Nasional

Indonesia-PEA Sepakati Pengelolaan Bersama Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Penandatanganan MoU pengelolaan bersama Masjid Syekh Zayed Solo

Penandatanganan MoU pengelolaan bersama Masjid Syekh Zayed Solo

Solo (Kemenag) --- Pemerintah Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab (PEA) menandatangani kesepakatan pengelolaan bersama Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Kesepakatan ditandatangani Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin dan Rektor Universitas Muhammad Bin Zayed PEA, Khaled Salem Al-Yabhouni Al-Dhahrei, di Solo.

Selanjutnya, Kementerian Agama menunggu serah terima masjid itu sebelum dibuka untuk umum.

“Ini sedikit lagi selesai masih ada hal-hal kecil yang harus dituntaskan. Mudah-mudahan 15 atau 16 Januari diserahkan ke kami untuk dioperasikan. Karena tadi sudah ada manajemennya,” kata Kamaruddin di Solo, Kamis (12/1/2023).

“Kegiatan tak hanya ibadah namun bagaimana masjid bisa berfungsi bagi masyarakat secara umum,” lanjutnya.

Menurutnya, masjid yang berdiri megah di Kecamatan Banjarsari ini juga akan menjadi pusat literasi keagamaan. Masjid akan dikelola profesional dari sisi idarah (manajemen administrasi), imarah (aktivitas pemakmuran masjid), dan ri'ayah (pemeliharaan fisik).

"Masjid akan dikelola profesional sebagai pusat peningkatan literasi keagamaan sekaligus pusat diseminasi paham agama moderat, Islam yang damai, toleran, menghargai dan menghormati perbedaan agama, suku, dan budaya," jelasnya.

Selain pengelolaan bersama, ditandatangani juga MoU tentang pembangunan Solo Culture Center atau Islamic Center yang terintegrasi dengan Masjid Raya Sheikh Zayed.

Pembangunan itu sepenuhnya akan dibiayai pemerintah PEA. Menurut Kamaruddin, lahan yang digunakan merupakan aset Kementerian Pertahanan yang diserahkan kepada Kementerian Agama.

Pembangunan Islamic Center ini, kata Kamaruddin yang juga Guru Besar UIN Alauddin, sejalan dengan salah satu visi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Yaitu, meningkatkan literasi keagamaan dengan orientasi paham moderat.

“Ada makna toleransi, Islam yang damai, Islam yang toleran, Islam yang menghargai perbedaan, baik berbeda suku, agama, budaya,” ujarnya.

"Masjid Raya Sheikh Zayed Solo merupakan bukti kerja sama Pemerintah Indonesia dan Persatuan Emirat Arab. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keragaman di dunia," ungkapnya.

Keragaman agama, suku, budaya, adat istiadat, sambung Kamaruddin, berjalan harmoni di Indonesia. Menurutnya, harmoni dalam keragaman ini menjadi daya tarik sekaligus kekhasan Indonesia yang dikagumi negara lain.

Kamaruddin menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Solo sejak peletakan baru pertama Masjid Raya Sheikh Zayed Solo pada 2021. Menurutnya, pengelolaan masjid ini hanya akan berlangsung baik dengan adanya kolaborasi seluruh pihak.

Hadir dalam penandatanganan kesepakatan, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Musta'in Ahmad, Kakankemenag Kota Solo, Hidayat Maskur, dan Kasubdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana.

Hadir pula Imam Besar Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, KH. Abdul Rozaq Shofawi beserta jajarannya dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Ditandatangani pula kesepakatan pembangunan Solo _Cultural Center_ yang terintegrasi dengan Masjid Raya Sheikh Zayed. (Pirman)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua