Internasional

Baru Ada Dua, PTKIN Diminta Genjot Akreditasi Internasional

Ciloto (Kemenag) --- Saat ini, baru dua Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang terakreditasi nasional. Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin meminta agar PTKIN fokus pada target ini untuk pengembangan ke depan.

“Saat ini baru dua PTKIN yang terakreditasi internasional dengan 4 Prodi. Ke depannya perlu terus ditingkatkan,” kata Kamaruddin Amin saat membuka Raker Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama tahun anggaran 2020 di Ciloto Jawa Barat, Jumat (28/02).

Kamaruddin Amin minta agar anggaran pengembangan PTKI diorientasikan pada mutu dan kualitas, dan itu salah satunya adalah untuk mencapai target akreditasi internasional. "PTKIN yang saat ini telah terakreditasi A, harus ditargetkan terakreditasi internasional. Karenanya, pastikan program untuk mendukung akreditasi internasional itu," lanjut Alumni Born Univercity Jerman ini.

Selain akreditasi, Kamaruddin Amin juga minta PTKIN mentargetkan penambahan guru besar. Saat ini, tercata baru ada 530 professor PTKIN. “Seharusnya kita mempunyai minimal satu profesor dari masing-masing prodi yang ada,” tegas Guru Besar Hadits UIN Alauddin Makasar ini.

Untuk itu, lanjut Kamar, jajaran Diktis harus mempunyai orientasi program yang terukur baik output maupun outcame untuk akselerasi Guru Besar. “Pastikan bahwa anggaran kita cukup untuk melakukan akselerasi guru besar sehingga proses internasionalisasi PTKI segera terwujud,” katanya.

Hal ketiga yang dipesankan Kamaruddin Amin terkait jurnal terakreditasi internasional (terindeks scopus). Kamar menyesalkan masih ada UIN yang belum mempunyai jurnal terakreditasi.

Kamar minta Pejabat Eselon III dan IV Diktis bersinergi dengan PTKIN, agar dari jurnal yang terakteditasi internasional bertambah secara signifikan, tidak hanya lima. “Rasanya naif kita bicara kualitas internasional, tetapi hal yang fundamental seperti jurnal belum teratasi dengan baik,” katanya.

“Teman-teman harus ikut mereview program-program di PTKIN agar terarah dan terukur mendukung kualitas dan mutu pendidikan tinggi, karena kita mempunyai otoritas untuk itu," tegasnya.

Terakhir, Kamarudin mengingatkan agar anggaran peningkatan sarana dan prasarana pendidikan tinggi Islam dikelola dengan baik sehingga tidak ada kebocoran. Anggaran itu antara lain tercakup dalam SBSN Six in One, Program Four in One yang dibiayai Islamic Development Bank (IDB), Program UIII, dan proyek Saudi Fund Development (SFD).

Direktur Diktis, Arskal Salim GP mengatakan, kendati anggaran 2020 kurang mendukung, komitmen pada mutu dan kualitas harus tetap dijaga. “Kita harus bersinergi baik dalam cara kerja maupun implementasi anggaran agar lebih optimal,” katanya.

Di hadapan 60 Pejabat Pejabat Eselon III, IV, Perencana dan Keuangan, Arskal Salim mensosialisasikan Aplikasi Simpel, untuk meningkatkan tata kelola persuratan dan disposisi.

Raker akan berlangsung dari 27-29 Februari 2020. Nampak hadir, Kasubdit Ketenagaan Syafi'i, Kasubdit Akademik Mamat Salamat Burhanuddin, Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Ruchman Basori, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama M. Adib Abdushsomad, Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Suwendi, dan Kasubbag Tata Usaha Abdullah Hanif. (RB)

Tags:

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua