Daerah

Gelar Vaksinasi, UIN Banten Bersiap untuk PTM Terbatas

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Serang (Kemenag) --- Pemerintah mengizinkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk lembaga pendidikan di wilayah dengan level 1 – 3. UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) merespon dengan melakukan sejumlah persiapan, baik terkait regulasi maupun fasilitas pendukung.

Kepala Biro Administrasi Umum dan Perencanaan UIN SMH Yayat Supriyadi mengatakan pelaksanaan PTM terbatas perlu dipersiapkan dengan matang. Sebab, hal itu menyangkut keamanan bahkan keselamatan semua civitas akademika UIN SMH Banten.

"Kami sedang persiapkan semuanya, berusaha untuk sedetail mungkin agar tidak ada yang terlewatkan, sesuai arahan pemerintah," tutur Yayat di ruang kerjanya, Banten, Jumat (3/9/2021).

Menurut Yayat, pihak kampus juga telah mengadakan vaksinasi bagi civitas akademika sebagai salah satu syarat dalam pembelajaran tatap muka.

"Minggu lalu, kami sudah melaksanakan vaksinasi untuk 4.000 orang. Dalam waktu dekat, kami juga akan melaksanakan lagi vaksin dengan jumlah yang sama. Ini juga akan dilakukan beberapa kali sampai semua civitas akademika mendapatkan vaksin lengkap dan siap untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka," ujar Yayat.

Salah satu mahasiswi semester 3 UIN SMH, Puput, menyambut gembira rencana pelaksanaan PTM terbatas. Menurutnya, pembelajaran dengan sistem daring bukan hanya mengalami banyak kendala tapi juga mengurangi semangat dalam menerima pelajaran dari dosen.

"Senang sekali rasanya mendengar akan dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Selama ini kami hampir setiap hari mengeluh tentang jaringan yang tidak bagus, kurangnya sosialisasi dengan teman-teman dan mulai bosan dengan pola belajar yang monoton," ujarnya

Dikatakan Puput, setiap mahasiswa sangat memerlukan sosialisasi, bukan hanya dengan teman-teman sekelas tapi juga dosen. Termasuk juga melakukan kelompok organisasi yang menunjang perubahan pola pikir hingga menjadi mahasiswa yang sesungguhnya.

"Mahasiswa kan tidak hanya belajar teori. Banyak ilmu yang harus kami gali untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kalau teori saja, kami bisa dengan mudah mendapatkannya di internet. Tapi pola pikir yang kami dapatkan dari diskusi, seminar atau bahkan praktik langsung, salah satunya bisa didapatkan jika pembelajaran tatap muka sudah dilakukan," ujarnya lagi.

Senada dengan Puput, Aminah yang juga mahasiswi semester 3 bersemangat menghadapi rencana pembelajaran tatap muka. Aminah mengaku sejak resmi menyandang status sebagai mahasiwa, dia dan teman-teman seangkatannya belum pernah sekalipun bertemu dalam pembelajaran tatap muka.

“Sejak resmi jadi mahasiswa, belum pernah ngerasain belajar tatap muka. Rasanya aneh, punya teman sekelas tapi tidak tahu wujud aslinya. Hanya pernah melihat dari foto atau kamera zoom saja," katanya.

Selain antusias menghadapi program ini, Aminah berharap penerapan protokol kesehatan dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sehingga, semua merasa aman dan nyaman saat belajar. Hal itu juga akan mengurangi kekhawatiran para orang tua.

"Kami berharap pihak kampus dapat memfasilitasi kami dalam menerapkan protokol kesehatan. Syukur-syukur nanti disiapkan masker kesehatan, hand sanitizer, ada banyak tempat mencuci tangan, bahkan ruangan belajar rutin disemprot dengan disinfektan," pungkasnya.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Kurniawan

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua