Nasional

Aplikasi Haji Pintar Bantu Masalah 12 Jamaah DKI Jakarta di Madinah

Makkah (Pinmas) —- Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah membuat terobosan baru pada penyelenggaraan haji 1436H/2015M berupa aplikasi haji pintar yang berbasis android. Aplikasi ini berisi beragam informasi seputar pelaksaan haji, baik teknis maupun bimbingan ibadah, termasuk fasilitas layanan pengaduan masyarakat.

Aplikasi yang dilauncing langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada akhir Juli lalu ini terbukti sangat membantu jamaah haji Indonesia, salah satunya yang dialami oleh jamaah haji kloter 2 embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG02). Sebanyak 12 jamaah JKG02 tertinggal di Madinah pada hari kedua pemberangkatan jamaah haji dari Madinah ke Makkah. Mereka dijadwalkan berangkat pada Senin (31/08) jam 07.00 pagi waktu Arab Saudi (WAS). Namun setelah melalui proses pengecekan, dokumen paspor 12 orang ini tidak ada pada driver bus yang akan membawanya ke Makkah sehingga mereka diputuskan untuk tidak berangkat.

“(Kita) Ditinggal jam 10-an kemarin. Kita dijadwalkan (berangkat) jam 7, tapi sampai jam 9 masih pengecekan-pengecekan. Keputusannya akhirnya kita ditinggal,” cerita salah satu dari 12 jamaah yang tertinggal, Sodik Kurniawan (40), kepada Tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah setibanya di Kantor Daker Makkah, Shisha, Rabu (01/09).

Jamaah JKG02 diberangkatkan pada Senin (31/08) dengan 10 bus dari Madinah. Proses pengecekan dilakukan sampai jam 9 pagi dan dokumen paspor 12 jamaah ini ternyat terbawa oleh rombongan bus yang sudah berangkat lebih dulu sehingga mereka tidak bisa diberangkatkan ke Madinah.

Sodik Kurniawan mengatakan bahwa ketua kloter tidak mengamankan jamaah. Mereka mengamankan diri sendiri, dan berangkat lebih dulu meninggalkan mereka. “Kami dari JKG 02 ada 12 orang yang ditinggal. Sampai jam 2 siang harusnya kan paling tidak ketua kloter atau ketua bimbingan haji menghubungi saya, bagaimana kondisinya. Itu tidak ada,” terangnya.

Dalam keadaan seperti ini, Sodik mengaku terbantu dengan adanya aplikasi haji pintar yang menjadi sarana pengaduan masalah yang dihadapinya. “Kan saya langsung ke sms pengaduan yang di haji pintar itu. Di sanalah kita komunikasi terus sampai di Daker Madinah. Mungkin Daker Madinah tahu kasus itu dari sms pengaduan saya,” katanya.

Haji Pintar adalah aplikasi android yang dibuat Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia. Di dalam aplikasi yang diluncurkan pada 31 Juli 2015 lalu berisi berbagai macam informasi, antara lain: info pemondokan, info transportasi, info katering, penunjuk jalan, info kesehatan, doa manasik, dan info Perusahaan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU).

Tidak hanya berisi tulisan, informasi yang ada di aplikasi ini juga disertai gambar-gambar terbaru. Jemaah bisa mengetahui bentuk hotel maupun kamar yang akan dihuninya kelak. Aplikasi yang berukuran 28,18 MB ini bisa didownload secara gratis dari playstore. Di aplikasi ini juga terdapat peta GPS yang bisa membantu jamaah ketika kehilangan arah dan tujuan.

Yati, istri Sodik, mengatakan bahwa 12 jamaah ini masuk kembali ke dalam kamar pada sekitar pukul 15.00 WAS, setelah sebelumnya menunggu di lobby hotel. Mereka awalnya dijadwalkan akan diberangkatkan ke Makkah pada hari ini, Rabu (01/09) pagi. Namun, selepas isya ada tawaran untuk berangkat malam itu juga dan mereka setuju sehingga proses pemberangkatan dilakukan Senin (31/09) malam. Kedua belas jamaah itu tiba di Daker Makkah pada pukul 07.00 WAS.

Kepala Seksi Pelindungan Jamaah Jaetul Muchlis Basyir mengatakan bahwa secara teknis dan aturan yang ada, persoalan ini tidak semestinya terjadi. Menurutnya, hal ini bisa jadi karena organisasi kloter yang tidak optimal. “Di situ ada peran Karu (Kepala Regu), Karom (Kepala Rombongan), dan petugas kloter yang tidak optimal. Harusnya mereka dalam setiap pergerakan melakukan cek dan ricek keberadaan kelengkapan, personil, maupun jamaah, serta dokumen,” jelasnya.

Namun demikian, Muchlis mengaku akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu terkait faktor penyebab terjadinya peristiwa ini. “Kita akan klarifikasi dulu, di mana celah-celah yang harus kita evaluasi sehingga terjadi kejadian seperti ini. Kita harus evaluasi dulu apakah kekurangtanggapan organisasi kloter atau lainnya,” jelasnya.

Prioritas Daker Makkah saat ini, lanjut Muchlis, adalah menyelesaikan terlebih dahulu pelaksanaan ibadah kedua belas jamaah ini di bawah bimbingan dan panduan seksi bimbingan ibadah. Disinggung soal hak-hak jamaah, Muchlis memastikan bahwa semua hak jamaah jamaah tidak akan berkurang dan akan tetap diberikan. “Fasilitas semua mendapatkan. Akomodasi, katering tetap mendapatkannya. Tetap semua hak-hak jamaah diberikan,” tandasnya. (mkd/mch/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua