Nasional

Kaum Syiah Bahrain Tanggapi Seruan As-Sistani, Protes Pemboman

Manama, 24/02 (Pinmas) - Ribuan pengikut Syiah di Bahrain menyelenggarakan pertemuan terbuka yang berlangsung sampai malam, Rabu, beberapa jam setelah tokoh senior agama Syiah di Irak, Ayatollah Ali As-Sistani, menyerukan protes terhadap pemboman yang merusak tempat suci Imam Ali Al-Mahdi dan Hassan Al-Askari di Samarra, Irak. Ribuan orang ikut dalam protes itu, yang diselenggarakan di ibukota Bahrain, Manama, tapi sedikitnya tiga protes lain diadakan di beberapa desa kaum Syiah dan diikuti oleh beberapa ratus orang. Pemrotes mengutuk pemboman Masjid Emas Samarra, yang didedikasikan untuk Imam Ali Al-Hadi dan putranya Hassan Al-Askari.

Pemboman itu merusak kubah terkenal masjid tersebut, salah satu dari empat tempat paling suci kaum Syiah di Irak. Pengunjuk rasa menuduh Al-Qaida dan pendukungnya menyulut kebencian antar-aliran. Banyak pengunjuk rasa membawa gambar yang memperlihatkan kubah yang rusak dan kalimat yang menyamakan serangan itu dengan karikatur kontroversial yang menghujat Nabi Muhammad SAW dan disiarkan oleh media Denmark.

Di Manama, seorang pemrotes melalui pengeras suara berteriak bahwa hanya mereka yang tak mencintai Rasulullah Muhammad SAW yang mau menyerang tempat peristirahatan keturunannya. Kemarahan pemrotes yang ikut dalam pawai spontan tersebut juga diperlihatkan oleh tokoh senior Syiah di Bahrain. Ketua Dewan Ulama Islam Syiah (OIC) Ayatollah Sheikh Isa Qasem, selama acara yang diadakan Rabu malam, berteriak, "Labbaik ya Hassn, Labbaik ya Hadi, yang berarti kami menjawab panggilanmu Imam Hassan dan Imam Hadi," sehingga massa pun berteriak mengikuti teriakannya.

Sebelas masyarakat Islam Syiah Bahrain mengeluarkan pernyataan yang beragam dan mengutuk pemboman itu serta menggambarkannya sebagai tindak kejahatan dan pengecut yang dilakukan oleh kelompok Takfeereah --yaitu kelompok yang berusaha mencap umat Muslim yang berbeda pendapat dengan mereka sebagai orang kafir. Dewan Agama Islam Tertinggi Bahrain (SIC), yang terdiri atas ulama Sunni dan Syiah, juga mengutuk serangan tersebut dalam pernyataan terpisah.

Kedua pernyataan itu memperingatkan bahwa orang yang melakukan serangan tersebut berusaha merusak persatuan kaum Sunni dan Syiah. Bahrain, yang diperintah oleh kaum Sunni, memiliki banyak pengikut Syiah --yang bereaksi sejalan dengan perkembangan yang mempengaruhi kaum Syiah di wilayah tersebut, terutama di Iran dan Irak, karena keterikatan sejarah mereka.

Pemboman itu sudah menyulut kekhawatiran mengenai perang saudara di Irak, menyusul laporan tentang serangan pembalasan terhadap pengikut Sunni --kejadian yang diduga akan menimbulkan bayangan hitam dalam hubungan masyarakat Sunni dan Syiah di seluruh wilayah tersebut.(Ant/DPA/Ba)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua