Internasional

Choirul Fuad: Simposium Internasional Diharapkan Gambarkan Nasionalisme Indonesia

Kapuslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Choirul Fuad Yusuf beri keterangan pers di Jakarta. (foto:sugito)

Kapuslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Choirul Fuad Yusuf beri keterangan pers di Jakarta. (foto:sugito)

Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama akan kembali menggelar Simposim Internasional Lektur dan khazanah Keagamaan. Simposium yang akan diselenggarakan pada 18 - 22 Juli 2017 dan diikuti 150 peserta dari berbagai Negara ini akan mengangkat tema Cultivating Religious Culture for Nationalism.

“Simposium ini diharapkan bisa merumuskan tipe ideal nasionalisme yang perlu dibangun di negeri kita yang kaya raya ini,” kata Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Choirul Fuad Yusuf kepada media di Jakarta, Jumat (14/07).

Menurut Choirul Fuad, simposium nantinya secara akademik akan mengkaji gambaran secara nasional, sekaligus memetakan seperti apa nasionalime di Indonesia. “Secara akademik, symposium (diharapkan) bisa menghasilkan pandangan objektif, ilmiah tentang nasionalisme di Indonesia, dan faktor yang berpengaruh terhadapnya,” ujarnya.

Nasionalisme Indonesia, lanjut Fuad, pada dasarnya berbasis pada karakter masyarakat Indonesia, latar belakang budaya yang patut dipertahankan. Simposium ini ingin mencoba menggiring dari berbagai pandangan, agar bisa memantapkan nasionalisme Indonesia yang terbingkai dalam NKRI yang memiliki identitas politik, yaitu: Pancasilia, kebhinnekaan, dan UUD 1945.

“Indonesia sangat kaya, baik budaya, etnis, ras, dan bahkan memiliki 17.000 pulau. Jika ini dianalisis secara geografis maupun ekonomis, jika semua keanekaragaman itu dapat dipertahankan, dikokohkan, dan disepakati, maka Indonesia dalam 100 tahun ke depan tidak akan tergerus nasionalismenya,” tuturnya.

Selain kajian ilmiah terkait nasionalisme, simposium ini juga akan membahas secara kolaboratif tulisan terkait kebijakan dalam bernegara.

Sebelumnya panitia simposium melaporkan telah menerima 100 lebih artikel. Setelah diseleksi, terpilih 48 makalah yang akan dibahas dalam simposium. Adapun rincian subtemanya adalah Nationalism: Reality and Challenge (12 tulisan), Framming Modern Religious texts to Strengthen Nationalism (12 tulisan), Revitalizing Religious Manuscripts for Empowering National Characters (12 tulisan), dan Fortifying Transnational Ideologies through Strengthening Religious Local Wisdom (12 tulisan).

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua