Nasional

Kilas Balik 2022, Masjid Raya Sheikh Zayed dan Persahabatan Indonesia - PEA

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Jakarta (Kemenag) --- Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA) memiliki hubungan istimewa. Kedua negara ini bersahabat baik. Presiden RI Joko Widodo memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden Syekh Zayed (Almarhum) dan Presiden Mohamed bin Zayed.

Persahabatan kedua negara ini terabadikan dalam beberapa monumen. Misalnya, ada jalan tol layang Mohamed bin Zayed (MBZ) di Jakarta dan jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi.

Terbaru, ada Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo. Masjid Raya ini merupakan hadiah dari Presiden PEA kepada Indonesia. Masjid ini merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi, UEA, sehingga desainnya dirancang mirip dengan aslinya.

Masjid Raya Sheikh Zayed di Surakarta ini diresmikan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo dan Presiden PEA Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan pada 14 November 2022. Sebagai tindak lanjut, kedua pihak pada 12 Januari 2023 telah menandatangani kesepakatan pengelolaan bersama Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Kesepakatan ini ditandatangani Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin dan Rektor Universitas Muhammad Bin Zayed PEA, Khaled Salem Al-Yabhouni Al-Dhahrei, di Solo.

Kementerian Agama menunggu serah terima masjid itu sebelum dibuka untuk umum. Selain pengelolaan bersama, ditandatangani juga MoU tentang pembangunan Solo Culture Center atau Islamic Center yang terintegrasi dengan Masjid Raya Sheikh Zayed. Pembangunan itu sepenuhnya akan dibiayai pemerintah PEA. Menurut Kamaruddin, lahan yang digunakan merupakan aset Kementerian Pertahanan yang diserahkan kepada Kementerian Agama

Peresmian Masjid Raya ini pada November tahun lalu, ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh kedua pemimpin negara bersahabat ini. Sebelumnya, tiba di Masjid, Presiden Joko Widodo dan Presiden Muhammad bin Zayed melaksanakan salat sunah Tahiyatul Masjid terlebih dahulu.

Usai menandatangani prasasti, Presiden Joko Widodo dan Pangeran Zayed juga melakukan penanaman pohon Sala di area Masjid, sebagai bentuk simbol persahabatan kedua negara.

Turut Hadir mendampingi sejumlah pejabat negera Menteri Kabinet Indonesia Maju, di antaranya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri BUMN Erick Tohir.

Selain itu hadir juga para pejabat daerah yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, serta Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Pengembangan Dunia Keislaman

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas berharap masjid pemberian Presiden UEA ini dapat menjadi tempat pengembangan dunia keislaman di Indonesia, bahkan dunia.

“Ini Masjid yang sangat indah. Saya berharap masjid ini mampu memberikan kontribusi bagi umat dalam pengembangan keislaman yang rahmatan lil alamin,” terang Menag di Surakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo pada seremonial peresmian.

“Selain itu, semoga (masjid ini) mampu membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia khususnya Solo, dengan kegiatan-kegiatan produktif ke depannya,” sambungnya.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menambahkan, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo diproyeksikan menjadi contoh tata kelola masjid yang profesional bagi masjid-masjid lain di seluruh Indonesia. "Hadirnya Masjid Raya Syeikh Zayed Solo diharapkan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara profesional, baik idarah (manajemen), imarah (memakmurkan), dan riayah-nya (pemeliharaan)," ujarnya.

Menurutnya, masjid merupakan ruang kontestasi dan diseminasi informasi yang paling dipercaya publik. Merujuk pada fungsi masjid dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW melakukan ibadah dan pendidikan agama, konsultasi dan komunikasi masalah ekonomi dan kewirausahaan di masjid.

"Selain itu, Masjid Sheikh Zayed Solo juga menjadi kebanggaan dan daya tarik wisata religi, sekaligus menjadi penanda adanya persahabatan dan kerja sama antarbangsa dalam penguatan peradaban Islam yang ramah untuk semua," katanya.

Kamaruddin juga berharap, Masjid Raya ini bisa menjadi pionir penguatan moderasi beragama. Menurutnya, upaya yang tengah dilakukan bukan hanya karena moderasi beragama telah menjadi program prioritas Kemenag, tetapi, karena penguatan moderasi beragama memang diperlukan.

"Masjid menjadi salah satu fokus penting penguatan moderasi karena di masjid-lah umat beragama secara rutin berkumpul. Saya sering mengatakan masjid sebagai Mega Pesantren, tempat di mana jutaan umat Islam beribadah dan menambah ilmu tiap harinya, sehingga masjid harus menjadi sarana edukasi keagamaan yang moderat," pungkasnya.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Romadaniel

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua