Hindu

Kemanusiaan dalam Hindu

I Ketut Wiguna

I Ketut Wiguna

Om Swastyastu. Umat sedharma di manapun berada. Semoga selalu berbahagia. Mimbar Hindu kali ini mengangkat tema “Kemanusiaan dalam Hindu”. Kemanusiaan dapat diartikan sebagai sifat-sifat manusia atau sifat yang melandasi hubungan antar manusia.

Sesungguhnya setiap insan dilahirkan ke dunia pada akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Sebelum kembali kepada Tuhan, umat manusia diharapkan dapat membangun sifat-sifat ketuhanan di dalam dirinya, atau membangun sifat ilahiah di dalam dirinya. Sehingga, setiap insan benar-benar menjadi insan yang humanis, penuh kasih sayang, saling menyayangi satu dengan yang lain.

Untuk dapat menjadi insan yang penuh kasih sayang, dapat dilakukan dengan cara membangun nilai. Melalui membangun nilai, setiap insan tidak hanya mampu mengangkat derajat kemanusiaannya dari derajat kebhutaannya. Bahkan, lebih dari itu, ia mampu meningkatkannya mencapai derajat kedewataannya.

Membicarakan tentang kemanusian, maka ada dua aspek yang perlu kita bahas, yaitu: manusia itu sendiri dan kegiatan kemanusiaan.

Manusia

Hindu dikenal sebagai agama yang sejak ribuan tahun lalu telah mempelajari sosok manusia seutuhnya. Berbagai pustaka suci dan karya-karya sastra menjelaskan tentang sosok manusia itu sendiri, proses penciptaanya, dan peleburannya.

Filsafat Samkya misalnya, menjelaskan secara cukup detail bagaimana proses penciptaan terjadi, mulai dari Purusha dan Prakerti, terbentuknya Mahat sebagai unsur pertama, yang kemudian pada akhirnya sampai pada terbentuknya materi kasar yang kita kenal sebagai unsur Panca Maha Bhuta, yang terdiri dari pertiwi, apah, teja, bayu, dan akasa.

Badan fisik kita sendiri digambarkan dibentuk dari Sad Rasa yang merupakan inti dari sari-sari makanan. Di dalam Upanishad, lapisan badan fisik ini dikenal sebagai badan yang dibentuk oleh makanan, atau disebut sebagai Anamaya Kosha. Pembahasan tentang manusia juga banyak dibahas dalam karya-karya sastra tentang Manusia Tattwa (Realitas Manusia).

Dengan memahami hakikat jati diri kita melalui filsafat dan sastra-sastra utama yang ada, diharapkan kita dapat memahami bagaimana proses penciptaan (dari Sunya Tattwa menuju Sarwa Tattwa) terjadi dan mengetahui jati diri kita sesungguhnya, yang suci dan merupakan perwujudan dari kasih sayang itu sendiri (Karuna Avataram).

Kegiatan Kemanusiaan

Dalam melaksanakan kegiatan kemanusian, insan Hindu dibekali dengan berbagai prinsip yang bersifat universal. Dasar moral orang Hindu adalah harmoni-keselarasan. Kesadaran moralnya terutama ditujukan untuk kesejahteraan bhatin, lebih bersifat ke dalam diri, dengan terbuka ia akan menerima, mendengar, menunggu, dan berusaha memahami. Tidak berusaha memaksakan diri. Tidak berusaha untuk mengubah realitas. Kehidupan dijalani untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan-nya, yang terangkum dalam etika Tri Hita Karana.

Pandangan hidup orang Hindu bersifat holistik, menyeluruh, tidak memisahkan individu dengan lingkungan. Manusia dianggap merupakan kesatuan eksistensi yang mencakup segalanya. Gejala di dalamnya merupakan sebuah perencanaan besar yang teratur dan saling berhubungan. Manusia dianggap bagian makrokosmos yang disebut mikrokosmos.

Orang Hindu percaya akan hukum karmapala, setiap perbuatan akan mendatangkan akibat, dan menentukan kecenderungan-kecenderungan. Karmapala dipahami sebagai buah perbuatan, kadang-kadang dihubungkan dengan buah perbuatan sendiri di waktu lampau, sewaktu eksistensi kehidupan dahulu.

Dengan latar belakang ini, orang Hindu dilatih dan dididik untuk menjadi manusia bijaksana, mengetahui proporsi yang tepat dalam berpikir, merasa, bersikap dan tingkah laku. Orang Hindu dididik untuk tidak pernah membiarkan pikiran menjadi dominan sampai menguasai seluruh kesadaran dan merusakkan keseimbangan psikologis, menghindari disharmoni. Orang Hindu dididik untuk selalu toleran dengan kontras, dengan perbedaan pendapat, dengan dialektis atau bahkan dengan relativitas. Karena pengertian tersebut, orang harus menghormati pendapat orang lain.

Prinsip-prinsip universal lain yang juga menjadi pijakan bagi insan Hindu dalam melaksanakan kegiatan kemanusiaan bersama sesama adalah konsep Tat Twam Asi (Aku adalah Kamu) dan Vasudhaiwa Kutumbakam (Kita adalah Keluarga Dunia). Dalam kehidupan sehari-hari, merealisasikan spirit dan nilai-nilai tersebut memang tidak selalu mudah, apalagi di zaman seperti sekarang ini, tantangannya sangat berat. Namun demikian, seperti dikatakan dalam Mundaka Upanishad, sekecil apapun langkahmu, jika dilakukan dengan penuh cinta kasih dan bhakti, maka Tuhan sendiri akan hadir membantu kita.

Bhakti mengandung makna pengabdian secara total (sepenuh hati). Dalam Bhakti, terkandung spirit aktif dan partisipatif. Sementara cinta kasih buahnya adalah pelayanan (Sewanam). Jadi, agar kegiatan kemanusian yang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai Hindu mewujud riil dalam kehidupan sehari-hari, maka dasarnya adalah pelayanan yang tulus ikhlas, secara aktif dan tanpa pamrih, berlandaskan pada ajaran Dharma (Dharma Sevanam Bhakti).

Demikianlah ulasan singkat tentang Kemanusia dalam Hindu dan semoga dapat memberikan inspirasi kepada semua umat Hindu di mana pun berada. Sehingga, kita semua dapat menjadi pribadi-pribadi yang humanis, penuh kasih sayang, saling menyayangi satu dengan yang lain.

Om Santih Santih Santih Om.

I Ketut Wiguna (Rohaniwan Hindu)

Hindu Lainnya Lihat Semua

I Gusti Agung Istri Purwati, S.Sos, M.Fil.H (Penyuluh Agama Hindu Kankemenag Badung, Bali)
Mengatasi Stres

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan