Opini

Pakaian Agama, Belum Sentuh Esensi Dogma 

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr.Abd.Haris

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr.Abd.Haris

Simbol-simbol pakaian representasi.
Terlihat dengan angker seolah takut mendekati.
Semua serba putih seolah pakaian suci.
Namun ternyata belum juga sampai esensi.
Hanya mahkota agar orang lihat seperti-seperti.

Ah...gaya itu yang orang tertipu.
Seperti juga manusia dimana dielu-elu.
Dihormat dengan sepenuh disangka penghulu.
Ternyata kulit menutup apa isi yang selalu.
Tidak mudah orang melihat bahkan bisa tertipu.

Agama lebih sebuah media harga.
Belum lagi belum juga menjadi sukma.
Belum apalagi menjadi ajaran Rasulillah.
Hanya pemikat suara tentukan mahal mana.
Disanjung dikata seperti keledai jalan tanpa arah.

Rindu aku pada tokoh-tokoh terdahulu.
Memberi uswah dan ketatkan perilaku.
Bukan lagi pikirkan dan harapkan uang saku.
Bahkan mereka justru memberi tanpa ragu.
Terkelibat di mataku Kiyai Hasyim Asy'ari dan AWH sang putra.
Gus Dur dan bahkan para penerus dzurriyah.
Kiyai Bisri Syamsuri dan Kiyai Wahab Hasbullah.
Bahkan mereka dari tokoh-tokoh yang tidak kusebut namanya.
Sangat manis suara terdengar di semua telinga.

Sungguh terasa sepi teladan bak sufi.
Beragama sepenuh hati dan tanpa pamrih.
Bukan beda di mulut juga beda di sanubari.
Sungguh aku rindu meski di era disrupsi.
Namun tetap saja beragama harus sampai esensi.
Namun mengapa banyak sekali yang tak peduli.
Menyimpan bangkai di kolong tersembunyi?

Malang, 15 April 2021
'Abd Al Haris Al Muhasibiy



Opini Lainnya Lihat Semua

M. Fuad Nasar (mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK UIN Imam Bonjol Padang)
Imsak Setelah Puasa

Keislaman Lainnya Lihat Semua

Ahmad Zainul Hamdi, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI
Kenangan dan Kemenangan