Jakarta (Kemenag) --- Irjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan akan menempatkan para auditornya sebagai pendeteksi dini dan early warner terhadap potensi kekeliruan dalam pelaksanaan program dan anggaran jajaran Kementerian Agama yang menjadi objek terperiksa (auditee).

“Kita akan menempatkan Itjen sebagai early warner bagi auditee,” ujarnya di sela Rakernas Kementerian Agama di Jakarta, Selasa (30/01).

“Ini merupakan langkah awal terciptanya kesadaran kolektif bagaimana mencegah lebih baik daripada menindak dan memberikan pemahaman bahwa Itjen mengutamakan mengawal, memandu dan mengendalikan Satker di Kemenag,” sambungnya.

M. Nur Kholis menyebut pendekatan ini sebagai strategi kehadiran Itjen. Orang nomor satu di Itjen Kemenag ini membagi “strategi kehadiran” menjadi 4 bagian yaitu:

1. Awal tahun melakukan pendampingan anggaran dalam bentuk review laporan
2. Review mandatori tentang program Tahun 2018 (perencanaan yang direview oleh itjen)

3. Review evaluasi, monitoring, dan audit, serta
4. Akhir tahun, pendampingan penyusunan laporan keuangan di satker-satker.

Menurut M Nur Kholis, strategi ini dimaksudkan agar Itjen dapat lebih berperan sebagai pemandu. “Bagaimanapun kita adalah bagian dari Kementerian Agama. Kehadiran Itjen semestinya dirindukan dan dibutuhkan,” sambungnya.

Untuk lebih merealisasikan peran pendampingan, Itjen jusa sudah menyiapkan SDM-nya. Para auditor sudah dibagi tugasnya masing-masing menjadi, auditor tugas dan fungsi, auditor kepegawaian, auditor keuangan, dan auditor BMN. Pembagian ini dimaksudkan untuk mempermudah satker dalam peningkatan kompetensi kemudian akan Itjen memfasilitasi dan menyiapkan ASN Itjen sebagai pemandu dan pendamping.

“Anggaran Itjen itu memang untuk jalan. Jadi jangan khawatir bagi para auditee untuk minta kita dampingi,” ujarnya. (Fajar Harnanto)