Nasional

Kemenag dan UNICEF Sinergi Peningkatan Gizi Madrasah

Direktur KSKK Madrasah, Moh Isom

Direktur KSKK Madrasah, Moh Isom

Jakarta (Kemenag) --- Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah dan lembaga UNICEF bersinergi dalam program dukungan gizi remaja untuk tahun anggaran 2022 sampai 2025. Direktur KSKK Madrasah, Moh Isom mengapresiasi dukungan penuh UNICEF melalui program hibah dalam rangka perbaikan gizi remaja, khususnya siswa madrasah.

"Program hibah tersebut harus benar-benar diatur dengan mekanisme yang baik agar tepat sasaran dan juga dukungan regulasi yang sesuai," pesan M Isom saat pembahasan program yang dipandu Kasubdit Kelembagaan Aceng Abdul Aziz dan Analis Kebijakan Ahli Muda pada Subdit Kelembagaan Zulkifli, di Jakarta, Rabu (2/3/2022).

Isom mengungkapkan, ada sejumlah hal yang harus dipertimbangkan dalam pemberian hibah. Pertama, lokus atau daerah sasaran penerima hibah harus ditentukan secara tepat. Kedua, mekanisme pemberian dengan pola Cash, Technical Assistance atau metoda Supply. Hal tersebut harus direncanakan dengan baik untuk memastikan program yang berjalan dengan positif, efektif, efisien dan memberikan dampak yang baik bagi perkembangan gizi siswa madrasah serta perkembangan mutu pendidikan.

"Selain itu, program perbaikan gizi adalah hal yang sangat krusial untuk dilaksanakan, mengingat sangat erat kaitanya dengan visi pemerintah dalam menurunkan kasus stunting (Gangguan Pertumbuhan Fisik, red) serta mewujudkan kelestarian dan kebersihan lingkungan di lingkup sekolah madrasah," ungkapnya.

Perwakilan dari pihak UNICEF, Yayuk Mukatimah dan Airin Roshita, mengutarakan beragam pokok kajian tentang rencana kolaborasi dan perbaikan gizi remaja. Menurutnya, UNICEF telah mengalokasikan sejumlah dana dan siap berkolaborasi dengan Direktorat KSKK dalam hal perbaikan gizi remaja atau siswa madrasah.

Bentuk kolaborasinya pun akan dilaksanakan di tiap-tiap jenjang, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Tsanawiyah (MTs), hingga Aliyah (MA). Hanya saja, di tiap jenjang tersebut berbeda perlakuan teknis pelaksanaannya.

Pada jenjang MI misalnya, akan dilakukan piloting finalisasi pengetahuan dasar keseimbangan gizi dengan target sasaran guru, orang tua, dan juga siswa. Sementara pada jenjang MTs dan MA, pokok pelaksanaan kegiatan berupa penyusunan juknis gizi remaja, pengorientasian program gizi remaja atau siswa madrasah dan pendampingan serta diseminasi program gizi remaja siswa madrasah.

Di akhir diskusi, Aceng Abdul Aziz menanggapi topik program kolaborasi, di antaranya perlu dilakukan penyusunan tim kerja dari Subdit Kelembagaan untuk menjembatani aktifitas kerja sama antara UNICEF dan Direktorat KSKK. Selain itu, sinergi ini juga harus didukung regulasi sebagai payung hukum resminya.

"Harapan positifnya, selain mampu menjangkau siswa madrasah, semoga tak tertutup pula kemungkinan program tersebut mampu merangkul lingkungan santri pada pondok pesantren dan masyarakat demi mencapai tujuan bersama yaitu kemaslahatan dan peningkatan mutu pendidikan berbasis agama," tandas Aceng. (Zul)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua