Buddha

Menjadi Umat Moderat

Ilustrasi

Ilustrasi

Attanameva pathaman, patirupe nivesaye. Athannamanusaseyya, na kilisseyya pandito. Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan dirinya sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela. (Dhammapada, syair 158)

Tanggal 3 Januari 2021, Kementerian Agama genap 75 tahun menunaikan tugasnya menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. Momentum tersebut oleh seluruh keluarga besar Kementerian Agama diperingati sebagai hari bersejarah yang kemudian dikenal dengan Hari Amal Bakti (HAB).

Tema yang diusung pada peringatan HAB tahun 2021 adalah “Indonesia Rukun”. Merupakan tema yang sangat bermakna. Pesan penting yang ingin disampaikan adalah hadirnya suasana kehidupan yang damai dan harmonis.

Sebagai sebuah bangsa yang besar yang memiliki bermacam suku bangsa, yang berbeda-beda adat-istiadat, budaya, dan agama, kerukunan menjadi sangat penting untuk diwujudkan. Seluruh keanekaragaman yang ada perlu dikelola dengan baik agar dapat tumbuh berkembang saling melengkapi dalam menciptakan kehidupan yang rukun. Masing-masing diberikan ruang untuk berekspresi dan bereksistensi sesuai dengan ketentuan norma atau hukum yang berlaku. Kesemuanya itu adalah wajar, namun menjadi tidak wajar atau bahkan dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa manakala ada sekelompok orang menganggap diri mereka sebagai ‘kelompok superior’ dan merasa memiliki privelege sehingga kemudian melakukan provokasi intimidatif terhadap kelompok lain atau mengarahkan pendukungnya baik langsung maupun tidak langsung ke arah intoleran dan ekstrem. Karena itu negara hadir untuk mencegah timbulnya benih-benih perpecahan anak bangsa.

Strategi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Rukun adalah melalui Moderasi Beragama. Moderasi dapat menjadi kunci terciptanya kerukunan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bangsa, bahkan di tingkat global. Kerukunan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa ditengarai dapat diwujudkan manakala masyarakat kita memiliki pemahaman dan praktik keagamaan yang moderat. Agama tidak hanya sebatas dipahami sebagai teori semata, namun nilai-nilai agama harus dipraktikan dalam kehidupan, sehingga agama mampu memotivasi terciptanya harmoni dan relevansi antara teori dan sikap keagamaan yang berbaur dengan adat istiadat, budaya, dan aspek keberagaman lainnya secara seimbang.

Dalam perspektif Buddhis, sikap dan perilaku moderat telah diterangkan Guru Agung Buddha dalam Dhammacakkapavattana-sutta (khotbah Buddha yang pertama kali), yaitu, dalam Majjhimapatipada (Jalan Tengah). Dalam khotbah tersebut, Guru Agung Buddha mengajarkan pentingnya menghindari dua jalan ekstrim sehingga tercapai keharmonisan dalam kehidupan sosial bermasyarakat dan kehidupan spiritual beragama.

Membentuk karakter moderat memang bukan hal yang mudah, apalagi mengubah pemikiran yang telah dikuasai dengan paham keagamaan yang membuta atau melekat kuat pada idealisme keagamaan yang keliru serta fanatikisme berorientasi radikal. Namun, hal ini bukan berarti tidak dapat dilakukan dan diwujudkan. Untuk mewujudkannya, diperlukan kerjasama semua pihak terutama tokoh agama dan pemerintah, kesabaran, komitmen, dan aktifitas terus-menerus hingga umat beragama yang moderat benar-benar dapat diwujudkan. Sudah tentu tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan perlu untuk memeliharanya terus menerus agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga selamanya.

Sebagai umat Buddha, praktik kehidupan beragama yang moderat adalah dengan terus menebarkan nilai-nilai kebajikan kepada semua umat manusia. Jadikan nilai-nilai dharma sebagai inspirasi dalam melaksanakan peran sosial kemasyarakatan. Dengan demikian buah kebajikan tidak hanya menjadi milik diri sendiri tetapi juga bermanfaat untuk orang lain, yang pada akhirnya dapat menjadi sumber kebajikan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Selamat Hari Amal Bakti Kementerian Agama Ke-75. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Caliadi (Dirjen Bimas Buddha)



Buddha Lainnya Lihat Semua

Ilustrasi
Kasih Sayang Ibu
Buddha Wacana
Keyakinan Benar

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan