada persoalan, seolah-olah Tuhan jauh dari kita. Ketika kita mengalami kesulitan, seakan-akan Tuhan tidak peduli kepada kita. Mari kita belajar dari masalah yang dihadapi murid-murid Tuhan pada masa itu. Ketika mereka payah, ketika mereka mendayung itu sangat berat sekali karena angin sakal, Ia datang. Yesus peduli, Yesus mau menolong, Yesus mau membantu, Yesus akan memberikan jalan keluar. Karena itu, kita harus sadari, jangan berpikir kalau Tuhan itu tidak ada. Tuhan tahu, Tuhan mengerti, Tuhan peduli setiap persoalan yang kita hadapi.

Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir dua tahun. Ini belum kunjung selesai dan seakan menekan kita, menghambat laju aktivitas kita, membuat kita payah dalam dua tahun terakhir ini. Tuhan di mana, apakah tidak peduli? Jangan berpikir seperti itu dulu. Tuhan tahu apa yang terjadi dengan anak-anakNya. Tuhan tahu apa yang terjadi pada kehidupan hamba-hambaNya. Kesulitan terjadi, masalah terjadi tetapi Tuhan peduli terhadap kita. Tuhan akan memberikan jalan keluar tepat pada waktunya.

Tuhan mengizinkan kita pergi. Tetapi Tuhan juga akan menolong ketika kita ada masalah. Ketika kita berangkat lalu kemudian ada masalah, maka tepat pada waktunya Yesus datang menolongnya. Oleh karena itu, mari kita yakin kepada Tuhan, Tuhan akan peduli, Tuhan akan menolong kita, Tuhan akan memberikan kita jalan keluar. Jangan khawatir, tenang di tengah kesulitan, tenang di dalam persoalan hidup, karena Tuhan memberikan jalan keluar.

Ketiga, dalam ayat disebutkan, “Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.”

Mengapa mereka belum mengerti bahwa Tuhan itu Maha Kuasa. Kunci ketiga supaya kita tetap tenang dalam situasi yang sulit adalah percaya bahwa Tuhan tetap berkuasa dan masih berkuasa. Yesus tetap berkuasa dan masih berkuasa sampai saat ini. Kalau kita melihat dari pasal-pasal sebelumnnya, bagaimana Tuhan melakukan banyak mujizat, pada pasal 3 dan 4 menceritakan bagaimana yang lumpuh bisa berjalan, orang buta bisa melihat, orang tuli bisa mendengar bahkan memberi makan lima roti. Demikian juga ketika para murid itu menghadapi angin badan dan angin sakal, lalu bertemu Yesus dan ketika Yesus berada di dalam perahu itu maka angin pun reda.

Apa yang terjadi? Mereka sangat tercengang-cengang, heran mengapa hal itu bisa terjadi? Itu artinya mereka belum percaya bahwa Yesus adalah Maha Kuasa, Yesus tetap berkuasa. Oleh karena itu, Yesus menegur kepada mereka mengapa engkau tidak percaya? Maksudnya adalah agar mereka sadar bahwa Yesus adalah yang Maha Kuasa. Percayalah Tuhan tetap berkuasa dan masih berkuasa.

Sekarang, mari kita melihat pengalaman kita di masa pandemi, pasti ada persoalan, ada masalah tetapi Tuhan memelihara kita. Tahun 2020, kami bersaksi keluarga kami masuk rumah sakit semuanya. Ketika kami evaluasi, puji Tuhan, Tuhan berkuasa menyembuhkan anak-anak kami, Tuhan berkuasa menyembuhkan istri kami, ini semua karena pertolongan Tuhan, ini semua karena berkat Tuhan. Terima kasih Yesus karena Engkau Maha Kuasa. Harusnya demikian, kita mengatakan Tuhan itu Maha Kuasa dan tetap berkuasa.

Sebagai bahan refleksi, mari kita melihat bagaimana murid Tuhan yaitu Petrus dalam Matius 14:28-31 menjelaskan. Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Bapak ibu yang dikasihi Tuhan, bagaimana Petrus dengan berani melakukan terobosan iman, sambil berkata kalau itu Tuhan, suruhlah aku berjalan di atas air. Itu imannya luar biasa, silahkan datanglah, akhirnya bisa berjalan di atas air. Tetapi karena ia merasa bahwa angin sakal ini sudah mulai mengganggu imannya, merasa ragu-ragu, akhirnya imannya drop, akhirnya apa yang terjadi? Petrus tenggelam! Dan tepat pada waktunya Yesus menolong Petrus.

Seringkali kita juga demikian, setelah mendengarkan Firman Tuhan, puji Tuhan, iman kita menguat. Tetapi setelah menghadapi kehidupan, lalu mulai muncul kekhawatiran. Mari kita bersama-sama percayalah bahwa Tuhan Maha Kuasa, Tuhan tetap berkuasa dari dulu sampai sekarang ini.

Bapak ibu yang dikasihi Tuhan, tidak perlu takut menjalani kehidupan di tahun 2022 dan seterusnya. Tuhan akan tetap menolong bapak ibu. Tuhan akan menolong dan memberikan jalan keluar kepada umat Kristen seluruh Indonesia ketika mereka menghadapi masalah. Tenang dalam menghadapi situasi yang sulit. Tetap percaya kita punya Tuhan Yesus. Tenang menghadapi persoalan bersama Yesus.

Sadarilah, pertama bahwa Tuhan mengizinkan situasi sulit itu terjadi di dalam kehidupan kita. Kedua adalah percaya bahwa Tuhan mengerti persoalan kita. Tuhan pasti datang menolong kepada kita. Dan ketiga, percayalah bahwa Tuhan tetap berkuasa dan masih berkuasa dari dulu sampai selama-lamanya.

Demikian, melalui Firman Tuhan ini kita diberkati, melalui Firman Tuhan ini kita dikuatkan. Tidak usah khawatir dan bimbang. Tidak usah bingung dengan persoalan dan masalah kehidupan, termasuk pandemi yang belum selesai. Kita punya Yesus, pasti Tuhan menolong kita. Amin.

Pdt. Hardi Budiyana (Sinode Gereja Kristen Alkitab Indonesia)


Fotografer: Istimewa

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan