Daerah

Jamaah Menyukai Niat Ihrom dengan Bahasa Daerah

Madinah (MCH)--Jamaah haji Indonesia yang didominasi oleh orang-orang tua dari pelosok daerah, lebih menyukai jika dibimbing untuk memulai niat ihrom dengan bahasa daerah. Kenyataan ini membuat bahasa lokal dengan aneka warna dialek dari masing-masing daerah lebih sering terdengar di Birr Ali, tempat pengambilam Miqot makani (batas tempat) bagi jamaah haji dari arah Madinah. Rombongan-rombongan jamaah berbondong-bondong turun dari bus-bus yang akan mengantarkann menuju Makkah. Mereka yang telah mengenakan pakaian ihrom, menuju Masjid Birr Ali untuk menunaikan sholat sunnah. Kemudian memulai niat dengan pengucapan dalam beragam bahasa. Namun selalu ada juga sebagian yang tetap bertahan di Bus, saat temen-temannya sedang turun. Seringkali mereka adalah orang-orang yang telah lanjut usia atau sedang kurang sehat. "Mereka yang sedang sakit sebaiknya menjaga kondisi dengan tetap berada di kendaraan. Mereka memulai niat di atas kendaraan untuk menjaga kondisi tubuh, karena perjalanan masih jauh," tutur Amin salah seorang pembimbing ibadah asal Jawa Tengah. Sebagai pembimbing ibadah, Amin bukan hanya mengajari jamaahnya untuk berdoa dan menuntun niat mereka. Melainkan juga bertanggungjawab jika ada jamaah yang lalai dalam tatacara ibadah. "Ya, kita harus menanyakan apakah jamaah laki-laki sudah melepas seluruh pakaiannya? Selain pakaian ihrom?. Termasuk apabila ada jamaah yang masih belum bisa memakai kain ihrom. Maka itu menjadi tanggung jawab pembimbing ibadah," tuturnya dalam bahasa jawa yang Medok. Dengan terus bertolaknya jamaah dari Madinah menuju Makkah, maka Madinah mulai berangsung longgar kembali. Hal ini dikarenakan jamaah-jamahnya yang baru berangkat dari Tanah Air langsung bertolak menuju Madinah. (saifullah amin/mch madinah)
Tags:

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua