Internasional

Dirjen Pendis: Program 5000 Doktor Disambut Positif Dunia Internasional

Jakarta (Pinmas) —- Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menyatakan bahwa Program 5.000 doktor mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Menurutnya, banyak duta besar negara sahabat yang mengajak kerjasa sama untuk mendukung dan mensukseskan program ini.

“Program ini mendapat sambutan internasional. Banyak sekali kedutaan besar negara-negara sahabat, meminta resitasi dan sebagian mengajak kerja sama, bahkan membantu agar program ini berjalan sebagaimana mestinya,” demikian dikatakan Kamaruddin Amin saat mendampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin me-launching website program 5000 doktor dan 10.000 santri tahfidz Al-Quran.

“Beberapa Perguruan Tinggi negara sahabat, seperti Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Australia, Jerman, Saudi Arabia, Turki, Belanda, Maroko dan lain sebagainya, siap bekerja sama dengan kita,” tambahnya.

Kamaruddin Amin mengaku optimis program ini akan berjalan dengan baik. Guru besar UIN Alauddin Makassar ini berharap program ini juga nantinya dapat mengantarkan Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia.

“Insya Allah ke depan, Indonesia akan menjadi salah satu pusat peradaban Islam. Dan sebagai lokomotif utama, pendidikan Islam harus berubah menjadi lebih baik. Dan, Kemenag mendapatkan amanah dari Pemerintah untuk ini,” harapnya.

Hal senada dikemukakan Menag LHS. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Saat ini, jumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia mencapai 686; 55 negeri dan 631 swasta. Jika ditambah dengan perguruan tinggi umum, Indonesia mempunyai 6 ribu-an perguruan tinggi.

“Bandingkan dengan Mesir misalnya, mereka bahkan jumlah perguruan tingginya kurang dari 60 PT. Atau Saudi Arabia yang hanya mempunyai 60-70 PT. Atau bandingkan dengan Australia yang hanya mempunyai 50-an PT. Tidak sepadan dengan Malaysia yang hanya mempunyai 14 PTN dan 21 PTS. Lihatlah, bandingkanlah, betapa luar biasanya kita,” kata Menag meyakinkan.

Dengan kenyataan ini, Menag melihat, Indonesia sudah sangat layak untuk menjadi salah satu pusat peradaban Islam. Menag melihat, Islam kini semakin kaya dengan beberapa opsi pilihan, dan tidak hanya tertumpu pada Timur Tengah. “Banyak kalangan melihat, melihat Islam, itu melihat Indonesia. Dan hal ini sekaligus membawa konsekuensi serius bagi Bangsa ini untuk menata diri. Dan untuk itulah, program ini dilaksanakan,” imbuh Menag serius.

Menag menambahkan, minat dunia internasional pada Islam sangat luar biasa. Menurutnya, Islam kini menjadi spotlight yang mendapat sorotan publik internasional. “Kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Program ini merupakan salah satu persiapan Indonesia,” tambahnya.

Sementara itu, Sekjen Nur Syam menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari inovasi yang menjadi satu dari lima nilai dasar budaya kerja di lingkungan Kemenag. “Semoga apa yang kita lakukan ini membawa keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang,” harapnya. (G-penk/mkd/mkd)

Tags:

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua