Internasional

MTQ Internasional di Indonesia Diusulkan Setahun Sekali

Jakarta (Pinmas) - Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional ke-2 di Jakarta berlangsung sukses. Bukan hanya melahirkan prestasi tapi juga prestise bagi Indonesia. Namun demikian rentang waktu yang terlalu panjang antara pelaksanaan MTQ Internasional pertama tahun 2003 dengan event kedua menjadi perhatian dari sejumlah tokoh. "Idealnya setiap tahun atau dua tahun sekali," kata Mubarak, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal kepada pers di Jakarta, Sabtu (14/9) malam disela acara penutupan MTQ Internasional ke-2. Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan populas Muslim terbesar di dunia mencapai 200 juta jiwa dari jumlah keseluruhan yang kini mencapai 1,6 milyar jiwa. Disamping itu, pelaksanaan MTQ di Indonesia sudah menjadi tradisi bukan hanya tingkat nasional, tapi mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan dan seterusnya. Karena itu lanjut Mubarak, sudah sepantasnya pelaksanaan MTQ Internasional di Indonesia dilakukan dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. "Mungkin tiap tahun, pada bulan yang dekat dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI, di bulan Agustus atau September," usulnya. Hal senada disampaikan Said Agil Husin Almunawwar, mantan Menteri Agama RI yang juga Ketua Umum DPP IPQAH (Ikatan Persaudaraan Qari Qariah dan Hafidz Hafidzah. Ia mengatakan, MTQ Internasional pertama dilaksanakan 10 tahun lalu, baru tahun ini digelar kembali. "Semoga yang berikutnya bisa tiap tahun, ini tergantung pemerintah," ujarnya. MTQ Internasional ke-2 berlangsung 11-15 September 2003 diikuti peserta dari 20 negara. Event ini dibuka oleh Wakil Presiden Boediono dan ditutup oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar. Peserta Indonesia menoreh prestasi yang membanggakan, meraih juara umum melalui penampilan Jajang Hasanuddin yang meraih juara pertama untuk cabang tahfidz (hapal) Al Qur'an dan qari Duduy Sa'dillah meraih juara kedua cabang tilawah. (ks)
Tags:

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua