Jakarta (Pinmas) --- Irjen Kementerian Agama M. Jasin mengatakan bahwa potensi efisiensi anggaran sewa pemondokan di Makkah mencapai lebih dari 97 miliar.

Menurut M. Jasin, penyewaan pemondokan/ hotel di Makkah dapat dikelompokkan menjadi dua, hotel dengan harga di bawah plafond an di atas plafon. Untuk harga di bawah plafon, lanjut M. Jasin, ada 93 rumah, dari total 115 rumah dengan jumlah kapasitas mencapai 110.546 orang. Nilai efesiensi yang diperoleh dari hasil negosiaisi harga sebesar SAR 64.642.810.

Adapun harga sewa yang di atas plafon, ada 20 rumah dengan kapasitas 47.118 orang. Harga sewa 20 rumah ini lebih mahal sebesar SAR 33.245.010.

“Jadi, untuk penyewaan hotel dan pemondokan di Makkah terdapat efesiensi sebesar SAR31.397.800 atau Rp. 97.333,180,000,-, milyar untuk total kapasitas 159.056,” terang M. Jasin melalui pesan singkat yang diterima kontributor Pinmas, Jumat (25/07) malam.

Sebelumnya, M. Jasin menjelaskan, Kamis (24/07), bahwa potensi efisiensi anggaran sewa pemondokan di Madinah mencapai 43 miliar. Ini bisa dilakukan karena keberhasilan tim negosiasi pemondokan untuk membuat kesepakatan baru penurunan sewa kontrak pemondokan.

“Ditambah efisiensi sewa pemondokan di Madinah yang sebesar Rp. 43 Milyar lebih, jadi total efisiensi perumahan Makkah dan Madinah saja sudah Rp. 140 Milyar lebih,” tambahnya.

M. Jasin mengatakan bahwa untuk musim haji 1436H/2015 M, Itjen akan mendorong agar hotel yang disewa seluruhnya harus di bawah plafon agar efisiensi lebih berdampak signifikan terhadap turunnya BPIH. Itjen juga akan terus mendorong transparansi publik soal harga-harga dan efisiensi sehingga Kemenag bisa menjadi salah satu Kementerian yang transparan, akuntabel dan profesional dalam memberikan layanan publik.

“Dirjen PHU 100 % setuju dengan sistem perubahan ini, dan harapannya meringankan masyarakat dalam menunaikan ibadah haji,” katanya. (mkd/mkd)