Nasional

Guru-guru Madrasah Disekolahkan S2 Ke Universitas

Jakarta, 21/4 (Pinmas) - Departemen Agama (Depag) menghapus penataran guru Madrasah dan menggantikannya dengan program menyekolahkan para guru untuk mengambil program S2 di universitas negeri di Indonesia. Hal itu dikatakan Dirjen Pendidikan Islam Jahja Umar dalam Siaran Pers Depag, di Jakarta, Jumat, ketika menandatangani MoU dengan UIN Yogyakarta dan UIN Makassar dalam rangka kerja sama pendidikan S2 bagi para guru madrasah tersebut.

"Untuk tahun 2006 ini, 675 orang guru akan mengikuti program S2, sedangkan pada tahun depan akan direkrut 2.000 sampai 3.000 orang guru madrasah dari seluruh Indonesia untuk mengikuti program tersebut," katanya.Menurut Jahja, kondisi guru madrasah saat ini, masih kurang menguasai substansi materi yang menjadi tanggungjawabnya dan 40 persen masih mismatch. "Ini yang akan kita perbaiki, karena selama ini penataran guru hanya berorientasi pada pedagogik bukan meningkatkan pengetahuan guru," ujarnya. Kerja sama pendidikan S2 bagi guru madrasah ini, kata Jahja, harus dilakukan melalui sebuah lompatan bukan hanya sekedar berlari.

Saat ini, kondisi guru madrasah masih di bawah nilai rata-rata nasional jika dibandingkan dengan guru sekolah umum apalagi dengan sekolah-sekolah yang dikelola oleh organisasi kegamaan Kristen, Katolik dan Muhammadiyah.Jahja menambahkan, kebijakan berlari sambil membuat lompatan dalam meningkatkan mutu guru madrasah ini telah direncanakan dengan baik dan merupakan salah satu cara untuk mengejar ketertinggalan, dengan menyekolahkan guru madrasah tidak di sembarang tempat. "Kita ingin menyekolahkan guru mata pelajaran matematika , fisika, kimia , biologi ke UGM, ITB, ITS, IPB dan UI, supaya guru madrasah aliyah nanti yang mengajar fisika dari UGM atau ITB, insya?Allah lebih baik dari pada yang lulusan tempat lain," katanya.

Sedangkan guru bahasa Inggris, kata Jahja, akan menempuh program S2 di UPI Bandung atau di Universitas Negeri Malang, sementara itu untuk pendidikan guru agama, Depag memimilh hanya tujuh UIN dan IAIN seluruh Indonesia untuk program S2 ini.Jahja berharap, dalam tempo tiga-empat tahun ke depan, paling tidak terdapat 10-15 guru yang lulus program S2 dari universitas-universitas terbaik di bidangnya."Saya yakin kalau program ini berjalan baik, maka citra madrasah akan menjadi lebih baik. Jadi pendidikan kalau tidak menghasilkan lulusan yang berkualitas, itu bukan investasi," ucapnya.

Sementara itu Direktur Pascasarjana UIN Jogyakarta : Prof DR Muchsin MA mengatakan bahwa kerjasama ini ini merupakana kehormatan bagi UIN Jogyakarta karena diberi amanah untuk mendidik 30 orang guru pendidikan agama Islam untuk SMP dan 30 guru pendidikan agama Islam untuk SMA. Pelaksanaannya nanti, kata Muchsin, bukan haanya profesor yang akn mendidik mereka tetapi juga guru-guru terbaik di Jogyakarta yang kebetulan lulusan kami untuk ikut serta mengambil bagian didalam proses belajar itu."Kebetulan Kepala Ikatan guru-guru di sekolah menjadi wakil kepala sekolah SMU Negeri III terbaik di Jogya dan sudah menyanggupi untuk ikut dalam proses nanti dengan guru-guru agana yang terbaik," katanya.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana UIN Allauddin Makasar Prof DR H Ahmad M, Sewang, MA mengatakan, UIN Aluddin memperoleh kepercayaan untuk program S2 ini untuk mendidik 30 orang guru SMP bidang pendidikan agama Islam. "Untuk itu, kami telah melakukan berbagai persiapan, karena peminatnya kami yakin akan banyak karena mewakili kawasan Timur Indonesia," katanya.(Ant/Ba)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua