Internasional

Kemenag Matangkan Persiapan Armuzna, Skema Pelindungan Jemaah Jadi Perhatian Khusus

Arsad Hidayat (tengah) paparkan update persiapan puncak haji di Jeddah

Arsad Hidayat (tengah) paparkan update persiapan puncak haji di Jeddah

Jeddah (Kemenag) --- Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) menggelar rapat koordinasi untuk mematangkan persiapan proses rangkaian puncak haji, Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau yang sering dikenal dengan Armuzna. Rapat koordinasi difokuskan pada upaya pelindungan kepada jemaah haji Indonensia.

Rapat koordinasi berlangsung di gedung Kantor Urusan Haji (KUH), Jalan Turki, No 200, Jeddah, Arab Saudi. Hadir, tim Satuan Tugas (Satgas) Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Masing-masing satgas dicek satu persatu dan dberikan tanggung jawab

“Satgas Arafah menjadi tanggung jawab Daker Bandara, pra Armuzna harus melakukan koordinasi persiapan pelaksanaan untuk pelayanan di Kemah Misi Haji dan Pengawas Maktab. Juga harus melakukan sweeping akhir jemaah di Arafah pada 9 Zulhijah tengah malam,” kata Ketua PPIH Arsad Hidayat, Rabu (29/6/2022) di Jeddah.

Satgas Muzdalifah dipegang oleh Daker Makkah. Tim ini harus mensweeping hotel jemaah haji yang berada di Makkah pada 8 Zulhijah. Selain itu, satgas Muzdalifah juga melakukan pengawasan Maktab. Mereka melakukan pemantauan dan pengawasan layanan kedatangan dan penempatan jemaah di Muzdalifah,

“Juga pengamanan jemaah yang terpisah dari rombongan dan melakukan pemberangkatan jemaah ke Mina,” kata Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) ini.

Untuk Satgas Mina, tanggung jawab diberikan kepada tim Daker Madinah. Tim ini di antaranya bertanggung jawab melakukan pengawasan di Maktab. Yaitu melakukan pemantauan dan pengawasan layanan kedatangan, penempatan jemaah di Maktab, dan mengecek fasilitas tenda jemaah.

“Juga melakukan pendistribusian katering dan konsentrasi dalam pemberangkatan Jemaah Kembali ke Makkah,” tukas Arsyad.

Wakil Ketua PPIH Nasrullah Jasam menambahkan bahwa dalam rakor skema persiapan Armuzna juga dibahas secara khusus tim Management Crisis Rescue (MCR). Tim ini terdiri dari satu kelompok komando dan lima kelompok rescue.

Kelompok komando, lanjut Nasrullah, terdiri dari empat komandan pengamanan jemaah. Sedangkan tim rescue beranggotakan 14 orang, terdiri atas 1 orang komandan dilengkapi 13 anggota dari Pam Sektor Khusus, Dokter, EMT, dan P3JH.

“MCR bertugas membantu jemaah yang memerlukan penanganan, baik lupa arah jalan dan rawat darurat di lokasi. Tim ini bertugas secara mobile, baik di Arafah, Mina dan sekitar Jamarat,” kata Alumni Pesantren Assidiqiyyah Jakarta ini.

Rute jemaah dari Makkah ke Arafah sejauh 22 km, setara stasiun Gambir ke Kampus UIN Jakarta. Dari Arafah, jemaah akan bergerak ke Muzdalifah sejauh 4 km, lalu ke Mina. Jarak antara Muzdalifah ke Mina sejauh 2 km. Lalu terakhir, jemaah kembali ke Makkah yang jaraknya dari Mina sekitar 7 km, atau setara jarak antara Masjid Istiqlal dengan Masjid Al Azhar di daerah Blok M Jakarta.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Solla Taufiq

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua