Opini

Camaba Al-Azhar dan Misi Kunjungan Kerja ke Tanah Firaun (Catatan Perjalanan 1)

Tim Advance Kemenag bertolak ke Mesir untuk siapkan MoU dengan Al-Azhar

Tim Advance Kemenag bertolak ke Mesir untuk siapkan MoU dengan Al-Azhar

Harap-harap cemas. Jadi apa tidak ya dinas luar negeri ke Mesir? Selain akhir tahun, Piala Dunia Qatar, dan kepadatan penerbangan jemaah umrah, juga karena beberapa kali rencana ini memang mengalami penundaan. Lalu apa kepentingannya ke Mesir?

Yang pasti kami harus ke Mesir tahun 2022 ini. Bukan karena mau jalan-jalan untuk wisata, lalu selfie-selfie di depan Piramida. Bukan pula karena mau melihat mumi Fir'aun. Juga bukan karena semata ingin napak tilas sejarah nabi-nabi. Saya dan tim harus ke Mesir lebih karena tanggung jawab pekerjaan.

Tugas saya di kantor, selain mengurus kelembagaan perguruan tinggi Islam dalam negeri, juga menyelenggarakan tata kelola pengiriman calon mahasiswa baru (Camaba) yang akan kuliah di Mesir, khususnya di Al Azhar.

Harus diakui, mahasiswa dan pelajar Indonesia di Mesir begitu banyak masalah yang harus diurai satu persatu. Mulai dari proses rekruitmen Camaba melalui jalur beasiswa maupun non beasiswa, juga menumpuknya persoalan mahasiswa dan pelajar eksisting di Mesir.

Saya inget betul, beberapa hari setelah saya dilantik sebagai Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama DIKTIS, Dirjen Pendidikan Islam, Prof Dani mengatakan: Pak Thobib, tugas berat anda adalah masalah Camaba dan mahasiswa Indonesia di Mesir. Tugas lainnya biasa-biasa saja. Ups!

Sempat bengong juga atas pernyataan bos saya itu. Lalu saya coba mengidentifisir masalah-masalah yang ada. Memetakan beban tugas yang saya harus emban. Ternyata benar, bahwa masalah tata kelola Camaba Al-Azhar Mesir memang rumit, kompleks, dan menyita banyak emosi. Begitu banyak pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam masalah ini.

Lalu? Saya bersama dengan Tim Task Force mencoba untuk membuat formula penyelesaian. Usulan-usulan dari banyak pihak kami tampung. Juga terus berkoordinasi intensif dengan pimpinan untuk menyelesaikan sedikit demi sedikit. Satu demi satu kita urai. Benang kusut yang selama ini membelit coba kami netralkan.

Beberapa kebijakan telah diambil. Salah satunya Camaba Al Azhar Mesir harus melalui sistem uji kompetensi dengan "Ikhtibar Tashfiyah wa Tahdidul Mustawa". Semacam uji kompetensi dan placement test bahasa, sekaligus dilakukan uji wawasan kebangsaan sebelum pemberian rekomendasi Camaba untuk kuliah di Al Azhar di Mesir.

Kenapa wawasan kebangsaan bagi Camaba Al Azhar penting? Pasti! Kita tidak ingin, anak-anak yang sejak awal memiliki cara pandang ekstrem dan tidak ramah terhadap nilai-nilai kebangsaan belajar di luar negeri, dan saat pulang nanti justru menentang ideologi bangsa. Kemenag harus bisa memastikan bahwa calon-calon pemimpin alumni luar negeri dapat memberikan sumbangsih kepada bangsanya, bukan malah merusak tatanan kebangsaan yang sudah lama berdiri.

Satu langkah di tahun 2022 ini telah kami lakukan. Alhamdulillah pelaksanaannya nyaris tanpa masalah. Semua stakeholders memahami bagaimana posisi Kemenag dalam pengiriman Camaba Al Azhar Mesir. End than?

Sekarang waktunya untuk memperkuat kerjasama Kemenag dengan Universitas Al Azhar melalui jalinan kerjasama. MoU ini untuk menaikkan positioning Kemenag agar memiliki otoritas penuh dalam pemberian rekomendasi Camaba.

Kami datang ke Mesir dalam rangka menyiapkan semua hal untuk penandatanganan MoU, yang juga akan diperkuat dengan kekuatan diplomasi lembut (soft diplomacy) Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas kepada Grand Shaikh Al Azhar.

Semoga langkah besar ini berjalan lancar. Memberi harapan kepada banyak pihak. Mempermudah jalur pengiriman Camaba Al Azhar Mesir, dan meningkatkan kualitas pembinaan yang lebih baik.

Meski penerbangan kami (Tim Advance) sempat tertunda (delayed) selama 6 jam, dan transit di Muscat Oman, selama 12 jam, tapi tekad kami adalah meningkatkan kualitas layanan umat yang lebih baik. Semoga upaya kecil ini dapat melahirkan para calon alumni Al Azhar yang kompetitif dan memiliki wawasan kebangsaan yang mantap.

(Bersambung....)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Opini Lainnya Lihat Semua

M. Fuad Nasar (mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK UIN Imam Bonjol Padang)
Imsak Setelah Puasa

Keislaman Lainnya Lihat Semua

Ahmad Zainul Hamdi, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI
Kenangan dan Kemenangan