Nasional

Dewan Hakim Harus Berani Menolak Intervensi

Pangkal Pinang (Pinmas) --- Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil meminta Dewan hakim pada Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXII di Provinsi Bangka Belitung harus berani menolak intervensi dari pihak mana pun. Karena itu, mereka harus jujur dan dapat dibanggakan. “Tidak ada STQ berkualitas tanpa didukung kejujuran,” kata Djamil seusai acara pelantikan Dewan Hakim STQ Nasional XXII/2013 di Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Jumat (23/08).

“Kualitas pengelenggaraan STQ ke depan diharapkan semakin meningkat, dalam semua aspek,” tambahnya. Djamil menjelaskan, kualitas STQ tak semata dilihat dari hasilnya, tapi juga pada prosesnya yang sebagian besar ditentukan oleh kualias dan objektivitas penilaian dewan hakim. Untuk itu, Dirjen Bimas Islam itu meminta penilaian diberikan secara objektif, melepaskan diri dari kepentingan perorangan, golongan dan pengaruh kedaerahan.

“Dewan hakim harus cermat, hati-hati, dan bekerja dalam tim atau tidak bertindak sendiri-sendiri. Keputusan yang diambil harus melalui musyawarah antar anggota agar dapat dipertanggungjawabkan,” tegas Djamil. Ditegaskan pula oleh Djamil bahwa dewan hakim dituntut ikhlas, professional dan bertanggung jawab moral. Penilaian dan keputusan dewan hakim STQ bersifat final, mengikat bagi seluruh peserta dan panitia, dan tidak digugat.

STQ Nasional diselenggarakan secara rutin setiap dua tahun sekali. STQ Nasional XXII di Babel ini diikuti 528 peserta dari 33 Provinsi di seluruh Indonesia. Dewan hakim yang akan terlibat dalam event ini berjumlah 60 orang. STQ hanya akan melombakan tiga cabang, yaitu tilawat, hifdzil Qur’an, dan tafsir al-Qur’an. Terkait event yang merefleksikan kecintaan umat Islam terhadap Al-Qur’an ini, Menag sebelumnya menekankan bahwa STQ agar tidak sekedar menjadi ajang lomba dan seleksi.

“STQ harus mampu mendorong syiar Islam serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran umat Islam untuk mengamalkan kandungan Al-Qur’an,” pesan Menag. “Kitab suci harus menjadi penuntun kehidupan, baik individual maupun sosial, sehingga terwujud kualitas kehidupan yang berkeadaban dan memancarkan misi Islam rahmatan lil alamin,” tambahnya.

Menag berharap, melalui STQ ini terpancar spirit dan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap perbaikan akhlak dan moral bangsa, memupuk jiwa sosial, serta memperkuat persaudaran dan semangat kebersamaan di bawah panji Bhineka Tunggal Ika. (ess)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua