Nasional

Menag Tegaskan Ekspektasi Masyarakat Global Terhadap PTKI Semakin Besar

Menag beri arahan kepada para Pimpinan PTKIN, Kamis (10/01), di Jakarta. (foto: boy)

Menag beri arahan kepada para Pimpinan PTKIN, Kamis (10/01), di Jakarta. (foto: boy)

Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa ekspektasi publik terhadap Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) semakin besar. Harapan ini tidak hanya datang dari internal masyarakat Indonesia, melainkan masyarakat dunia.

“Ini perlu kita sadari, bahwa eksistensi dan keberadaan perguruan tinggi Islam di era global, di mana nilai-nilai Islam itu semakin dituntut dalam menata peradaban dunia, sangat diharapkan," kata Menag Lukman Hakim saat berbicara pada Rapat Koordinasi Rektor dan Ketua PTKI bersama Menteri Agama dengan tema “Inovasi dan Program Unggulan Direktorat PTKI Tahun 2018 di Jakarta, Kamis (11/01).

Menurut Menag, ekspektasi itu karena PTKIN lah yang memiliki otoritas bicara tentang Islam dalam sudut pandang akademik. Telah terjadi perubahan pergeseran cara pandang sebagian masayarakat dunia terhadap keberadaan PTKIN di Indonesia.

“Kita tidak hanya dipandang dan ditonton oleh masyarakat dunia melainkan diharapkan ikut memberikan kontribusi dalam menata peradaban dunia. Konteksnya sudah dunia tidak hanya semata Indonesia," kata Lukman.

Menag juga mengapresiasi dan mendukung program Direktorat Pendidikan Islam terkait mendatangkan profesor dan guru besar ternama untuk hadir di PTKIN. Kehadiran para profesor, guru besar, dosen dan mahasiswa asing ke Indonesia akan memiliki dampak luar biasa.

“Ini sangat penting. Kalau perlu buat program bulanan visiting profesor ke sejumlah PTKIN di Indonesia. Sebab merekalah yang nantinya akan menjadi duta kita di negaranya dalam menjelaskan bagaimana peradaban Islam di Indonesia," sambung Menag.

Dirjen Pendis Kamaruddin Amin dalam kesempatan tersebut memaparkan sejumlah program PTKIN, serta kendala dan tantangan PTKIN menuju perguruan tinggi bertaraf internasional.

Menurutnya, internasionalisasi perguruan tinggi di PTKIN akan dilakukan dengan mendatangkan profesor, dosen asing dan mahasiswa asing ke Indonesia. Saat ini, ada sekitar 50 profesor asal Jerman yang sudah disebar ke berbagai PTKIN di Indonesia. Program mendatangkan profesor ini sudah berjalan selama tiga tahun.

Selain itu PTKIN juga melecut ekspansi mahasiswa asing untuk diundang belajar di PTKIN. “Tahun ini kita menargetkan untuk mendatangkan sebanyak 100 profesor asal Jerman dan 3000 mahasiswa asing. Untuk itu kami minta para rektor membebaskan uang kuliah mahasiswa asing yang kita datangkan tersebut," kata Kamaruddin.

Program lainnya adalah dengan melakukan internasionaliasi kurikulum. Misalnya, semua kitab-kitab yang dikaji dan dipelajari di Al-Azhar dan di Barat juga harus dikaji dan dipelajari di Indonesia. “Ke depan kita berharap PTKIN betul-betul menjadi salah satu tujuan atau referensi perguruan tinggi Islam di Dunia, “ ujarnya.

Hadir juga dalam rakor tersebut, Sekretaris Ditjen Pendis M Ishom Yusqi dan Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam M Arskal Salim.

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua