Daerah

Ini Delapan Cara Tangkal Hoax Versi Kepala Kankemenag Rembang

Webinar Strategi Menangkal Hoax

Webinar Strategi Menangkal Hoax

Rembang (Kemenag) --- Masyarakat saat ini tidak hanya hidup di dunia nyata saja, melainkan telah menjadi warga dunia digital yang dikenal dengan istilah warganet. Hal ini dikemukakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kabupaten Rembang, M. Fatah, saat menjadi narasumber dalam Webinar ‘Strategi Menangkal Konten Hoax’ yang digelar Rabu (28/7/2021)

Dalam kegiatan yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi RI bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang ini, Fatah menyampaikan hoax menjadi tantangan warganet pada dunia maya.

Hoax (berita bohong/palsu) menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari dalam dunia maya. Berita Hoax tersebut gampang tersebar seiring dengan cepatnya arus informasi digital.

Fatah pun menyampaikan delapan cara yang dapat dilakukan warganet untuk menangkal hoax. "Pertama, warganet harus bisa menyaring kebenaran informasi yang beredar sebelum ikut menyebar," tutur Fatah.

Kedua, menurutnya, warganet harus menggunakan etika dalam bermedia sosial. "Etika tersebut yaitu, sikap hati-hati dalam menyebarkan informasi ke publik. Serta menggunakan etika saat berinteraksi dengan warganet lainnya," papar Fatah.

Ketiga, berhati-hati terhadap akun yang tidak dikenal. Keempat, tidak mengunggah informasi yang berkonflik Sara. Kelima, memanfaatkan media sosial untuk memperluas jaringan.

Keenam, mencantumkan sumber informasi konten yang diunggah. Ketujuh, tidak mengunggah informasi yang belum jelas sumbernya. "Dan terakhir, memanfaatkan media sosial untuk pengembangan diri," ujar Fatah.

Webinar yang diikuti sekitar 250 peserta ini dipandu oleh Vania Martadinata dengan melibatkan empat narasumber. Mereka adalah, Imam Wahyudi (Direktur Content Creative Indonesia), Agung Mumpuni (Dosen dan Jurnalis), M. Fatah (Kepala Kemenag Kabupaten Rembang), dan Juair (Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah).

Imam mengemukakan ada dua jenis berita yang tidak benar yang sering beredar di dunia maya, yaitu misinformasi dan disinformasi. Misiformasi yaitu salah informasi.” Informasinya salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar. Penyebaran informasi ini tidak bertujuan untuk membahayakan orang lain,” terang Imam.

Sedangkan disinformasi adalah dalam disinformasi si penyebar informasi tahu kalau informasinya memang salah. Namun sengaja disebarkan untuk menipu, mengancam, bahkan membahayakan pihak lain. “Yang jahat itu adalah disinformasi yang sengaja disebarluaskan dengan iktikad buruk,” kata Imam.
Sementara Mumpuni mengemukakan, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 132,7 juta. Namun dampak negatifnya, pertumbuhan pengguna yang masif ini membuka ruang yang lebih luas untuk meningkatnya radikalisme digital, jejaring teroris online, berita palsu, ujaran kebencian dan cyberbullying.

“Hal ini terlihat dengan begitu banyak informasi hoax. Berita-berita hoax yang menyesatkan beredar lewat berbagai jalur digital, termasuk situs media online, blog, website, media sosial, email, dan aplikasi pesan instan (whatsapp),” paparnya.

*Tiga Sikap Tangkal Hoax*

Hoax ini, lanjut Imam, sudah merambah ke segala aspek kehidupan. Yaitu politik, kesehatan, sara, makanan/minuman, keuangan, Iptek, berita duka, dan lainnya.

Untuk menangkal hoax ini, Imam mengimbau warga internet untuk memiliki beberapa tiga sikap mental. Pertama, skeptis. Warganet diimbau untuk tidak mudah percaya akan suatu informasi.

“Sebaiknya kita cek dulu apakah berita ini benar atau tidak. Bisa kita cek di google atau situs-situs khusus, baik pemerintah maupun lainnya untuk mengecek fakta,” ujarnya.

Kedua yaitu sikap kritis. Menurut Imam, masyarakat harus bisa menilai apakah informasi tertentu bermanfaat atau tidak. Selain itu, perlu ditelisik apakah ada motif tertentu dibalik penyebaran informasi tersebut. Ketiga adalah bijak dalam bermedia sosial. Tidak mudah termakan dan menyebarkan hoax.

Mumpuni memaparkan, ada beberapa cara menangkal hoax. Yaitu berhati-hati dengan judul yang cenderung provikatif, mencermati alamat situs apakah resmi atau tidak, memeriksa fakta pada sumber-sumber yang resmi, mengecek keaslian foto pada google image, dan mengikuti grup diskusi anti hoax. (Shofatus Shodiqoh)


Editor: Indah

Tags:

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua