Kristen

Ajakan Juruselamat

Pastor Philip Mantofa

Pastor Philip Mantofa

Shalom, umat Kristen dan saudara seiman di seluruh Nusantara. Menjelang Jumat Agung, hati kita diingatkan kembali bahwa Tuhan Yesus telah mati dan pada hari H nya itu, yaitu hari ini, jangan kita lupa mengapa Ia berkorban untuk anda dan saya. Karena Dia cinta, supaya kita mengenal Bapa. Bukan hanya supaya kita masuk ke sorga, tetapi supaya sorga juga masuk ke dalam hati kita.

Tuhan mau menolong kita. Juruselamat kita tidak mati. Ia bangkit pada hari ketiga. Dia hidup selama-lamanya. Dia menawarkan diri hari ini “Datanglah kepada-Ku yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan menolongmu.”

Mari kita buka Matius 11:25-30. Yesus Kristus menawarkan sebuah hubungan dengan kita, tetapi bukan hanya itu, Dia juga rindu dan sanggup menolongmu.

“Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25)

Berbahagialah orang berdosa yang berharap kepada Allah. Tuhan tidak suka dengan orang yang merasa dirinya pandai, pintar, dan sudah tahu segalanya. Justru disembunyikan rahasia tentang Allah, kita tidak bisa kenal Yesus sekedar karena agama. Kita harus mengenalnya secara pribadi. Jadi bukan pengetahuan belaka tetapi pewahyuan. Seperti Petrus ketika berkata “Engkaulah Mesias!” Yesus langsung berbicara begini kepada-Nya “Bukan dari pikiranmu itu, tetapi Bapa-Ku yang di sorga membisikkan sebuah wahyu di hatimu.”

Pada waktu itu, berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu,” M huruf besar, kepada Bapa, aku bersyukur kepadamu Bapa, Tuhan langit dan bumi. Sangat menarik bagaimana Yesus memanggil Bapa-Nya. Ia berkata: “Bapa, Tuhan langit dan bumi.” Tuhan Yesus ini mengajarkan hubungan, itu yang Ia tawarkan, Ia datang ke dunia bukan menawarkan agama, Ia datang untuk menyerahkan hidup-Nya.

Jadi dia mau kita sama Tuhan itu bukan agamawi tetapi kehidupan seutuhnya. Semuanya agama juga itu permulaan, itu bukan akhir dari segala sesuatu, tetapi iman kita itu harus sampai mendarah daging, harus sampai ke gaya hidup, harus sampai ke sehari-hari hingga memengaruhi semua pikiran, perkataan, perbuatan.

Yesus meneladankan sebuah hubungan dengan Allah Bapa. Ia datang ke dunia untuk menjadi jalan, untuk menunjukkan gimana caranya kita berhubungan dengan sorga. Dia memanggil Bapa begini: “Bapa, Tuhan langit dan bumi.” Dia ajari sesuatu kepada anda dan saya.

Pertama, Dia sebut Bapa, ditunjukkan bahwa Allah itu tidak mengerikan, sekalipun Dia suci. Allah itu tidak jauh, Dia itu Bapa, Dia itu Allah yang sangat pribadi, banyak orang salah paham dengan Tuhan, dikiranya Tuhan itu jual mahal. Mana ada sih bapak yang baik jual mahal sama anaknya, malah bapak yang perlu, yang melindungi, yang terbeban bagi anak-anak sebelum putra-putrinya bisa berbakti. Bapak akan memberikan segala-galanya, namanya orang tua.

Berarti yang pertama harus anda perhatikan dalam hidup ini, dalam setiap pergumulan, Allah itu mau menolongmu. Coba katakan begini kepada diri sendiri, Allah mau, sekalipun saya tidak mendengarnya, anda bisa mendengarnya sendiri dan Tuhan bisa mendengarkan anda.

Katakan Allah mau, itu sebabnya gelarnya Bapa. Bapa, Tuhan langit dan bumi. Dia sebut Bapa dulu, berarti Allah mau. Selama yang anda minta, selama yang anda rindukan ada di dalam Firman-Nya, tidak melanggar Firman Allah, apa yang berkenan memuliakan-Nya dan juga jikalau apa yang anda minta itu mendekatkan anda pada Tuhan, tidak mungkin Bapa itu berkata tidak, mungkin Dia berkata tunggu, sebab waktumu bukan waktu-Ku. Segala sesuatu indah pada waktunya. Tetapi kalau Ia berkata Bapa, berarti Allah itu selalu mau, waktunya saja yang harus anda sabar. Tetapi Allah tidak akan menolakmu.

Lalu Dia yaitu Tuhan Yesus menyebut Bapa-Nya Tuhan langit dan bumi. Kata Tuhan di sini Lord atau Yang Maha Kuasa. Yesus ajarkan kepada kita untuk mengerti bukan hanya Bapa itu mau, tetapi Bapa itu sanggup. Jangan hanya percaya bahwa Allah itu mau, tetapi yakinlah bahwa Allah mampu.

Kadang-kadang kita meragukan Tuhan, apakah mujizat masih ada? Kalau saya berdoa itu Tuhan bisa jawab ngga ya? Pergumulanku ini gede lho, besar lho apakah Dia mampu melakukan segala sesuatu? Jangan pernah kita itu meragukan Tuhan, Yesus ajarkan untuk Dia menyapa Bapa-Nya, Tuhan langit dan bumi, segala kuasa ada di bawah kaki-Nya.

Ikut Yesus itu percaya bahwa Bapa mau dan Bapa mampu, tetapi banyak orang, banyak anak-anak Tuhan sayangnya merasa bahwa Allah itu mampu tetapi apakah Dia mau? Mampu sih mampu, tetapi apakah Dia mau menolong kita? Itu masalahnya sehingga mereka jadi ketakutan sebelum berdoa, mereka jadi orang yang meragukan sebelum bertanya, sebelum meminta sudah tertolak. Jangan tertolak hatimu, Dialah kedua-duanya, di dalam Yesus, Allah kita adalah ya dan amin, Dia mau dan mampu.

“Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.” (Matius 11:26-27)

Kata menyatakan di sini berarti pewahyuan, lihat itu! Semoga apa yang saya sampaikan secara sederhana ini menjadi pewahyuan bagi dirimu. Sebab ada banyak hal tidak bisa kita pelajari bahkan secara teologi, ada hal-hal tertentu dalam iman yang harus kita tangkap dengan hati, kita mau belajar segala sesuatu.

Sekalipun kita bisa bahasa Yunani, Ibrani, saya juga mengerti karena saya juga adalah seorang pendeta, tetapi saya tahu dibutuhkan kerendahan hati untuk percaya bahwa Allah yang kita sembah di dalam Yesus Kristus, Dia mau dan mampu. Aplikasi itu hanya bisa karena kuasa, Firman Tuhan itu baru berlaku di mana hati ada wahyu makanya Tuhan bilang begini: orang yang rendah hati bukan yang merasa pandai atau merasa bisa, orang yang seperti itu berkenan pada Allah dan anak Allah berkenan menyatakan-Nya.

Saya harap ketika anda mendengar firman ini tidak seperti mendengar ceramah. Saya harap lewat tutur kata saya yang terbatas dan pengetahuan saya yang terbatas pula, di balik kalimat dan setiap huruf yang saya ucapkan, jikalau alkitabiah anda bisa mendengarkan suara Roh Kudus berbicara kepadamu, itulah permulaan mujizatmu. Percayalah Dia mampu, mujizat itu ada.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)

Ini ayat yang sangat famous atau terkenal, tetapi pertanyaannya mengapa sering kita ga datang pada Tuhan saat sedang berbeban berat, ketika dapat masalah atau mengalami problema? Ya itu tadi, kalau ga kita percaya kalau Dia itu mau, berarti kita ga percaya kalau Dia itu mampu. Mungkin kita percaya Dia mampu tapi kita tidak yakin Dia mau, sepertinya kita ini ga layak, makanya ada darah Yesus bukan?

Di Jumat Agung ini, darah-Nya dicurahkan supaya kita dilayakkan. Bukan supaya kita sempurna dalam sehari, tetapi supaya kita diterima ketika dalam pertobatan atau dalam kerinduan kita datang menghadap Tuhan setulus-tulus hati. Ayat 28 menjelaskan keraguan manusia kenapa ga datang pada Allah, padahal sudah jelas-jelas di sini, ga bisa lebih jelas lagi datang kepada-Ku jikalau kau letih lesu dan berbeban berat termasuk karena dosa atau kesalahan.

“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Matius 11:29)

Aku lemah lembut dan rendah hati, kata Yesus. Berarti Tuhan itu ga kasar, Tuhan itu ga keras sama kita, Dia tegas tapi bukan keras, tolong dibedakan! Tegas itu prinsip, keras itu emosi. Tuhan itu ga emosian, saya punya Juruselamat, anda juga!

Hari ini Jumat Agung mengingatkan kita bahwa Dia lemah lebut dan murah hati. Dia bahkan mau menyerahkan diri untuk membeli anda dan saya orang berdosa, yang adalah sampah sorga. Tetapi Dia berkata, Aku lemah lembut dan rendah hati, lalu disuruh belajar lagi: belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati!

Dia bukanlah guru angker. Murid-murid-Nya memanggil Dia guru dengan bahasa yang sangat romantis sebenarnya, Guru atau Rabbi, bukan orang Farisi atau Ahli Taurat. Yesus itu ngga membuat kita takut, lihat saja takut mendekat, Tuhan tidak begitu. Tuhan suruh kita belajar berarti kita boleh membuat kesalahan, belajar itu ga akan dimarahi kalau salah. Tuhan bilang begini lho: “Datang belajar sama aku yuk, jangan takut ya Aku ini lemah lembut, Aku ini rendah hati, Aku bukan Guru yang seharusnya kau takuti.”

Berarti dari sini Tuhan mau menerima kekurangan kita. Tuhan ga akan biarkan karena Dia adalah Bapa yang baik pasti akan didik kita, disiplin bahkan. Tetapi jangan pernah takut mendekat, se salah-salahnya kita, se tidak sempurna-tidak sempurnanya kita, selemah-lemahnya kita ini, Tuhan menerima kita apa adanya. Baru Tuhan memproses kita asal kita berserah, Dia akan ajari kita. Mana ada guru, kalau ada murid yang datang pada dia, pelajarannya failed atau gagal. Jika itu guru yang baik, pasti guru itu akan programkan lulus minimal, jikalau bukan summa cumlaude atau lulus secara brilian.

Tuhan punya proses, Tuhan punya program untuk hidup kita. Dia akan sempurnakan tapi Dia akan mulai dari ketidaksempurnaan kita dan Dia ga akan marah, Dia akan berkata: “Kemari! Aku rendah hati, Aku lemah lembut, Aku ga akan bentak kamu” Jadi sama Yesus itu aman luar biasa. Saya tahu, saya ga akan disemprot sama Dia, hubungan saya dengan Tuhan ga ketakutan. Sama Tuhan itu tenang hatinya, Dia lemah lembut dan rendah hati. Dia mau mengajari kita, asalkan kita janji begini, ini janji pada diri sendiri sih, bukan janji-janji sama Tuhan, padahal janji palsu. Janji pada diri sendiri, aku ga mau buat kesalahan yang sama dua kali, berarti itu kebodohan bukan kesalahan. Saya ga belajar dari kesalahan saya di masa lalu. Saya ga berani janji muluk-muluk, saya tahu saya masih buat kesalahan seperti anda tetapi saya akan berusaha tidak buat kesalahan yang sama.

Setiap kali saya datang sama Tuhan minta maaf, minta ampun ataa kesalahan yang baru. Dalam sesuatu yang baru saya pelajari selalu saya berkata Tuhan tolong ajari. Miliki hati yang mudah diajar. Tuhan sorry ya, ga berani berkata ga disengaja. Kebanyakan kesalahan itu disengaja tetapi ini sesuatu yang baru, maafkan Tuhan, maafkan Tuhan, lalu kita minta pengampunan. Tuhan itu punya hubungan dengan kita guru dan murid, bukan hanya Bapa dan anak, karena itu belajarlah sebanyak-banyaknya dalam kehidupan ini untuk menjadi seperti Tuhan, bukan jadi Tuhan. Jadi seperti Kristus dalam segala sesuatu, dalam pikiran dan perbuatan.

Yang terakhir, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Matius 11:30)

Bebannya kok bisa jadi ringan ya? Bukankah saya datang pada Tuhan tetapi lesu dan berbeban berat? Bebannya bukan menjadi ringan saudaraku, kitanya yang jadi kuat. Kalau kita berguru pada Yesus, baca Firman bukan untuk pengetahuan melainkan supaya diubahkan. Kita menghadap tahta Tuhan ketika kita memuji, berdoa, minta tolong Roh Kudus untuk kerjakan tanah hati kita, bukan supaya kita menjadi lebih agamawi tetapi supaya kita menjadi rohani. Supaya kita hidup oleh Roh dan bukan kedagingan yang isinya kemarahan, hawa nafsu melainkan Roh yang isinya kasih, damai sejahtera, sukacita, kelemahlembutan, penguasaan diri bahkan.

Nah kalau kita dikerjakan oleh Tuhan, kita berguru pada Yesus lama-lama bebannya bukan jadi ringan, kitanya yang jadi stronger, kitanya yang jadi kuat jadi kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan menjanjikan bahwa orang yang mau mengindahkan undangan Tuhan. Ketika Juruselamat menawarkan diri, orang yang mau berserah diri, orang yang mau dibentuk oleh Kristus, step by step, selangkah demi selangkah, sifat demi sifat, sekalipun nampak lambat namu ku tahu ku akan sempurna nanti.

Satu tahun kemudian kita menoleh, dulu yang membuat kita mundur sekarang sudah ga mempan atas hidup kita. Dua tahun kemudian kita menoleh lagi, hal yang membuat kita takut sekarang sudah tidak ada sama sekali cubitannya. Lima tahun dari sekarang kita menoleh, hidupku egois sekali di masa lalu. Sekarang kita lebih berani berkorban bahkan bisa angkat beban orang lain, bisa menguatkan saudara-saudara seiman. Bukan kuk nya jadi ringan, berat badan rohani kita yang bertambah, dulu kanak-kanak sekarang dewasa. Ku mau sperti mu Yesus disempurnakan selalu. Amin

Pastor Philip Mantofa (Senior Pastor Gereja Mawar Sharon)

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan