Nasional

NU Mulai Terganggu Ulama Yang Terlibat Politik Praktis

Surabaya, 28/7 (Pinmas) - Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudh menyatakan, corak keragaman dan watak kebangsaan Nahdlatul Ulama (NU) mulai terganggu dengan banyaknya kiprah ulama NU yang terlibat dalam politik praktis. Dalam sambutannya pada pembukaan Munas alim ulama dan konferensi besar NU di Surabaya, Jumat, Sahal yang juga Ketua Umum MUI itu mencontohkan keterlibatan ulama dalam perebutan kursi pilkada maupun konflik partai.

"Padahal peran ulama seharusnya menjadi pendorong dan pemberi arah bagi perkembangan politik, ekonomi dan sosial budaya," katanya.Ulama, katanya, harus menjadi sumber inspirasi dalam menjawab berbagai persoalan bangsa. Oleh karena itu, ia menambahkan, ulama diharapkan tidak melibatkan atribut-atribut NU dalam wilayah politik praktis. "Jika itu dilakukan, bukan hanya akan mencabik-cabik wajah NU tetapi akan membawa NU kehilangan pamornya," katanya pada acara yang dibuka Wapres Jusuf Kalla itu. Ia menegaskan, tidak menjadi masalah bagi warga NU yang terjun ke politik praktis, namun ia harus melepaskan diri dalam kepengurusan di organisasi terbesar di Indonesia tersebut.

Hal tersebut, katanya, sesuai dengan keputusan Muktamar NU di Boyolali Solo dan peraturan PBNU No 151/2005 yang mengharuskan kader NU memilih salah satu diantara menjadi pengurus harian NU atau pengurus parpol. Menyangkut komitmen NU untuk kembali pada khittah 1926, KH Sahal mengatakan, hal tersebut jangan hanya ditafsirkan NU menjauhi arena politik, tetapi khittah 1926 adalah memberi nilai-nilai pada idealitas dan mempersatukan umat. Solid dan utuhnya bangsa, katanya, ditandai dengan solid dan bersatunya para ulama.Sementara solidnya para ulama ditandai dengan solid dan utuhnya NU. "Hancurnya bangsa ini dimulai ketika para ulama bercerai berai dan hanya memikirkan dirinya masing-masing," ujarnya.(Ant/Ims)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua