Nasional

Akan Tampil Lagi Tapi Pada Cabang Lain

Jakarta, 9/8 (Pinmas) - H Abdul Rauf peraih cabang bergengsi, tilawah qiraat saba’ah dalam MTQ Nasional XXI bertekad untuk tampil lagi pada MTQ XXII 2008 di Banten, namun pada cabang lain. Untuk mengikuti cabang yang sama 2 tahun mendatang di Serang, Banten, Rauf sudah tidak mempunyai kesempatan lagi karena predikat qori terbaik I sudah diraihnya. “Insya allah saya coba tampil pada cabang lain namun masih berkaitan dengan cabang tilawah”, ujar lelaki kelahiran Palembang Sumsel ini menjelaskan tentang tegasnya.

Ditemui saat berada di bandara Walter Mongonsidi, Kendari saat bersiap siap meninggalkan ibu kota provinsi Sultra, Minggu tadi, lebih jauh H Abdul Rauf mengatakan, ketentuan dan persyaratan bagi peserta lomba seni baca Al Qur’an ini sudah tidak memberikan kesempatan lagi baginya karena bagimereka yang sudah meraih gelar terbaik I harus pindah cabang atau golongan dan ini tergantng juga usia.Dijelaskannya dalam meniti karir sebagai qori menurutnya jalan panjang bagi usahanya untuk meraih predikat bergengsi itu dia lakukan sejak kanak - kanak hingga dewasa dengan mengikuti event skala nasional itu.“Saya tampil sejak di MTQ Nasional di Jami tahun 1997 pada cabang tilawah biasa dan memperoleh gelar juara saat itu”, ujar lelaki yang lahir 34 tahun lalu itu. Menjelaskan tentang cabang tilawah qiraat saba’ah yang diraihnya dan “mendongkrak” nama kafilah Sumsel di MTQN XXI 2006 yang berlangsung mulai 29 Juli 2006 hingga 5 Agustus 2006 menurutnya untuk cabang ini dia ikuti baru satu tahun.

“Cabang ini sebetulnya sama saja dengan cabang tilawah, hanya berbeda pada bacaan. Qiraat saba’ah adalah tilawah yang bukan focus di suara dan lagu tapi focus pada bacaan”, ungkapnya menjelaskan tentang cabang yang mengangkat namanya.Jadi dalam satu ayat bisa beberapa kali bacaan, kalau lagu itu sudah pasti. Setiap menarik lagu, katanya harus berubah - ubah menurut riwayat yang memang sudahditentukan. Pada MTQ Nasional di bumi “anoa” tadi setiap peserta cabang ini diwajibakan harus membaca menurut 3 riwayat. Untuk itu kita ditunut menguasai 3 riwayat tersebut artinya ada 3 kali perubahan”, imbuhnya sembari menjelasklan sebenarnya qiraat saba’ah ada 7 riwayat. Cabang termuda yang ditampilkan selama MTQ Nasional berlangsung ini memang belum “memfull”kan persyasratan untuk membaca menurut ke 7 riwayat itu. Sebab bila itu masuk menjadi ketentuan takutnya tidak ada peserta yang mampu.

Sependapat mengomentari tekad pemerintah daerah Sumsel yang menjadi MTQ Nasional XXI 2006 Kendari, sebagai titik tumpu awal bagi mengejar ketertinggal prestasi qori dan qoriah Sumsel dalam per”mtq”an sejak tahun 1997 H. Abdul Rauf mengatakan dia sangat sependapat dengan tekad Pemda Sumsel.Sebagaimana dikemukakan Ketua Kafilah Sumsel ke Kendari ,Drs Erman Robian Sirodj MM, beberapa saat setelah diumumkannya H Abdul Rauf, sebagai qoriah terbaik I tilawah qiraat saba’ah, sebagai langkah awal yang akan dilakukan Pemda Sumsel dan LPTQ Sumsel. Langkah itu ialah melakukan penyaringan untuk mendapatkan potensi qori dan qoriah yang kelak bisa diandalkan. Untuk itu Gubernur Sumsel, Ir Syahrial Usman Robian mempunyai kebijaksanaan satu komando guna menjaring potensi potensi itu.Penyairngan sekaligus pembinaan akan dilakukan mulai tingtkat aparat pemeribntahanb di ndesa yakni kelurahan, camat, bup[ati hingga Gubernur sendiri.“Gubernur mempunyai satu komando, menyikapi potensi yang ada di masyarakat.

Pembinaan terhadap qori dan qoriah dengan mengedepankan potensi daerah yang adamelalui Kepala Desa, Camat, Bupati hingga Gubernur” jelas pimpinan kafilah Sumsel yang juga pejabat Pemda Prov Sumsel, Drs Erman Robian Siradj MM .Selain itu Gubernur Syahrial beranggapan MTQ Nasional yang kini diselenggarakan setiap 2 tahun sekali merupakan sarana dalam rangka memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat dalam keagamaan. Masyarakat diberikan suatu pembinaan dan dimotivasi sehingga mempunyai semangat untuk mencapai prestasi yang baik. (Thamrin/ Ba)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua