Hindu

Harmonisasi dalam Ajaran Tri Hita Karana 

I Wayan Suraba, S.H., M.Pd.H

I Wayan Suraba, S.H., M.Pd.H

Om Swastyastu. Harmonisasi adalah pengharmonisasian atau upaya untuk mencari keselarasan/keseimbangan. Hakikat adalah inti atau makna yang akan dicapai. Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan.

Tiga penyebab kebahagiaan itu adalah Parahyangan = harmoni / selaras antara manusia dengan Hyang Widhi; Pawongan = harmoni / selaras antara manusia dengan manusia; dan Palemahan = harmoni / selaras antara manusia dengan lingkungan.

Aplikasi Parahyangan, pelaksanaan Pancayadnya atas dasar Tri Rna. Aplikasi Pawongan, manusia sebagai mahkluk individu dan sosial, selalu memanusiakan manusia dengan dasar etika. Sedangkan aplikasi Palemahan merawat alam dengan ajaran sad kerti, Jana kerti (keseimbangan diri), atma kerti (pitra Yajna), Jagat kerti (harmoni antara semua makhluk), wana kerti (kelestarian hutan), Danu kerti (melestarikan sumber air), samudra kerti (menegakkan kesucian dan kelestarian air laut).

Tujuan agama Hindu “Moksartham Jagaditha yacca itti Dharma”. Agama Hindu adalah agama pembebasan. Ada tiga hal yang dibebaskan, yaitu: 1) Pembebasan kebodohan, yang dibebaskan adalah kebodohan jasmani dan rohani; 2) Pembebasan kemiskinan, yang dibebaskan adalah kemiskinan jasmani dan rohani; dan 3) Pembebasan kemlekatan

Inti dari pelaksanaan ajaran Tri Hita Karana adalah pelaksanaan yajna, tapa, dan kerti. Yajna – Acara Agama – Panca Yajna – Harmonisasi hubungan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa / Hyang Widhi Wasa. Tapa = Pengendalian diri. Kerti = Pekerti, perbuatan baik, perbuatan positif, berkesadaran, toleran, membangun kerukunan dan menciptakan kedamaian.

Harmonisasi antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan lingkungan dan antara manusia dengan Tuhan akan tercipta manakala unsur kesadaran dalam diri setiap manusia bertumbuh dan berkembang yang di dalam ajaran Panca Maya Kosa letak dari unsure kesadaran ada dalam selubung / lapis ke 4 ( Wijnana Maya Kosa ) dalam diri umat manusia.

Dalam hati dan jiwa yang seimbanglah letaknya harmonisasi itu. Kerukunan antara umat manusia akan menciptakan keharmonisan – toleransi dan moderasi beragama juga akan menciptakan keharmonisan. Toleran itu merupakan sikap etik dan moderasi beragama itu cara beragama yang benar yaitu mana yang patut dan mana yang tidak patut.

Kesadaran umat manusia juga akan bertumbuh dan berkembang, manakala memahami ajara Karma Phala. Ajaran Karma Phala akan mampu memotivasi dan menyadarkan kita sebagai umat manusia untuk selalu berupaya berbuat baik hingga kehidupan ini harmonis. Menanamlah yang banyak agar banyak pula yang akan kita petik, mereka yang tidak pernah menanam kapan akan memetik?

Dalam kitab Sarasamuscaya sloka 352 mengatakan bahwa: Karmadayadako lokah, karma sambandhi laksana karmani codayantiha sarwe karmawasa wayam. “Sesungguhnya kehidupan manusia di dunia ini adalah ahli waris dari karmanya.”

Dan dalam sloka 353 kitab Sarasamuscaya mengatakan bahwa: “Pahala itu akan dipetik oleh si pembuat karma itu – bagaikan anak sapi yang tidak pernah bingung mencari induknya, kendatipun berada di tengah- tengah ratusan induk sapi.”

Umat sedharma. Marilah kita selalu berupaya berbuat baik, agar tercipta harmonisasi dalam hidup, hidup selaras dan seimbang sesuai ajaran Tri Hita Karana. Om Santi Santi Santi Om

I Wayan Suraba, S.H., M.Pd.H. (Rohaniwan Hindu)


Fotografer: Istimewa

Hindu Lainnya Lihat Semua

I Gusti Agung Istri Purwati, S.Sos, M.Fil.H (Penyuluh Agama Hindu Kankemenag Badung, Bali)
Mengatasi Stres

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua