Nasional

Kaban Litbang: Santri itu Mandiri, Spiritual, dan Cinta NKRI

Kepala Badan Litbang - Diklat Suyitno (kiri)

Kepala Badan Litbang - Diklat Suyitno (kiri)

Jakarta (Kemenag) --- Pada perayaan Hari Santri Nasional, banyak kalangan yang memiliki pandangan tentang santri. Setidaknya santri memiliki tiga ciri utama. Yakni mandiri, spiritual, dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag Prof Amien Suyitno mengatakan hal tersebut usai ucapara Hari Santri Nasional di halaman Gedung Kemenag Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (22/10/2022).

“Jika diungkapkan dalam 3 kata, maka santri itu mandiri. Santri itu spiritual. Santri itu cinta NKRI,” kata Kaban Suyitno di sela ramah-tamah bersama sejumlah pejabat sembari menikmati kudapan ringan.

Menurut Kaban, santri hari ini adalah santri yang sudah harus menghadapi tantangan revolusi industri, sehingga kemandirian yang selama ini ditanamkan oleh para kiai dan para ustadz itu harus tercermin dengan inovasi-inovasi yang lebih atraktif dan inspiratif.

“Sehingga kemudian para santri tidak lagi menjadi orang-orang yang dianggap ketinggalan,” kata pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 1969 ini.

Intinya, kata Kaban, kemandirian itu sebagai ciri untuk merespons tantangan masa depan. Saat ditanya tentang praktik santri dalam menghadapi revolusi industri, Kaban menjawab bahwa salah satunya adalah respons cepat terhadap digitalisasi.

“Lalu, tidak menjadikan pekerjaan itu sebagai sesuatu yang sifat dan kesan bahwa pekerjaan itu tunggal. Kalau selama ini yang disebut pekerja itu yang relate dengan instansi pemerintah justru tidak relevan lagi,” tuturnya.

Menurut mantan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendis ini, justru sedari awal orang pesantren jika berbicara kerja tujuannya bukan instansi pemerintah. Akan tetapi lebih kepada kewirausahaan.

“Nah, momentum inilah yang sedang relevan di era revolusi industri. Jadi, santri masa depan itu idealnya memiliki usaha dengan talentanya masing-masing. Ada talenta di bidang pertanian, perikanan, dan bidang kewirausahaan yang lain,” paparnya.

Menurut Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang tersebut, selama ini aneka bidang itu sesungguhnya telah dilakukan oleh pesantren. Oleh karenanya, bagaimana kemudian itu bisa diimplementasikan di saat tepat.

“Saya kira inilah saat yang tepat. Inilah golden time-nya para santri untuk menunjukkan kemandirian yang ditanamkan ini ternyata relevan dengan tatanan revolusi industri bahwa pekerjaan itu tidak tunggal,” tandasnya.

Saat diwawancara, Kaban Suyitno tampak asyik bercengkrama dengan sejumlah kolega, antara lain Sekjen Prof Nizar Ali, Direktur PD Pontren Prof Waryono A Ghafur, dan Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) Mohsen Alaydrus, dan Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Arfi Hatim.

Pantauan Balitbang Diklat, upacara HSN di halaman Kemenag Lapangan Banteng dipimpin langsung oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas. Hadir para pejabat Eselon 1, Eselon 2, dan para ASN Kemenag. Hadir ratusan santri dari Pesantren Az-Ziyadah Jakarta Timur. (Ova)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua