Daerah

Buka KKN Moderasi Beragama, Kemenag: Konkret Kuatkan Karakter Keindonesiaan

Pembukaan Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama di Papua

Pembukaan Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama di Papua

Papua (Kemenag) --- Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama (KKN KNMB) mulai diselenggarakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk. Program ini berlangsung dari 17 Juli hingga 26 Agustus 2022 dan diiikuti 304 mahasiswa lintas agama dari berbagai perguruan tinggi keagamaan di Indonesia.

Para peserta ditempatkan di 15 kampung di Provinsi Papua yang tersebar di 4 kampung di Kota Jayapura, 6 kampung di Kabupaten Jayapura, 5 kampung di Kabupaten Keerom, serta 6 titik kabupaten yang berada di Provinsi Papua Barat.

Dimulainya KKN KNMB ini dibuka oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan sekaligus anggota Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama RI, Rohmat Mulyana. Menurutnya, program ini merupakan wujud konkret untuk menguatkan karakter keindonesiaan yang plural dan religius.

“Dengan hidup berdampingan secara harmonis di tengah berbagai keragaman atau pluralitas ini, baik agama, suku, budaya, bahasa dan lainnya, dalam pelaksanaan KKN di Papua, diyakini akan berdampak terhadap kuatnya saling menghargai dan menghormati antar sesama warga negara dan umat beragama,” ungkap Rohmat Mulyana di IAIN Fattahul Muluk, Papua, Senin (18/7/2022).

“Ini bentuk konkret kuatkan karakter keindonesiaan,” sambungnya.

Rohmat Mulyana mengatakan, dunia pendidikan, termasuk Perguruan Tinggi Keagamaan, merupakan instrumen yang efektif untuk mendesiminasi pemahaman dan karakter yang produktif, termasuk dalam menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Bahkan, lanjutnya, hampir di semua belahan dunia, pendidikan bukan hanya terbatas untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan an sich, tetapi juga untuk menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan kebangsaannya dengan baik.

“Ideologisasi bangsa ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui satuan pendidikan. Sehingga, semestinya tidak perlu terjadi adanya satuan pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai yang kontraproduktif dengan ideologi kebangsaannya,” ungkap Rohmat.

“Penguatan Moderasi Beragama pada dasarnya adalah menghadirkan negara sebagai rumah bersama yang adil dan ramah bagi bangsa Indonesia untuk menjalani kehidupan beragama yang rukun, damai, dan makmur. Oleh karenanya, penguatan Moderasi beragama ini bertujuan untuk menyelaraskan relasi beragama dan bernegara dengan baik, sehingga masyarakat tidak terjebak ke dalam faham dan gerakan yang ekstrim atas nama agama,” sambungnya.

Lebih lanjut Rohmat Mulyana menjelaskan, sekurang-kurangnya terdapat 3 (tiga) indikator ekstrimitas dalam beragama. Pertama, cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang mencederai nilai luhur kemanusiaan. Kedua, cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang bertentangan dengan kesepakatan bersama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ketiga, cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang melanggar ketentuan hukum yang menjadi panduan bermasyarakat dan bernegara guna mewujudkan ketertiban sosial dan kemaslahatan bersama.

Rohmat berharap peserta KKN KNMB dapat melakukan langkah-langkah pereventif, promotif, dan kuratif, baik untuk dirinya maupun masyarakat di sekitarnya, agar tidak terjebak ke dalam paham dan gerakan intoleran dan ekstrimisme, terlebih yang mengatasnamakan agama.

Rektor IAIN Fattahul Muluk, Habib Idrus Alhamid, berharap kegiatan KKN ini dapat melahirkan kesadaran pentingnya komitmen kebangsaan dari berbagai daerah di tanah air. “Karena KKN Nusantara jika dikaitkan dengan moderasi beragama akan jadi sangat strategis dalam mensosialisasikan aspek kemajemukan,” tutup Rektor.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua