Banda Aceh (Kemenag) --- Pelaksanaan cabang lomba Pekan Ilmiah, Olharaga, Seni, dan Riset (PIONIR) ke-VIII di UIN Ar-Raniry Aceh memasuki babak penyisihan. Meski baru dilombakan pada PIONIR kali ini, minat mahasiswa untuk mengikuti cabang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) cukup banyak. Tercatat ada 58 peserta yang ikut, putra dan putri.

Lomba yang digelar di ruang teater Fakultas Syariah dan Hukum dipadati peserta sejak Kamis (27/04) pagi. Setelah dibuka panitia, satu per satu peserta dipanggil maju di hadapan tiga depan juri. Mereka diuji dengan membaca kitab kuning Fathful Qarib.

Sebelum menjelaskan makna dalam bab yang ditunjuk oleh juri, peserta diberi waktu satu menit untuk membaca dalam hati. Setelah itu peserta membaca lengkap bacaan kitab dilanjutkan menjelaskan kandungannya.

Dari pengamatan, rata-rata peserta memiliki kemampuan membaca kitab kuning yang bagus. Mereka yang umumnya masih semester 2 atau 4, sudah tampak lancar. Meski demikian, ada sejumlah peserta yang tampak kerepotan saat dicecar dewan juri terkait makna suatu bab. "Alhamdulillah, alhamdulillah lancar," ujar Yayah Auliatul Faizah, peserta lomba asal IAIN Salatiga, Jawa Tengah.

Salah satu dewan juri MQK, Suryadinata, mengakui kalau minat peserta cabang yang tergolong anyar ini cukup besar. "Ini membanggakan karena dengan banyaknya mahasiswa yang mampu membaca kitab klasik akan memperluas dan memperkuat khazanah kelimuannya," ujarnya.

Meski demikian, lanjut Suryadinata, peserta umumnya masih kesulitan untuk mengorelasikan antara teks kitab-kitab klasik itu dengan kontekstualnya. Tapi dengan semakin memperbanyak kajian dan diskusi selama menjadi mahasiswa, kendala ini diyakini perlahan akan teratasi. Sehingga mahasiswa nantinya akan memiliki pemahaman yang luas dan komprehensif terhadap suatu masalah.

Pada tahun ini, ada lima cabang pertandingan dan perlombaan yang tergolong baru. Selain Musabaqah Qiratul Kutub, cabang baru katanya adalah puitisasi Al-Quran, marawis, dan Musabaqah Syarhil Quran dan karya inovatif mahasiswa. (AH/KS/mkd)