Daerah

Menag Dukung Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagaman di Tapanuli Tengah 

Menag menerima audiensi Ketua Dewan Pembina Yayasan Matauli, Akbar Tanjung, Selasa (18/1/2022)

Menag menerima audiensi Ketua Dewan Pembina Yayasan Matauli, Akbar Tanjung, Selasa (18/1/2022)

Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendukung rencana pengembangan pendidikan tinggi di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dukungan ini dikemukakan Menag saat berdiskusi dengan dengan Ketua Dewan Pembina dan Pendiri Yayasan Maju Tapian Nauli (Matauli) Akbar Tanjung, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.

“Saya menyambut baik rencana ini. Saya tertarik dengan rencana pengembangan program studi Peradaban Islam. Hebat dan menarik sekali,” tutur Menag Yaqut, Selasa (18/1/2022).

Menag menuturkan, pengembangan pendidikan keagamaan amat memerlukan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat. “Karenanya saya berharap usulan ini nantinya juga dapat memberikan manfaat kepada kehidupan beragama masyarakat, terutama di Tapanuli Tengah. Tentunya kita juga harus memperhatikan persyaratan-persyaratannya agar terpenuhi,” sambung Menag yang juga didampingi Dirjen Pendidikan Islam M. Ali Ramdhani.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Yayasan Matauli, Akbar Tanjung menyampaikan kepada Menag, bahwa lembaga yang dibinanya berencana mengembangkan pendidikan keagamaan di Tapanuli Tengah dengan mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). “Lahannya sudah kami siapkan. Posisinya tidak jauh dari Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Barus,” ungkap Akbar Tanjung.

Ia memaparkan, rencana pembangunan STAI Barus ini merupakan salah satu upaya untuk memperluas kesempatan bagi generasi muda di Barus melanjutkan pendidikan tinggi. “Karena kalau untuk melanjutkan ke universitas negeri di kota masih agak sulit, jadi kami ingin mengembangkan ini,” ujar politikus partai Golkar ini menjelaskan.

Pria kelahiran Sibolga, Sumatera Utara ini juga berharap STAI Barus juga dapat menjadi rujukan pendidikan keagamaan di Sumut. “Semoga dari sini juga bisa lahir alumni-alumni yang mengusung nilai-nilai moderasi beragama. Sama seperti hal yang selama ini disampaikan Pak Menteri,” tutur mantan Ketua DPR RI ini.

Sementara Ketua Umum Yayasan Matauli Fitri Tanjung mengungkapkan STAI Barus nantinya menjadi lembaga pendidikan tinggi kedua yang akan dikelola yayasannya. “Sebelumnya kami sudah mengelola SMA, dan Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli. Untuk STAI Barus ini kami telah menyiapkan lahan seluas 4Ha. Kami juga akan membangun dormitory untuk siswa,” tutur Fitri.


“Rencananya kami akan membuka dua prodi terlebih dahulu, yaitu Prodi Peradaban Islam dan Prodi Agama-agama. Dan untuk Angkatan pertama, rencananya akan diberikan beasiswa penuh atau full scholarship,”tutur Fitri.

Barus berjarak 290 kilometer dari Kota Medan, ibu kota Sumatera Utara. Jika ditempuh melalui jalur darat memakan waktu sekitar 7 jam perjalanan. Dari Kota Sibolga, butuh waktu perjalanan darat sekitar 2 jam saja. Beberapa literatur menyebutkan, Barus merupakan tempat bersejarah peradaban dan masuknya Islam di Nusantara.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Sadzily, Staf Ahli Menag Bidang Hukum dan HAM Abu Rokhmad, Sekretaris Ditjen Pendis Rokhmat Mulyana, dan Tenaga Ahli Menag Hasan Basri Sagala.


Editor: Indah
Fotografer: Sugito

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua