Nasional

Kemenag Segera Integrasikan Portal Penelitiannya dengan Islamic World Science Citation Center

(foto:  istimewa)

(foto: istimewa)

Shiraz (Kemenag) --- Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama akan segera mengintegrasikan portal jurnal penelitiannya dengan Islamic World Science Citation Center (ISC) yang bermarkas di Iran.

Hal ini disampaikan Dir Diktis Arskal Salim usai mengikuti Workshop on Increasing Impact of Research: Strategies and Practical Solution yang diselenggarakan oleh ISC (Islamic World Science Citation Center). Workshop ini berlangsung di Shiraz, Iran, 4 - 7 Maret 2018 lalu.

ISC lahir atas tindak lanjut pertemuan “Islamic Conference of Ministeries of Higher Education and Scientific Research” yang dilaksanakan oleh ISESCO tahun 2008. Dalam pertemuan di Azerbaijan kala itu, disepakati perlunya lembaga yang berkonsentrasi khusus di bidang sitasi jurnal yang mengakomodir negara-negara muslim yang tergabung dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam).

ISC lalu menjaring kerjasama di bidang informasi sains dan publikasi ilmiah dengan menerapkan sejumlah kebijakan yang dapat mengevaluasi, benchmarking dan mengkomparasikan sejumlah jurnal dan institusi penelitian di negara-negara muslim. Saat ini, ISC telah melakukan indeksasi jurnal, penulis, dan rujukan-rujukan penelitian sehingga kini ia telah menjadi pusat jaringan sitasi terbesar ketiga di dunia, setelah Web of Science dan Scopus, dengan jarigan lebih dari 57 (lima puluh tujuh) negara.

Selain indeksasi publikasi artikel, ISC juga melaksanakan pendampingan, pelatihan, serta sosialisasi peningkatan jurnal di berbagai negara. Di dunia saat ini, ISC telah menjadi the third largest citation network after Web of Science dan Scopus.

“Dengan profil ISC seperti ini, kami berpikir bahwa dengan langkah mengintegrasikan jurnal yang tergabung dalam portal moraref yang dimiliki oleh Kementerian Agama dengan ISC, maka akan diperoleh sebuah keuntungan yang signifikan, yaitu keterbacaan hasil penelitian yang terpublikasi dan sitasi artikel jurnal di lingkungan PTKI oleh masyarakat dunia,” ujar Arskal melalui pesan singkat, Minggu (11/03).

“Dengan demikian, penelitian dan publikasi Indonesia yang dikordinir oleh Direktorat PTKI akan memiliki gaung ke dunia internasional,” sambungnya.

Arskal Salim menambahkan, bahwa pertemuan di Shiraz ini merupakan tindak lanjut MoU antara Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dengan Presdien ISC M. J. Dehgahni pada Oktober 2017. Dari workshop di Shiraz ini diperoleh informasi akan pentingnya untuk melakukan kerjasama yang lebih konkret untuk memantapkan jurnal-jurnal yang dikelola oleh PTKI di Indonesia dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh ISC.

Selain Arskal Salim, tim Diktis yang ikut dalam workshop ISC adalah Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Suwendi, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama, Agus Sholeh, dan beberapa pimpinan LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian) UIN Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Aceh. Pertemuan ini dihadiri Presiden ISC, M.J. Dehgahni dan sejumlah peneliti, termasuk dari Malaysia.

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua