Nasional

Interaksi Intnsif Kuatkan Kesadaran Akan Peradaban

Denpasar, 28/02 (Pinmas) - Semakin intensifnya interaksi diantara masyarakat menyebabkan menguatnya kesadaran akan peradaban sendiri, maupun identitas kultural dan agama dalam bentuk ekspresif. "Kondisi tersebut menjadikan semakin sensitifnya terhadap perbedaan dengan peradaban lainnya," kata Rektor Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, Prof Dr Ida Bagus Yudha Triguna di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, penguatan tersebut seringkali diikuti dengan mengentalnya identitas kelompok dan semangat solidaritas. Perubahan yang cepat dalam modernisasi ekonomi menyebabkan tercerabutnya masyarakat dari akar identitas lokal.Ketercerabutan tersebut telah menyisakan ruang kosong, yang kemudian diisi dengan identitas agama secara format yang berlabelkan "fundamentalis".

Karakteristik dan perbedaan kultural yang terjadi diantara peradaban barat dan timur semakin mengeras, sehingga sulit dilakukan kompromi dan upaya perbaikan hubungan peradaban, dibanding memperbaiki perbedaan politik dan ekonomi. Yudha Triguna menilai, persoalan yang dialami oleh hampir semua peradaban di belahan dunia, menimbulkan jurang antarperadaban dan semakin sulit kompromi untuk mencapai saling pengertian. Menyadari arah dan pola perkembangan antarperadaban seperti yang digambarkan P. Hutington melalui bukunya "The Clash of Civilization and the Remarking of World Order" menurut Yudha Triguna, Hindu hendaknya lebih memberikan peluang berkembangnya nilai-nilai konstitusionalisme, yakni setiap ajaran agama memiliki referen yang jelas.Kejelasan tersebut menyangkut segi bentuk, fungsi dan makna untuk dapat dipahami secara sistematik, sehingga agama Hindu lebih memberikan peluang bagi berkembangnya sistem demokrasi dalam menentukan pilihan atas jalan Dharma (kebaikan).

Masyarakat Hindu yang lahir dari masyarakat timur tidak mungkin melepaskan diri dari kondisi obyektif, bahwa ia dibentuk dan dibesarkan oleh prinsip-prinsip kehidupan komunal. "Sekalipun Hindu memberikan peluang berkembangnya nilai-nilai mengenai konstitusionalisme, demokrasi dan hak asasi manusia, namun tak pernah kehilangan `social capital," ujar Yudha Triguna.Untuk itu Hindu ke depan harus mampu memberi keleluasaan kepada umat untuk menentukan pilihan jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa dari sejumlah pilihan yang ada. "Pilihan atas jalan dharma itu, tidak akan pernah membuat persaudaraan sesama sedharma menjadi retak," kata Yudha Triguna.(Ant/myd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua