Internasional

Kemenag Bekali Ribuan Guru Madrasah tentang Pembelajaran Digital dan Global

webinar Internasional

webinar Internasional

Jakarta (Kemenag) --- Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag memberikan penguatan terhadap ribuan guru madrasah terkait pembelajaran digital. Pembekalan yang digelar dalam bentuk internasional webinar ini berlangsung pada 6 Agustus 2021, bekerja sama dengan Generation Global, sebuah organisasi non profit yang bermarkas pusat di United Kingdom.

Hampir 5000 guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) dari seluruh Indonesia ikut dalam webinar yang dipandu Yuna Kadarisman ini. Hadir sebagai Keynote Speaker, Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani. Direktur GTK Madrasah Muhammad Zain menyampaikan Opening Remarks sekaligus membuka webinar.

Adapun empat pembicara dari generation global, yaitu: Lucy Hayter – Director of Generation Global yang bermarkas di United Kingdom, Shruti Sharma - Partnerships, Marketing & Communication Lead of Generation Global di India, Ahmad Thohir Yoga - Coordinating Teacher of Generation Global di MAN 2 Kota Malang, dan Wati Wardhani - Country Coordinator Generation Global Indonesia.

Keempat panelis tersebut masing-masing menyampaikan materi tentang Fostering Global Citizenship Education for the Youth through Generation Global (Lucy); Bridging Global Students’ Connection through the Ultimate Dialogue Adventure (Shruti); Best Practice on the Implementation of Generation Global in Indonesian Schools (Yoga); dan Generation Global Outlook in Indonesia (Wati)

Muhammad Zain menggarisbawahi pentingnya guru-guru madrasah menyesuaikan pendekatan pembelajaran di kelas. Menurutnya, di era yang serba digital saat ini, guru harus benar-benar mempersiapkan generasi mendatang agar siap menjadi bagian dari masyarakat dunia.

“Pendidikan saat ini harus mempersiapkan peserta didik memiliki ketangkasan global (global dexterity) dan generation global merupakan platform pendidikan global yang sangat relevan dengan kebutuhan tersebut,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani. Dia menggarisbawahi pentingnya guru madrasah meningkatkan kompetensi dan wawasan global serta harus mulai berkolaborasi dengan jaringan-jaringan pendidikan, baik domestik maupun internasional.

“Guru diharapkan mampu memilih platform digital internasional seperti generation global yang fungsional dan bisa dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mulai belajar menjadi bagian dari masyarakat dunia,” tuturnya.

Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini mengaku bangga dengan terobosan MAN 2 Kota Malang sehingga bisa menjadi role model dan inspirasi dalam membangun dan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga pendidikan internasional, seperti generation global. “Saya berharap akan semakin banyak MTs dan MA yang bisa mengikuti jejaknya,” ujarnya.

Sebagai panelis pertama, Lucy Hayter, yang membawakan materi Fostering Global Citizenship Education for the Youth through Generation Global mengungkapkan pentingnya pendidikan tentang global citizenship bagi anak-anak muda di seluruh dunia. Dalam dunia yang ‘tanpa batas’ saat ini, generasi muda perlu dibekali keterampilan untuk berdialog secara saling menghargai tentang isu-isu penting terkini yang ada di dunia. Generation global hadir dengan semangat memfasilitasi dialog-dialog yang sehat dan saling menghormati antar anak-anak usia sebaya yang beragam latar belakang budayanya di seluruh dunia.

Shruti Sharma menjelaskan tentang fitur-fitur baru dari platform generation global yang bernama Ultimate Dialogue Adventure (UDA). Dia menyebutkan bahwa fitur UDA muncul sebagai respon terhadap pandemi global Covid 19 di mana proses pembelajaran di seluruh dunia serta merta berubah menjadi online. Dengan fitur UDA tersebut, proses dialog dan sharing antar siswa dan guru yang tergabung di platform generation global tersebut berubah dari yang klasikal menjadi lebih individualized. Semua sumber belajar yang berupa modul tentang topik yang berbeda-beda bisa diakses dengan sangat mudah oleh siswa dan guru.

Panelis ketiga, Ahmad Thohir Yoga berbagi pengelaman tentang bagaimana dia mengintegrasikan modul-modul generation global dalam rencana pembelajaran dan evaluasi yang disusunnya bersama tim rumpun Bahasa Inggris di MAN 2 Kota Malang. Dia menjelaskan, salah satu alasan memanfaatkan sumber belajar dan kegiatan dialog dalam generation global karena ingin menaikkan level dan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. Hal terpenting dari dialog-dialog interaktif di Ultimate Dialogue Adventure, menurut Yoga adalah sudah saatnya suara, pendapat, argument, dan nilai-nilai holistik ajaran Islam dari anak-anak madrasah ini didengar dan diketahui oleh teman sebaya mereka yang memiliki budaya dan nilai-nilai yang berbeda di belahan dunia yang lain.

Sementara Wati Wardhani, selaku panelis terakhir memberikan gambaran umum tentang bagaimana potret generation global di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Wati mengungkapkan tentang mimpi besarnya yakni semakin banyaknya guru-guru madrasah yang terhubung dengan generation global. Sebab, selama ini memang masih sangat sedikit madrasah yang terhubung dengan program ini. Wati lantas memandu peserta untuk memahami dan memanfaatkan fitur terbaru UDA secara sangat antusias dan interaktif.

Seusai webinar, Lucy Hayter mengapresiasi antusiasme peserta yang mencapai hampir 5000 orang. Dia mengaku senang dengan potensi kolaborasi antara generation global dengan Direktorat GTK Madrasah Kemenag RI. Menurutnya sangatlah penting mengambil peran positif dalam mempersiapkan anak-anak muda di madrasah untuk menjadi bagian dari solusi dan duta perdamaian serta toleransi dalam masyarakat dunia yang semakin kompleks ini, ungkapnya. (Yoga)


Editor: Moh Khoeron

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua