Buddha

Jangan Menyakiti Makhluk Lain

Ilustrasi

Ilustrasi

Sukhakāmāni bhūtāni, Yo danḍena vihimsati. Attano sukhamesāno, Pecca so na labhate sukham. Barang siapa mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri dengan jalan menganiaya makhluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan, maka setelah mati ia tak akan memperoleh kebahagiaan. (Dhammapada X:131)

Ketika kita bertanya pada orang lain mengenai tujuan hidup, kita akan mendapatkan beragam jawaban. Setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda terkait apa yang dicari dalam hidupnya. Ada yang menjawab untuk memperoleh uang yang banyak, kenyamanan, kesehatan, keluarga yang rukun dan harmonis, dan lain sebagainya.

Ada pula yang berpendapat bahwa yang dicari dalam hidup adalah harta kekayaan yang banyak. Sebagian besar orang masih berpendapat bahwa dengan memiliki kekayaan yang berlimpah maka segala keinginan bisa terwujud. Mereka beranggapan dengan kekayaan yang banyak, mereka tidak perlu khawatir untuk tidak mampu mewujudkan atau membeli sesuatu yang diinginkan.

Dari semua pernyataan tersebut, setidaknya dapat digeneralisasikan bahwa tujuan hidup setiap orang adalah untuk memperoleh kebahagiaan. Setiap orang terus berusaha, bekerja keras, dan melakukan berbagai cara demi memenuhi segala keinginannya, muaranya adalah untuk membahagiakan diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.

Semenjak dilahirkan kemudian tumbuh menjadi anak-anak, menempuh pendidikan di sekolah hingga memperoleh pekerjaan adalah jalan untuk mewujudkan kebahagiaan. Hal ini dialami oleh siapapun, dan berlaku bagi semuanya. Dalam perjalanan hidup, semua orang akan berusaha semaksimal mungkin agar mampu mewujudkan kebahagiaan. Pun demikian ketika menemui kekecewaan, kesedihan, kegagalan, mereka terus berjuang untuk kembali menemukan kebahagiaan.

Keinginan yang berlebihan untuk mewujudkan kebahagiaan terkadang membuat kita mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kemoralan. Mencari kebahagiaan memang penting, tetapi jika hal tersebut dilakukan dengan jalan menyakiti makhluk lain, tentu apa yang kita peroleh bukanlah kebahagiaan sejati. Dengan kata lain bahagia di atas derita sesama bukanlah kebahagiaan yang sebenarnya.

Kadang upaya untuk memenuhi seluruh keinginannya itu dilakukan dengan berbagai cara, yang melanggar ketentuan umum bahkan hukum yang berlaku. Karenanya, sebagai umat beragama, hendaknya dalam meraih kebahagiaan hidup yang diinginkan, bukan datang karena hasil dari perbuatan tercela seperti: membunuh, mencuri, korupsi, dan hal-hal yang melanggar nilai-nilai kemoralan. Perbuatan-perbuatan tersebut tatkala dilakukan sudah tentu akan berdampak pada orang lain atau dapat juga menyakiti makhluk lain. Jalan hidup dalam memperoelh kebahagiaan seperti itu tidak sesuai dengan Buddha Dhamma, kebahagiaan yang diperoleh dengan jalan demikian hanyalah kebahagiaan semu.

Guru Agung Buddha mengajarkan hendaknya seseorang mencari kebahagiaan sejati dengan mengikis keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha). Caranya adalah dengan melatih kemoralan (sila), meditasi (samadhi), dan mengembangkan kebijaksanaan (panna). Ketika seseorang berlatih cara-cara yang demikian tentu yang akan muncul dan berkembang dalam dirinya adalah cinta kasih (metta), kasih sayang (karuna), simpati (mudita), dan keseimbangan batin (upekkha). Dengan demikian, jika setiap orang melaksanaan dengan baik hal-hal baik tersebut, maka tidak ada satu makhlukpun yang akan tersakiti.

Sebagaimana dinyatakan oleh Guru Agung Buddha dalam Dhammapada Atthakatha, "Jika kalian tidak ingin sakit, seharusnya kalian tidak menyakiti yang lain, jika kalian menyakiti mereka, kalian tidak akan mendapat kebahagiaan juga kelak di kemudian hari’.

Mari kita raih kebahagian tanpa menyakiti dan mengambil kebahagiaan mahkluk lain. Semoga kita senantiasa terbebas dari menyakiti dan disakiti.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Buddha Lainnya Lihat Semua

Ilustrasi
Kasih Sayang Ibu
Buddha Wacana
Keyakinan Benar

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan