Nasional

Menag: Terjemahkan Pesan Al-Qur’an Dalam Realitas Kehidupan

Koba, Bangka Tengah (Pinmas)--- Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan kegiatan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) diharapkan dapat menginspirasi masyarakat muslim agar memfungsikan Al-Qur’an sebagai panduan kehidupan dan menerjemahkan pesan-pesan moral yang ada di dalamnya ke dalam realitas kehidupan. “STQ harus menginspirasi pembentukan pribadi muslim yang menebar rahmat dan manfaat bagi lingkungan sekitarnya,” kata Suryadharma Ali ketika menyampaikan pidato pada pembukaan STQ Nasional XXII di Koba, Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Jumat (23/08) malam.

Acara pembukaan STQ itu sendiri berlangsung meriah. Nampak hadir Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Direktur Penerangan Agama Islam Euis Sri Mulyani, Plt. Gubernur Bangka Belitung, Rustam Effendi, Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman, dan sejumlah pejabat dari daerah setempat. Di arena STQ, para peserta tidak hanya berlomba untuk meraih prestasi sebagai pemenang atau juara yang akan mewakili Indonesia dalam berbagai event musabaqah internasional. Lebih dari itu, mendorong mereka untuk membangun masyarakat yang saling menghargai, saling menolong, saling peduli, dan memiliki akhlak yang tinggi.

“Output dan outcome STQ tidak sekadar terlaksana dengan sukses dan melahirkan juara yang mampu mengharumkam nama bangsa di forum internasional, tetapi lebih jauh STQ diharapkan menjadi wahana dan pemberi warna bagi pendidikan generasi Qur’ani,” kata Menag. Di samping itu, lanjut Menag, STQ juga sarat dengan muatan dakwah, sehingga para peserta haruslah mengutamakan sportivitas dan keikhlasan.

“STQ yang dilaksanakan secara bergilir di daerah merupakan media silaturrahim anak bangsa yang diharapkan memberi resonansi sosial dalam rangka mendorong terbangunnya masyarakat yang saling menghargai, saling menolong, saling peduli dan memiliki akhlak yang tinggi,” katanya lagi. Menag berpesan kepada umat Islam, khususnya yang ada di Kepulauan Bangka Belitung dan lebih khusus warga Kabupaten Bangka Tengah, agar menjaga harmoni sosial dan kerukunan hidup beragama sebagai fundamen persatuan dan kesatuan bangsa. “Kita perlu terus berupaya menghindarkan setiap potensi yang dapat menggiring masyarakat kearah konflik, terlebihkonflik yang mempunyai sangkut-paut dengan isu agama,” katanya.

Menag menegaskan bahwa Islam yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi, baik terhadap perbedaan-perbedaan internal umat Islam, maupun terhadap pemeluk agama yang berbeda. Begitu pula dalam konteks kehidupan bernegara, empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, semuanya perlu dipahami oleh semua golongan umat beragama dengan pandangan yang positif. Empat pilar kebangsaan itu, menurut Menag, bukan alat untuk mengekang, mengintimidasi, dan mendiskriminasikan warga negara yang ingin menjalankan ibadat sesuai dengan keyakinannya sebagaimana dijamin oleh ajaran agama dan konstitusi.

Menag mengaku yakin, jika tatanan kemasyarakatan dan kebangsaan yang kondusif dapat dipelihara, dengan izin Allah SWT, Indonesia akan mampu membangun hari esok yang lebih baik dan selamat dari segala bahaya perpecahan dan krisis nilai yang begitu gampang melanda masyarakat di era globalisasi ini. STQ merupakan peristiwa yang penuh makna bagi negara dan bangsa Indonesia. Karena itu, Menag berharap kegiatan musabaqah Al-Qur’an yang telah membudaya di tengah masyarakat bangsa kita ini tidak hanya berkembang dari segi penyelenggaraannya, tetapi esensi dan substansinya lebih diaktualisasikan.

Dengan demikian, event seperti ini akan memberi pengaruh positif bagi perbaikan tatanan kehidupan umat dan bangsayang mengalami berbagai tantangan dan problema. STQ, Menag mengingatkan,bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seni baca dan menghafal Al-Qur’an sebagai upaya persiapan Indonesia mengikuti MTQ tingkat internasional di manca negara setiap tahunnya.

Tujuan lain yang bersifat strategis adalah untuk mendorong umat Islam supaya lebih mencintai Al-Qur’an, mendorong agar memahami isi Al-Qur’an dan merealisasikan pemahaman tersebut dalam kehidupan. Indonesia, menurut Menag, mungkin satu-satunya negeri muslim di dunia yang paling sering menyelenggarakan kegiatan musabaqah Al-Qur'an, secara rutin dari mulai tingkat desa sampai tingkat nasional.

Kegiatan musabaqah memiliki sinergi dan koherensi dengan pendidikan baca tulis Al-Qur'an dan gerakan masyarakat magrib mengaji yang digalakkan di Tanah Air. Para peserta yang tampil di arena STQ Nasional adalah nominasi terbaik dari setiap provinsi setelah melalui kegiatan seleksi di daerahnya masing-masing. Kegiatan ini, kata Menag, sekaligus menjadi stimulan menuju peningkatan kesadaran umat untuk mengamalkan kandungan kitab suci ini. Al-Quran harus menjadi penuntun umat dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. (ess)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua