Jakarta, 17/02 (Pikda) - Australia Indonesia untuk Rekontruksi dan Pembangunan (AIPRD) telah menyumbangkan sedikitnya 700 buku referensi pendidikan senilai Rp1,5 miliar kepada dua perpustakaan perguruan tinggi negeri di Aceh, yakni Universitas Syiah Kuala dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Arraniry yang rusak akibat bencana tsunami.

"Selain bantuan ini, AIPRD juga membantu biaya sewa rumah untuk 800 pengajar pada kedua perguruan tinggi tersebut, serta menanggung biaya sekolah untuk 2.000 mahasiswa IAIN Arraniry," kata pengurus AIPRD Banda Aceh Didi Marjimi di Jakarta, Kamis.

Didi mengatakan, akibat gempa dan tsunami tahun lalu, sekitar 2.000 fasilitas pendidikan seperti sekolah dan universitas baik negeri maupun swasta di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) telah rusak, bahkan tidak sedikit bangunan yang hancur, termasuk Universitas Syiah Kuala dan IAIN Arraniry. Dia mengatakan, program AIPRD itu telah membantu memperbaiki kualitas dan sumber daya pendidikan serta membangkitkan kembali sektor perguruan tinggi. "Selain mengadakan pelatihan bagi pelajar, kami juga sedang merencanakan sejumlah proyek rekontruksi seperti rehabilitasi gedung, perpustakaan umum di IAIN Arraniry dan pembangunan laboratorium pengajaran di Universitas Syiah Kuala," katanya.

Bencana tsunami 26 Desember 2004 lalu mengakibatkan ribuan buku-buku di perpustakaan hilang, bahkan sejumlah dosen dan karyawan juga tidak diketahui nasibnya. "Berdasarkan pendataan korban bencana tsunami, lebih dari 50 persen karyawan dan dosen kehilangan tempat tinggal, sehingga mereka butuh tempat tinggal agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu karena para dosen dan karyawan tidak lagi memiliki tempat tinggal yang layak" katanya.

Kampus IAIN sendiri berada di Kecamatan Darussalam, Aceh Besar. Lokasi bangunan berdekatan dengan laut, maka bangunan kampus itu mengalami kerusakan lebih parah dibanding kampus lainnya, sehingga buku-buku perpustakaan hancur karena terendam air dan lumpur.(Ant/Ba)