Nasional

Kontroversi Poligami Karena Dominasi Penafsiran yang Bias Gender

Yogyakarta, 16/12 (Pinmas) - Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan kontroversi tentang poligami muncul khususnya di kalangan umat Islam adalah akibat dominasi penafsiran yang bias gender. "Sehingga, isteri yang dimadu hanya dijadikan obyek pasif yang tidak memiliki kekuatan apa-apa," kata Sultan dalam sambutannya pada peringatan HUT ke-7 Dharma Wanita Persatuan Tingkat DIY di Kepatihan Yogyakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, secara demografis penikmat poligami sering mengemukakan argumen statistik bahwa yang dilakukannya merupakan amalan mulia untuk menutupi kesenjangan jumlah lelaki dan perempuan. Padahal, sesungguhnya meski jumlah perempuan lebih banyak, namun hanya pada perempuan usia di atas 65 tahun atau di bawah usia 20 tahun. "Untuk kelompok umur 25 hingga 49 tahun, jumlah lelaki lebih banyak," katanya.

Oleh karena itu, menurut gubernur, yang terpenting bagi anggota Dharma Wanita Persatuan adalah menjaga keharmonisan perkawinan dengan saling berbagi, mencintai, menghargai dan menghormati. Juga saling melengkapi, melindungi dan memperlakukan pasangan dengan baik. Sultan HB X pada bagian lain dalam sambutannya mengatakan upaya untuk mengurangi atau menghapus kekerasan terhadap perempuan harus sejalan dengan pemberdayaan di bidang ekonomi.

"Itu sesuai pemikiran RA Kartini lebih dari satu abad yang lalu yang menyebutkan setiap perempuan harus memiliki kemandirian secara ekonomi agar punya kuasa dan posisi dalam rumah tanggga," kata dia. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Sultan harus dilakukan penguatan terhadap kaum perempuan, sehingga memiliki posisi yang baik dalam bidang ekonomi sosial maupun politik. Kata dia, dalam hal ini pendidikan perempuan harus ditekankan pada kemandirian, sehingga mereka paham dan menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi sekedar pelayan dalam rumah tangga.

"Perempuan Indonesia bukan bunga, tetapi jadikan ia percikan bunga api," katanya. Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan Tingkat DIY Ny Tri Harjun Ismaji mengatakan, dalam rangkaian memperingati HUT ke-7 organisasi wanita ini telah diselenggarakan berbagai kegiatan di antaranya pemberian bantuan berupa sembako (sembilan bahan kebutuhan pokok) bagi para korban gempa, serta bhakti sosial kemanusiaan antara lain donor darah. Pada acara tersebut juga hadir isteri Gubernur DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas selaku pembina Dharma Wanita Persatuan Tingkat DIY.(Ant/Myd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua