Internasional

Menag Tutup Konferensi Internasional Media Islam ke-3

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Suryadharma Ali menutup Konferensi Internasional Media Islam ke-3 yang berlangsung 3 – 5 Desember di Jakarta. Menag berharap pada konferensi yang akan datang sudah dibahas implementasi dari keinginan bersama umat Muslim memiliki media Islam internasional yang dapat menjadi alternatif terhadap dominasi media Barat.

“Jika pada konferensi pertama, kedua, dan ketiga masih pada pemikiran, kita berharap konferensi mendatang sudah pada implementasi,” kata Menag pada penutupan konferensi, Kamis (5/12) sore.

Acara penutupan dihadiri Sekjen Rabithah Alam Islami Syekh Abdullah bin Abdul Mohsen Al-Turki, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Al Mubarak, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, dan Rektor UIN Jakarta Komaruddin Hidayat.

Dalam kesempatan ini, Ketua Organisasi Islam Internasional Media Hassan Al-Ahdal membacakan rekomendasi konferensi.

Menag Suryadharma Ali berharap agar media Islam dapat menghapus stereotip negatif yang selama ini diberitakan media Barat terkait dengan Islam dan umat Islam. Kita mempunyai kepentingan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam dapat mengelola media dengan baik, bermartabat, dan bertanggungjawab dengan tidak meninggalkan profesionalisme dan orientasi bisnis yang sehat.

Menag mengatakan, kehadiran media yang didukung teknologi komunikasi dan informasi sudah semestinya mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari praktisi media, para tokoh Islam, pemerintah dan masyarakat Muslim sendiri sehingga arahnya dapat menjaga dan membimbing umat Islam dalam mengarungi era perubahan global ini.

“Seperti kita ketahui, bahwa meski media memiliki sisi negatif, tetapi sesungguhnya media dapat diarahkan ke arah yang lebih positif. Untuk itu, kerjasama internasional di bidang media Islam menjadi sangat penting dan mendesak,” kata Suryadharma Ali.

Oleh karena itu lanjutnya, pada konferensi ketiga ini rekomendasi yang berisi komitmen media Islam untuk bertanggungjawab terhadap masa depan umat manusia, khususnya umat Islam, diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk upaya bersama melalui program program pendidikan, penerbitan, pertukaran informasi dan kerjasama bisnis media.

“Bersama Rabithah Alam Islami, Pemerintah Indonesia insya Allah akan menindaklanjuti semua butir-butir rekomendasi konferensi ini dan menjadikannya sebagai sebuah tanggungjawab akan masa depan Islam dan umat Islam di muka bumi ini,” tandas Menag.

Dengan adanya komitmen ini juga menunjukkan bahwa Islam bukan hanya akan memberi manfaat bagi umat Islam, namun juga memberi manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia sejalan dengan pesan yang diturunkan ajaran Islam di muka bumi ini sebagai rahmatan lil alamin.

“Atas nama Pemerintah Indonesia, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Rabithah Alam Islami yang telah memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk menyelenggarakan konferensi media ini untuk ketiga kalinya,” kata Menag.

Konferensi Internasional Media Islam pertama kali digelar di Jakarta pada 1-3 September 1980, saat itu disebut dengan Muktamar I Penerangan Islam Internasional, dibuka oleh Presiden RI Soeharto, dan diikuti 450 tokoh penerang Islam dari pelbagai penjuru dunia.

Konferensi Internasional Media Islam ke-2 dihelat 12-15 Desember 2011 di Hotel Sultan Jakarta, dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono diikuti 400 peserta dari berbagai negara. Sementara Konferensi ke-3 berlangsung 3-5 Desember di Hotel Shangrila Jakarta, diikuti 400 peserta dari 53 negara. (ks/mkd/mkd)

Tags:

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua