Kristen

Bersukacitalah Senantiasa di dalam Tuhan

Pdt. Drs. Ir. Sujarwo, M.Th. (Sinode Gereja Betesda Indonesia)

Pdt. Drs. Ir. Sujarwo, M.Th. (Sinode Gereja Betesda Indonesia)

Umat Kristen di seluruh Indonesia. Mimbar Kristen hari ini merenungkan Firman Tuhan tentang Bersukacitalah Senantiasa di dalam Tuhan.

Mari kita membuka Lukas 2:10-11, yang berbunyi sebagai berikut: “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”

Umat Kristen di seluruh Indonesia. Dalam kehidupan manusia, dalam kehidupan sehari-hari, kata kesukaan bisa diartikan bergembira, bersukacita, bersenang-senang. Hal itu umumnya merujuk kepada kenikmatan hidup yang memberikan kebahagiaan atau kelepasan dari masalah atau bahkan kita merasakan keberhasilan secara keuangan.

Dalam Perjanjian Lama, kesukaan atau sukacita nampaknya hanya difokuskan kepada bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah saja dan orang-orang dari bangsa lain yang menganut agama bangsa Israel. Seperti ketika mereka dilepaskan dari perbudakan di Mesir dan pemulangan dari pembuangan di Babel kembali ke Yerusalem.

Saat kelahiran Tuhan Yesus, malaikat menyatakan perspektif yang berbeda tentang kesukaan ini. Malaikat berkata: Jangan Takut! Sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu, kesukaan yang besar untuk seluruh bangsa.

Umat Kristen di seluruh Indonesia. Pernyataan malaikat menunjukkan bahwa kesukaan besar tidak hanya diperuntukkan khusus pada bangsa Israel tetapi lebih luas yaitu kepada seluruh bangsa. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan pada Yohanes 3:16, yang berbunyi sebagai berikut:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Tuhan Yesus tidak pernah berbicara tentang tanah perjanjian atau tanah Kanaan, tujuan dari Israel ketika terlepas dari perbudakan di Mesir, tetapi kepada seluruh bangsa di dunia ini. Tuhan Yesus juga tidak hanya berbicara tentang umat pilihan Allah, yaitu Israel, tetapi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Dengan demikian perkataan malaikat itu benar bahwa seluruh bangsa di dunia menjadi objek dari kesukaan besar dan sumbernya adalah Allah sebagai pemberi sukacita dan kesukaan besar itu. Adapun isi dari sukacita besar adalah Hari ini telah lahir bagi-Mu, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud.

Umat Kristen di seluruh Indonesia yang kami kasihi. Pernyataan malaikat menunjukkan bahwa kesukaan adalah suasana atau kondisi sukacita yang didasarkan pada kenyataan rohani, yaitu Yesus adalah Juruselamat yang telah lahir bagi seluruh bangsa. Tidak hanya khusus bagi bangsa Israel saja sebagai umat pilihan Allah, tetapi lebih luas lagi, yaitu Yesus Sang Juruselamat telah lahir bagi seluruh bangsa.

Kesukaan atau sukacita bukan bersumber dari pengalaman hidup yang berasal dari lingkungan atau situasi dan keadaan yang menyenangkan atau menguntungkan. Sukacita atau kesukaan yang besar ini adalah pemberian Allah di dalam Yesus Kristus kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, yang memimpinnya kepada perubahan hidup secara rohani.

Demikian juga Tuhan Yesus memberikan kesukaan besar, bukan karena kita mendapat kesenangan kebahagiaan yang luar biasa atau menikmati kekayaan kita, walaupun itu juga bisa memberikan kebahagiaan. Bukan juga karena kita bisa berhasil dalam berusaha atau berbisnis yang memberi keuntungan besar. Itu juga satu kesenangan atau kenikmatan. Tetapi, yang terutama adalah karena Yesus lahir sebagai Juruselamat dalam hidup orang percaya.

Sekali lagi kesukaan besar yang Tuhan Yesus berikan kepada kita adalah karena Yesus telah lahir sebagai Juruselamat dalam hidup orang percaya kepada Tuhan Yesus. Untuk itu, setiap pribadi dari bangsa manapun yang memiliki Yesus dalam hidupnya, itulah pribadi yang memiliki kesukaan yang besar dan setiap keluarga dari bangsa manapun yang memiliki Yesus dalam hidupnya, itulah keluarga yang memiliki kesukaan besar. Setiap komunitas atau kelompok manapun yang memiliki Yesus dalam hidupnya maka kelompok atau komunitas itulah yang memiliki kesukaan yang besar.

Umat Kristen di seluruh Indonesia yang kami hormati. Dalam merayakan Natal tahun ini, diharapkan tidak ada di kalangan orang percaya, saudara dan saya yang menyesal telah menjadi orang Kristen. Hari ini kita mendengar kabar baik, Yesus lahir di tengah-tengah dunia untuk saudara dan saya. Yesus menjadi Juruselamat kita, saudara dan saya ditebus karena Yesus. Tidak ada orang Kristen yang menyesal karena telah memiliki Yesus sebagai Juruselamat pribadinya, justru merasa berbahagia dan sukacita karena setiap orang yang percaya seharusnya bersyukur karena Tuhan Yesus telah datang ke dalam dunia ini sebagai Juruselamat yang mengerjakan kesukaan besar dalam hidupnnya.

Bagi mereka yang sudah dipanggil dalam pelayanan diharapkan tidak ada yang menyesal karena dipanggil oleh Tuhan menjadi hamba Tuhan, menjadi penginjil, menjadi pekerja di ladang Tuhan. Tidak ada yang menyesal karena ditahbiskan menjadi pendeta. Justru saat inilah kita berbangga, sebagai seorang Kristen, sebagai seorang Hamba Tuhan itulah sumber sukacita yang besar, yang ada dalam diri orang percaya. Kesukaan besar dalam kehidupan kita itu nyata karena Yesus menyertai setiap orang yang percaya.

Untuk itu, saya sebagai Hamba Tuhan menyarankan kepada kita semua untuk kita senantiasa bersukacita, seperti Firman Tuhan yang tertulis dalam Filipi 4:4: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”

Ketika Tuhan Yesus lahir ke dalam diri kita, maka kesukaan besar, sukacita yang besar itu ada dalam diri kita semua. Sukacita itu bukan keadaan, jadi kalau keadaan kita susah, kita tidak bisa sukacita. Kesukaan atau sukacita besar itu satu keputusan yang harus kita ambil, bahwa Yesus sudah lahir ke dunia untuk kita semua, maka kesukaan besar itu ada pada diri kita semua.

Rasul Paulus ketika menuliskan seruan untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan, ia sedang dalam kesulitan besar, ia sedang dalam penjara yang gelap di kota Roma untuk menantikan hukuman matinya. Juga di dalam penjara itu ia mendengar, ada perselisihan di antara jemaat Filipi, bukan hanya jemaat saja tetapi para tua-tua atau pendiri awal gereja di Filipi itu mereka saling berselisih paham.

Dalam kondisi yang begitu berat di dalam penjara mendengar ada berita teman-teman seperjuangannya itu berselisih paham, ia tidak larut dalam kedukaan atau penderitaan atau kekecewaan, tetapi justru sebaliknya, Rasul Paulus menuliskan suratnya kepada jemaat di Filipi supaya jemaat tetap bersukacita. Ia mengatakan bersukacitalah. Bahkan ayat ini berulang mengatakan, bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan, sekali lagi kukatakan bersukacitalah.

Saudara yang terkasih. Ada penekanan sekali lagi kukatakan bersukacitalah. Artinya, kita diingatkan kembali bahwa karya Yesus dalam diri kita, dalam diri saudara dan saya. Itu harus selalu dikerjakan supaya sukacita di dalam Tuhan itu senantiasa ada di dalam diri saudara dan saya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan. Di tengah-tengah masa pandemi Covid-19 ini, jangan membuat kita semua kehilangan sukacita. Memang di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini banyak yang merasakan kesulitan bahkan kehilangan saudara. Namun, percayalah mereka berpulang dan sekarang sedang bersama Bapa di Surga. Itu satu kesukaan yang besar bahwa mereka pun bersama dengan Bapa di Surga.

Sikap ceria atau sukacita itu harus menjadi bagian hidup setiap orang, menjadi kebiasaan atau habit supaya orang lain bisa melihat ada Yesus di dalam diri saudara dan saya. Sikap hidup seperti itu bisa menyenangkan sekeliling kita. Orang yang senantiasa bersukacita penuh riang gembira dan di manapun kita berada. Kalau kita bisa bersukacita, itu membuat hidup lebih menyenangkan dan tentunya yang lain pun bisa menerimanya dengan sukacita.

Ketika kita bertemu dengan orang yang bersukacita, ramah, suka tersenyum maka suasana hati pun menjadi ikut bersemangat. Berbeda jika kita bertemu orang yang susah terus, cemberut, berbeban berat, energy kita rasanya ikut terkuras, berat sekali rasanya. Itulah sebabnya kehidupan orang percaya harus bersukacita senantiasa karena ada Tuhan Yesus di dalam diri orang yang percaya.

Umat Kristen di seluruh Indonesia yang dikasihi Tuhan. Saat ini di tengah-tengah pandemi, mari kita lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Ketika ada masalah, hambatan, kesulitan yang dihadapi, kita lebih dekat kepada Tuhan, mau lebih lagi berseru kepada-Nya supaya Tuhan Yesus mau menolong kita semua. Kita mau memuji dan memuliakan Allah karena Tuhan Yesus sudah menyelamatkan dan memanggil untuk kita semua diselamatkan. Ini sebuah sukacita besar kita yang seharusnya binasa tetapi oleh karena percaya kepada Tuhan Yesus, kita beroleh hidup yang kekal.

Untuk itu, marilah kita lebih setia lagi mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus dan konsisten membangun keintiman rohani dengan Dia agar kesukaan besar itu menjadi sempurna. Dengan bersukacita di tengah kesesakan dan kesulitan hidup, berarti kita belajar untuk berserah kepada Tuhan. Dengan bersukacita dan berdoa, maka damai sejahtera yang berasal dari Allah akan melampaui segala akal yang tidak pernah kita bayangkan. Itu akan memelihara hati dan pikiran kita di dalam Kristus Yesus. Amin

Pdt. Drs. Ir. Sujarwo, M.Th. (Sinode Gereja Betesda Indonesia)


Fotografer: Istimewa

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua